Mengerikan! Cerita Horor Pabrik Gula Bagian Terakhir

Dijamin Bikin Merinding Dan Tegang Cerita Horor Pabrik Gula Bagian Terakhir

Nah, sesuai janji saya kali ini saya akan menceritakan Cerita Horor Pabrik Gula bagian ke 3 atau yang terakhir. Semoga kalian suka dengan cerita horor ini. Yuk tunggu apa lagi langsung aja di baca dan jangan lupa share ke teman-teman kalian.

Hal yang gak banyak orang tau adalah, saya tidak bisa lihat secara langsung tapi, saya bisa memvisualisasikan sesuatu dari cerita orang lain. lalu bagaimana saya tau tentang gadis kecil yang menunggu pohon beringin?

Endah lah yang memberitahu saya pertama kali akan sosok ini. Sosok yang akan saya ceritakan. Kita balik jauh ke belakang saat saya masih TK disini.

TK ini, di bangun sama persis di samping lahan kosong, bila di lihat dari denah lokasinya cukup jauh dari lapangan tenis, namun, jaraknya cukup dekat dengan pohon beringin.

Nah, pohon beringin inilah yang akan jadi fokus cerita kita sebelumnya, saya mau kasih tau. Sampai sekarang, tanggal 6 maret 2019, pohon beringin ini masih berdiri, termasuk lahan kosong itu yang memang tidak ada yang berani menyentuhnya. jujur, saya pengen ambil gambarnya, biar kalian bisa lihat, tapi, saya harus urungkan. Saya tau, mereka gak suka. Lanjut ke cerita. Ketika saya TK, pohon beringin tersebut memang seringkali mencuri perhatian saya, entah kenapa ada energi negatif yang bikin saya gak bisa mengalihkan pandangan tiap saya melewati halaman sekolah.

TK saya sendiri adalah bangunan peninggalan Belanda, sehingga desainya cukup seram banyak kisah mistis yang simpang siur selama saya bersekolah di TK ini. Salah satunya adalah sosok yang tinggal di pohon beringin tua tersebut, konon kabarnya, ada kuburan anak-anak disana, namun, belum ada bukti bahkan sampai Cerita Horor Pabrik Gula ini saya tulis. jujur, sekarang saya merinding. Namun, kisah lain juga tidak kalah mengerikan, satu yang selalu di ceritakan turun temurun, dahulu beredar cerita bahwa pondasi yang di gunakan untuk bangunan sekolah adalah kuburan kuda.

Jadi, dulu ini adalah tempat penjagalan kuda, dimana kepala dan tubuh binatang tersebut tersebar disini sehingga, setiap malam, Pak abut si penjaga sekolah seringkali mendengar suara kuda meringkih. Ngomong soal suara kuda, Kisah ini berkaitan dengan suara yang di dengar mas Hendra, jadi yang jelas, zona utara adalah zona dimana seringkali di temui suara kuda bergentayangan. Balik lagi ke gedung TK. ada 3 kelas yang selalu di gunakan, yaitu kelas untuk anak 5 tahun yang di sebut nol kecil. sedangkan 2 kelas untuk anak 6 tahun yang lebih di kenal dengan nama nol besar.

Selain 3 kelas tersebut, ada lagi beberapa ruangan, seperti ruangan guru. lalu, ruangan musik, ruangan musik jarang sekali di gunakan bila tidak ada pak Mamat, guru pengajar musik. Namun, banyak beredar cerita yang selalu menarik perhatian saya, di sudut kelas musik, ada sebuah piano kecil, piano tersebut kadang di gunakan pak mamat untuk mengajar. Mengerikanya adalah, seringkali lantunan nada piano di mainkan bahkan di siang bolong sekalipun, yang menjadi masalahnya adalah, setiap kali di lihat siapa yang memainkanya, tak seorangpun duduk di kursi memainkan piano, seolah2 piano tersebut bermain dengan sendirinya.

Gua sendiri belum pernah mendapat pengalaman tersebut, jadi saya anggap itu hanya rumor kosong, termasuk rumor, anak kecil yang suka menunggu di kamar kecil. Tapi, ada satu rumor yang gak bisa saya katakan sebagai omong kosong karena, rumor ini pernah saya buktikan dengan sendirinya. Rumor tentang gadis yang menghuni pohon beringin.

Kisahnya, di mulai ketika saya melihat Endah. Endah adalah tetangga saya, sejujurnya kita sama-sama tidak menyukai satu sama lain, namun, ayah kami memiliki ikatan yang erat sehingga akhirnya saya mencoba bersikap baik dengan dia. Namun dirinya, gk bisa di baca dari luar, sifatnya lebih tertutup dari anak-anak pada umumnya. Disaat anak-anak akan menghabiskan waktu untuk bermain dan bersama teman-temannya. Endah, hanya akan duduk memandang satu titik yang paling saya benci di tempat ini.

Itu adalah pohon beringin di belakang pernah beberapa kali Endah tidak mengikuti kelas hanya karena dirinya terlalu asyik melihat pohon tersebut, sampai guru kami, bu Etik menegurnya beberapa kali. Namun tetap saja, anak itu bertingkah sangat aneh.

Suatu hari, saya begitu penasaran, jadi saya putusin mendekatinya. Saya mencoba mengulik apa yang dia lihat selama ini.

“Opo seh seng mok delok?” (apa sih yang kamu lihat?) kata saya

“Awamu eroh wit ringin iku?” (kamu lihat pohon beringin itu?)

“Iyo” kata saya lagi.

“Onok arek cilik seng ndelok kene sak iki” (ada anak kecil yang melihat kita saat ini)
mendengar itu, perlahan saya bisa memvisualisasikan ucapan Endah menjadi sebuah bayangan.

“Cah wedon” (anak perempuan?) kata saya tiba-tiba

Endah akhirnya melihat saya “isok ndelok tah?” (bisa melihat juga tah?)

Saya langsung pergi, karena entah kenapa, firasat saya langsung gak enak. Itu adalah pengalaman satu-satunya yang saya inget tentang makhluk ini, namun rupanya makhluk ini adalah makhluk yabg sering maen ke desa saya. Karena apa yang terjadi berikutnya, dia merasuki salah seorang warga.

Kejadianya sendiri di mulai siang bolong, ketika saya sedang maen dengan anak-anak, saya denger baru saja terjadi sebuah kehebohan, banyak warga yang mendekat, dan beramai-ramai memenuhi rumah. Penasaran, saya pun mendekat. Rupanya mbah Bun, salah satu wanita tua yang halamanya seringkali saya pake maen, dirinya berteriak-teriak nyaris histeris. suaminya Mbah nang, mencoba menenangkanya berkali-kali, namun, mbah bun rupanya masih terus menjerit-jerit, saya yang sedari memperhatikan gelagat aneh itu akhirnya sadar, mbah bun kesurupan masalahnya adalah, mbah pun terus berteriak dia minta pulang.

“Aku tak muleh, aku tak muleh” (aku mau pulang, aku mau pulang)

Mbah nang akhirnya yang pertama kali bertanya perihal itu. “muleh nang ndi” (pulang kemana?)
“nang omahku” (ke rumahku) jawabnya.

“sopo koen?” (siapa kamu?) tanya mbah nang.

Namun sosok itu melotot, tidak mau menjawab lalu menjerit kembali. Pergolakan itu terus terjadi sampe akhirnya Om saya datang. de no yang merupakan juru kunci di desa saya. Sekali lihat, de no langsung tau, siapa yang merasuki mbah Bun.

“Lapo koen nang kene?” (ngapain kau disini)  tanya de no ketus.

“Aku kate muleh” (aku mau pulang) jawabnya sambil melotot.

“Muleh, tapi koen gowo rogone wong” (pulang, tapi kamu di dalam raga seseorang)

Terjadi perdebadan yang panjang intinya, mkhluk tersebut tidak sengaja kesedot tubuh mbah bun ketika beliau sedang melamun. Untuk itu, saya cuma mau berpesan, hat-hati bila melamun, pikiran yang kosong membuka diri kita utuk lebih muda di masuki.

Setelah terjadi tawar menawar bagaimana makhluk itu keluar, rupanya, dia mau syarat dia mau keluar hanya saja nanti, de no harus mengantarnya dengan cara di gendong di punggung.

De no pun menyanggupi permintaanya, bila di lihat dengan mata kosong, de no seperti berjalan dengan posisi menggendong, namun bagi mereka yang bisa melihat, ada sosok gadis kecil disana sampai saat ini, gadis tersebut masih ada disana, hanya saja, sekarang dirinya tidak lagi suka berjalan-jalan ke desa saya lagi, entah kenapa.

Sekarang, kita menuju ke bangunan gereja 200 meter dari gedung TK, disana terkenal dengan satu Hantu wanita warga menyebutnya dengan.. hantu wanita yang menangis. Namanya adalah Suparlan, biasa di panggil wak parlan, beliau adalah orang tua yang rumahnya berada persis di depan gereja tersebut, kiri kanan rumahnya hanya tanah kosong, disana di tanami berbagai macam tanaman kebun, Ubi, pisang, cabai dan sebagainya. Pernah, beliau bercerita, bila gereja di depan rumahnya memiliki aura mistis yang tidak biasa, bila hanya kuntilanak, pocong atau yang lainya, wak parlan sudah biasa, karena dulu, beliau adalah salah satu pekerja pabrik yang sudah lama pensiun.

Namun, gereja ini lain dari yang lain. Suatu malam, godaan menganggu tidurnya, dirinya di bayangi oleh sosok wanita yang meminta tolong. Cantik, nan menggugah adalah bahasa yang dirinya pakai untuk menggambarkan ayunya wanita ini. Sehingga dirinya terbangun dari tidurnya, kemudian, rintihan menangis menelusup telinganya. Halus nan lembut suara tersebut seolah menghipnotisnya, karena tanpa dirinya sadari, dirinya sudah berdiri di pagar gereja jawi wetan.

Tidak sulit membuka pintu pagarnya, karena memang beliaulah yang di beri mandat untuk menjaga gereja ini. Kini, dirinya tergoda untuk tau, apa arti mimpinya. Di telusurinya lorong demi lorong, pintu-pintu besar dari kayu jati beberapa kali mencuri pandangnya, seolah di guratan yang terbuka itu ada sosok yang sedang mengintipnya, namun, takut bukan kawan baik seorang Parlan, yang konon memiliki ilmu kebatinan.

Rupanya, suara tersebut berasal dari gudang belakang, tempat dimana kursi dan meja rusak di susun ala kadarnya. Dengan gemuruh gelisah, Parlan merasa ada yang ganjil dari ruangan ini. Selama ini, dirinya ke gereja hanya untuk membersihkan rumput dan menyapu lahan dari dedaunan pohon randu. Sehingga, dirinya tidak tau menahu akan apa yang ada di dalam ruangan-ruangan ini.

Setengah hatinya berbisik untuk pergi dan angkat kaki, namun setengahnya lagi, berkata, ada rasa penasaran yang harus di lunasi. Tanganya tua, namun tegas, meski kaki gemetar menopang badan ringkih. Tak kala suara krieeet dari pintu tua terbuka, dirinya hanya melihat ruangan seukuran kamar tidurnya, tidak terlalu besar, namun bedanya, sangat berantakan. Cerita Horor Pabrik Gula

Tak di dengarnya lagi suara tangisan tersebut. Ketika tangan terpatri untuk menutup lagi, sudut mata parlan menatap ujung ruang. Seseorang tengah meringkuk disana, sudut nan gelap mengaburkan kehadiranya, parlah awalnya ragu. Mana ada seseorang disini, dini hari, meringkuk menyendiri.

Parlan mendekatinya, di tepis pikiran buruknya, mungkin dirinya terkunci, dan tidak ada yang mengetahui ucap hati kecilnya. Namun, kaki sudah melangkah, tak ada waktu untuk berbalik kembali.

“Mbak, nuon sewu, panjenengan sinten nggih” (Mbak mohon maaf, anda siapa ya)

Suara gemetar Parlan, menghentikan tangisanya, namun jawaban tak kunjung bersambut, dalam kengerian, ia terjebak di dimensi yang asing. Karena pertanyaan tak dapat jawaban, Parlan menyentuh tangan gadis misterius di depanya. Sampai, wajahnya terangkat, dan Parlan bisa melihatnya dengan jelas, wanita yang ada dalam mimpinya, menangis, merintih, kemudian, menjerit.

Parlan terjerembab, bukan karena jeritanya, namun bola mata gadis tersebut, tidak ada pada tempatnya.

Air mata di pipinya hanya tangisan merah dari darah yang mengalir dari 2 lubang kosong tempat seharusnya bola matanya berada. Yang Parlan ingat hanya dzikir kecil, berharap dirinya sadar dengan apa yang dirinya lihat. Namun, di tengah dzikir kecilnya, wanita tersebut menjerit semakin keras, seolah-olah ia marah, sangat marah, sehingga Parlan akhirnya berlari pergi, dirinya tahu, sedang dalam bahaya.

Setelah kejadian tersebut, Parlan memohon diri, dirinya tidak mau lagi menjaga gereja tersebut dari makhluk yang membuatnya tidak dapat menahan diri. Wanita yang menangis, begitulah warga desa memanggilnya. Malam ini,

Rencanaya, kita mau pergi ke timur, jadi dari zona utara, ke timur lalu baru selatan.

Dari sini saya bakal tulis semua yang paling ganas dan bersingungan dengan desa saya, karena Zona timur adalah tempat yang paling deket dengan desa saya. Di sebelah gereja ada sebuah gerbang besar, tempat masuk keluarnya Truk pabrik. Tahun 2006, 3 tahun pasca saya pernah di incar oleh salah satu penghuni di zona selatan. Saya gak pernah lagi pergi ke pabrik di bagian selatan lagi. Cerita Horor Pabrik Gula

Namun saya masih sering berkunjung di zona lain. Untuk apa?

Jawabanya, mengejar layang-layang. Jadi bila musim adu layang-layang, biasanya saya dan Endah, yang waktu tersebut kita sudah akrab, dan orangnya ternyata cukup menyenangkan. Kami berdua biasa ngumpul di gerbang timur ini. Karena begitu ada layangan yang putus, saya dan Endah siap buat masuk, masuk disini itu masuk ke pabrik.

PASARAN

PREDIKSI MBAH JITU TOP 2D

KLIK

PASARAN SYDNEY

59 58 53 57 39 38 37 79 78 73

SELENGKANYA

PASARAN COLOMBO

46 48 43 42 86 83 82 26 28 23

SELENGKAPNYA

PASARAN SCOTLAND

62 69 68 67 83 89 87 73 79 78

SELENGKAPNYA

PASARAN SINGAPORE

28 21 20 27 18 10 17 08 01 07

SELENGKAPNYA

PASARAN JAMAICA

36 34 38 37 86 84 87 76 74 78

SELENGKAPNYA

PASARAN UGANDA

49 41 46 48 19 16 18 69 61 68

SELENGKAPNYA

PASARAN HONGKONG

23 21 24 27 43 41 47 73 71 74

SELENGKAPNYA

PASARAN KENYA

10 16 13 18 60 63 68 80 83 86

SELENGKAPNYA

PASARAN SLOVAKIA

76 73 75 71 36 35 31 16 15 13

SELENGKAPNYA

Benar dugaan saya, Endah nunjuk ada satu layangan yang putus, tanpa pikir panjang, saya lompat ke pager di ikuti Endah. Buat kalian yang gak tau Endah, dia adalah teman TK sekaligus tetangga sya yang, bisa lihat hal-hal begituan. Kami langsung mengikuti layang-layang yang sesuai prediksi saya masuk ke dalam pabrik. Buat kalian yang bingung, kok tidak ada satpam yang berjaga, karena tahun 2006 adalah 2 tahun pasca pabrik ini akhirnya gulung tikar. Yaitu tahun 2004.

Saya dan Endah langsung berlari. Sialnya, layangan itu masuk ke dalam gudang baru. Di gudang baru, atapnya dulu adalah seng, tinggi sekali hampir lebih dari 40 meter, maklum ini salah satu bangunan peninggalan belanda, jadi gudangnya gak umum tingginya.

Hanya saja, seng-seng yang jadi atap sudah pada berlubang. Saya masih mencari-cari kemana layangan tersebut nyangkut. Saya terus dan terus menatap ke atap, sampai saya denger Endah mengatakan “Assalamualaikum”

Kaget saya waktu denger, karena disana, cuma ada saya, jadi, Endah ngasih salam ke siapa?!

“sopo to seng mok salami?” (siapa sih yg kamu beri salam)

“iki lo, mbah e” (ini loh mbah)

“mbah sopo? (mbah siapa)

Endah gak jawab, lalu ngajak saya jalan lagi, saya, tiba-tiba merinding.

“Metu ae yo” (keluar aja yuk) kata Endah tiba2.

“Lho lapo to, koyok keweden ngene” (loh kenapa sih, kok kaya ketakutan gini)

“seng nduwe nggon iki gak seneng ambek kene” (yang punya tempat ini gak suka sama kita}

Saya yang bisa lihat wajah panik Endah, bingung. Endah bisa takut juga? Akhirnya kami berlari kembali ke gerbang tempat saya masuk, tapi tiba-tiba, saya lihat seekor burung merah, emang dasar saya ini sampe tidak sadar saya ngejar itu burung dan kepisahlah sama Endah. Cerita Horor Pabrik Gula

Rupanya, hal ini membuat saya nyesel seumur hidup bahkan sampe sekarang. Karena Endah harus menanggung akibatnya. Saya ngejar burung itu sampe jauh masuk ke dalam pabrik. Bisa di bilang, di pusat pabrik, samping gedung besar atau bisa di bilang paling besar, di sisi bangunan itu ada cerobong asap pabrik yang paling terkenal.

Saya kaget waktu melihatnya. Saya nyari-nyari Endah, dan saya gak nemuin dia, akhirnya saya menelusuri jalan saya tadi. Namun, saya baru paham apa maksud Endah, di waktu siang bolong, saya merasa tidak sendirian, malah, seperti di pusat keramaian. Cerita Horor Pabrik Gula

Saya emang gk bisa lihat, tapi bila kalian jadi saya, rasanya seperti jadi tontonan saya mulai lari, tapi semakin saya jauh lari ngikutin jalan, semakin saya tersesat. Seolah jalanya ya emang cuma ini-ini aja.

Jantung saya rasanya tidak karuan. Dan saya tidak bisa bayangin seberapa marahnya bapak kalau tau anaknya yang badung ini masuk ke pabrik lagi tanpa beliau tahu yang jelas, ketika saya udah capek. Saya cuma nangis, Nangis di waktu saya udah SMP, sangat memalukan memang, tapi, saya udah di liputi perasaan campur, takut, khawatir, bingung, dan ketika saya nangis, tumpah aja semuanya.

Di tengah-tengah hal tersebut, saya denger Endah manggil saya. Rupanya, itu memang Endah. Dia langsung menggil saya, minta saya pegang bajunya, saya inget Endah cuma bilang. Cerita Horor Pabrik Gula

“wes, ojok delok mburi pokok’e” (sudah, jangan lihat ke belakang pokoknya)

Saya dasarnya emang gampang penasaran, saya, lihat ke belakang, tapi tidak ada apa-apa, kecuali
yang saya pegang, udah bukan baju Endah lagi, lebih ke seperti batang daun kelor, yang di bawa oleh pria tua.

Saya, otomatis kaget untuk beberapa saat, sampe saya bisa nguasai diri saya, karena sepertinya, beliau tidak menyakiti saya sama sekali, tapi lebih ke nunjukin jalan. Saya akhirnya ikut. Saya di bawa ke sebuah gudang baru lagi, disana, saya lihat Endah, tersungkur dengan memegang kakinya, saya yang lihat itu langsung nyamperin, betapa khawatirnya saya, Endah merintih nahan sakit, rupanya, waktu dia nyari saya, dia gk sengaja lompat dari “Bok” (pijakan) padahal, pijakanya tidak tinggi. tapi, kakinya Endah seperti di gebuk sama benda keras sekali. Yang saya inget, di tengah-tengah Endah nahan sakit, dia cuma bilang.

“Celuken mas Uji” (panggilkan saja mas Uji) Mas Uji itu kakaknya Endah, saya tidak paham maksudnya, jadi saya akhirnya lari ke gerbang, belum sampe gerbang, saya papasan sama Mas Uji yang buat saya bertanya-tanya, kenapa orang ini bisa ada disini.

Mas Uji manggil saya. “Loh nang ndi Endah, gak maen ambek awakmu tah?”
(Loh dimana Endah, bukanya kalian maen bareng?)

“Endah tibo mas, nang kono” (Endah jatuh mas, disana) teriak saya. akhirnya lari. Disana, kakinya Endah sudah bengkak sekali. Saya, udah gak lihat kakek-kakek itu lagi. Sesampainya di rumah, bapaknya Endah marah besar sama saya, sehingga hal ini sampe ke telinga bapak, saya di marahin habis-habisan, namun dari semua kejadian itu, banyak hal janggal terjadi. Yang pertama adalah salam dari Endah.

Sejak awal masuk ke gudang baru, rupanya Endah melihat kakek-kakek tersebut menyambut mereka, hanya saja, beliau mengatakan, jangan masuk lebih dari ini, daripada dia tahu. Yang di maksud dia adalah, yang punya tempat ini. Bila saya pikir kembali peristiwa ini, gudang baru hampir di pusat pabrik, dan itu tepat di samping bangunan utama samping cerobong asap, apakah maksud yang punya tempat ini adalah rajanya.

Yang kedua, rupanya ketika saya ngejar burung tersebut, Endah ngelihat saya kaya di rasuki cepat sekali karena ketika Endah berusaha ngejar, saua udah ngilang begitu saja.

Endah panik. akhirnya, dia nyari lebih ke dalam, nah, ketika dia masuk ke tempat ini, dia melihat Naga yang besar sekali, berjaga di bawah cerobong asap, disini Endah ketakutan dan lari meninggalkan tempat tersebut namun, karena begitu buru-buru, dia melompat di beberapa pijakan yang tingginya tidak seberapa, ada yang dari tadi mengincar Endah, sehingga akhirnya kakinya di pukul, Endah sendiri bilang, yang mukul itu, badanya Gemuk, bongsor, punya payudara kaya perempuan, tapi bertaring dan sangat menggerikan tapi, makhluk itu hanya melotot terus waktu Endah sudah tidak bisa jalan.

Yangg terakhir, bagaimana Mas Uji tiba-tiba tau Endah disana, kata mas Uji sendiri, dirinya di jemput anak-kata kecil, mereka bilang adiknya dalam bahaya, dan dia menunjuk ke pabrik.
Mas Uji yang tau dimana Endah biasanya berada segera menyusul, rupanya dugaanya benar, Mas Uji bertemu saya, dan anak-anak yang nunjukin jalan sudah lenyap.

Sekarang, Endah menjadi cacat, dia jalan dengan kaki terpincang-pincang, setiap saya ngelihat dia, saya masih ngerasa bersalah. Namun, Endah tidak pernah membahas hal itu lagi. Karena bisa keluar hidup-hidup darisana itu sudah patut di syukuri, di bandingkan dengan seseorang yang di temukan gantung diri di pohon waru di samping bangunan utama. Karena kata Endah, itulah nasib bagi mereka yang sudah melihat wujud rajanya. Cerita Horor Pabrik Gula

Sumber: Threadreaderapp

Bikin Merinding! Cerita Horor Pabrik Gula Bagian 2

Cerita Horor Pabrik Gula Bagian Ke 2 Dijamin Lebih Mengerikan Dan Pastinya Bikin Tegang

Nah, sesuai janji saya kali ini saya akan menceritakan Cerita Horor Pabrik Gula bagian ke 2. Semoga kalian suka dengan cerita horor ini. Yuk tunggu apa lagi langsung aja di baca dan jangan lupa kalau kalian baca cerita horor ini tidak sendirian.

Mas Hendra yang tidak tau apa-apa dan baru mengenal lingkungan ini jawab iya-iya saja, toh rumahnya besar dan nyaman. Sebelum om Ardi pergi, beliau berpesan.

“Nek awakmu krungu suara opo ae, gak usah metu. tinggal turu ae yo le”

(Kalau kamu denger suara apa saja, tidak usah keluar, di tinggal tidur saja ya nak)

Mas Hendra cuma magut-magut, beliau tidak bertanya lebih rinci suara apa yang di maksud, mungkin hanya pesan biasa saja. Pikirnya, rupanya, itu bukan sekedar pesan biasa, melainkan sebuah peringatan. Malam semakin larut. mas Hendra duduk di teras menikmati semilir angin malam, berkawan segelas kopi dan juga rokok beliau memandang ke kanan kiri, namun sangat sepi.

Om Ardi sendiri bilang, samping kiri kanan rumah ada penghuninya tapi, mas Hedra tidak pernah berjumpa sama sekali. “Mungkin sudah tidur” pikirnya mas Hendra,
Semakin larut, suara hewan malam terdengar semakin riuh, mas Hendra bersiap mau masuk rumah, namun, beliau di kejutkan oleh suara asing yang tiba-tiba melintas. “ngiriiikiiki” itu adalah suara kuda.Mas Hendra kaget. “Bagaimana bisa ada suara kuda di tempat seperti ini” namun, rupanya, tidak hanya sekali namun berkali-kali, jadi beliau mengambil senter dan jaket, mencari dimana sumber suara tersebut.

Tanpa mas Hendra sadari, beliau meninggalkan perumahan Dinas, melangkah melewati jalanan yang sangat sepi. penerangan di kawasan pabrik memang tidak terlalu bagus, berbekal cahaya bulan. mas Hendra menelusuri jalan, Dirinya bergerak menuju lapangan tenis, namun suara tersebut semakin jauh, rasa penasaran memenuhi isi kepalanya, mas Hendra tidak memikirkan apapun, lebih tepatnya belum curiga.
Rupanya, tanpa mas Hendra sadari beliau sudah memasuki perumahan Belanda, kali ini suara itu sudah lenyap dan mas Hendra seolah baru sadar, dirinya sudah berjalan sejauh ini. Berniat ingin kembali, mas Hendra mencium aroma yang sangat wangi. di hirupnya aroma tersebut, semakin lama semakin menyengat.
penasaran, mas Hendra mengintip perumahan Londo, dari balik pohon randu. di lihatnya dengan seksama apa yang ada di depan sana.

Kaget bercampur bingung. di salah satu rumah, ada sosok yang tengah berdiri, mengenakan gaun putih panjang sampai lantai, sosok tersebut menatap jalanan. Rambutnya pirang. posturnya tinggi, ramping dan berbau sangat wangi. Dalam kebingungan, mas Hendra baru sadar. bagaimana bisa ada orang di rumah tersebut, bukanya om Ardi mengatakan tempat itu kosong melompong.

Rupanya perasaan itu membuat sosok itu sadar tengah di intip. Sosok itu memandang pohon randu tempat mas Hendra bersembunyi. Mas Hendra berdiam diri, mencoba agar sosok tersebut tidak mendekati, rupanya, wewangian tersebut semakin menyengat seolah sosok tersebut mendekatinya. mas Hendra berbalik untuk mengintip kembali. benar saja dugaanya.
None belanda itu rupanya mendekatinya, tertawa nyaris cekikikan, yang bikin mas Hendra lari terbirit-birit, sosok itu mendekatinya terbang. kakinya tidak menyentuh tanah sama sekali.

PASARAN

PREDIKSI MBAH JITU TOP 2D

KLIK

PASARAN SYDNEY

73 71 75 70 53 51 50 03 01 05

SELENGKANYA

PASARAN COLOMBO

30 31 34 37 40 41 47 70 71 74

SELENGKAPNYA

PASARAN SCOTLAND

46 49 48 42 86 89 82 26 29 28

SELENGKAPNYA

PASARAN SINGAPORE

SELASA DAN JUMAT LIBUR

SELENGKAPNYA

PASARAN JAMAICA

03 06 04 08 83 86 84 63 64 68

SELENGKAPNYA

PASARAN UGANDA

20 21 23 28 30 31 38 80 81 83

SELENGKAPNYA

PASARAN HONGKONG

81 82 83 85 21 23 25 51 52 53

SELENGKAPNYA

PASARAN KENYA

05 06 09 02 65 69 62 25 26 29

SELENGKAPNYA

PASARAN SLOVAKIA

64 62 69 67 24 29 27 74 79 72

SELENGKAPNYA

Tak perduli kemana dirinya berlari, yang penting, menyelamatkan diri terlebih dahulu. Sampai akhirnya mas Hendra berhenti untuk mengistirahatkan kaki. baru sadar, Dirinya berlari jauh ke samping lapangan tenis. di bawah 2 pohon besar ASEM rupanya mas Hendra tidak sendirian. Dirinya, di temani oleh sosok yang sangat besar, yang di lihatnya nyaris seperti pohon Asem. Ternyata, itu adalah kakinya,

Saya yang denger mas Hendra cerita, cuma begidik dan terbayang-bayang.Tanpa pikir panjang mas Hendra kembali berlari, kembali ke Rumah dinasnya beberapa ratus meter lagi, ketika akhirnya beliau sampai di pintu. Mas Hendra langsung pergi tidur di kamar. Namun, rupanya. malam mengerikan ini belum berakhir, karena teror yang selanjutnya adalah puncak teror yang membuat mas Hendra angkat kaki dari rumah Dinas khusus Supervisor tersebut.

Teror pasukan POCONG yang mengerikan. Masih di malam yang sama, mas Hendra berusaha melupakan apa yang baru dirinya lihat. Seumur-umur dirinya belum pernah bertemu apa lagi melihat hal di luar logika karena sebelumnya dirinya hanya mendengar dari orang-orang. namun, jam 1 dinihari tidak membuat mas Hendra bisa tidur, sebaliknya, dirinya terus kepikiran wajah nona belanda rupanya benar-benar membuat mas Hendra kepikiran, wajahnya menakutkan ketika tersenyum terutama dirinya bisa terbang.
Bagaimana bila dia datang ke rumah ini. hal-hal seperti itu rupanya membuat mas Hendra semakin tidak nyaman. Dirinya berkali-kali kepikiran untuk pergi, tapi kemana rupanya, kecemasan yang merasuki mas Hendra mengabulkan sosok yang memanggil namanya dari luar kamarnya. Cerita Horor Pabrik Gula
Tepat di jendela, mas Hendra mendengar seseorang memanggil-manggil.”Mas. tolong, mas”

Kaget bercampur takut, mas Hendra masih menjauh dari jendela. Namun, suara tersebut semakin nyaring karena sepertinya tidak hanya satu suara melainkan sperti bersama-sama. Mas Hendra lari ke ruang tamu.

Di ruang tamu sama sekali tidak mengurangi rasa takut mas Hendra karena suara tersebut semakin terdengar. akhirnya, Mas Hendra memberanikan diri melihat, mas Hendra membuka selambu jendela ruang tamu yang menghadap halaman rumah, betapa terkejutnya mas Hendra rupanya di depanya, banyak sekali pocong menatap rumah mas Hendra. Tidak hanya ada satu, melainkan lebih dari 10 pocong mengelilingi rumah dinas tersebut.
Mereka terus meminta tolong semalam suntuk dan ketika adzhan subuh berkumandang, pocong tersebut akhirnya lenyap. Esoknya ketika om Ardi datang, dan melihat mas Hendra yang tampak shock, om Ardhi seolah-olah tahu.
“Koen kenek opo le?” (kamu kenapa nak?)

Mas Hendra segera menceritakan semuanya.

“Koen iku tuman, kan wes di penging” (Kamu itu ceroboh, kan sudah di larang)

Disni, om Ardi bercerita, bila kedatangan pocong tersebut kesini biasanya di karenakan mas Hendra sudah menganggu dayangnya, yaitu nona belanda ada keterikatan apa mas Hendra tidak mengerti namun, rupanya, ada beberapa kasta di dalam pabrik ini, sehingga bila melihat pengghuni satu biasanya akan mandatangkan penghuni lain, dan bisa di bilang, pasukan pocong tersebut merupakan kasta paling bawah di bandingkan nona belanda.

Jadi rupanya ada kasta di antara para penghuni di pabrik ini. Setiap tempat ternyata memang berpenghuni, hanya saja, kasta mereka berbeda-beda, ada yang paling kuat hingga yang paling lemah, ada yang paling ganas namun ada juga yang sekedar usil menampakkan diri. lalu, dimana yang paling kuat?

Jawabanya ada di lahan kosong di samping gerbang tidak terpakai di bagian Utara. tempat dimana rumputnya tidak pernah di potong.

Dahulu, sebenarnya lahan tersebut akan di alih fungsikan untuk parkir truk yang mengangkut tebu, jadi di lakukan pembabatan guna membebaskan lahan dari rumput liar pekerja pabrik mulai melakukan pembersihan, rumput di babat, sampai pohon mangga disana akan di tumbangkan. namun, rupanya, hal yang mereka lakukan membawa kemarahan yang besar bagi penghuninya.

Tepat setelah malam hari. Semua pekerja disana, jatuh sakit. Beberapa di antaranya bermimpi, di temui seorang wanita yang sangat cantik, wanita itu berpesan agar tidak melanjutkan apa yang akan mereka kerjakan. Karena bila di lanjutkan, akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan
Beberapa percaya, dan beberapa nekat tetap melanjutkan. keanehan terjadi
gergaji mesin yang di gunakan untuk menumbangkan pohon disana, semuanya patah, seolah pohon-pohon tersebut terbuat dari besi, tidak hanya itu, beberapa kali mereka di ganggu oleh ular yang melintas tiba-tiba, namun, yang paling aneh, rumput yang di potong kemarin tumbuh seperti semula.
Seolah-olah mereka tidak pernah memotongnya sebelumnya. hal-hal tidak wajar ini, membuat para pekerja ketakutan. Terutama sang mandor, yang firasatnya menjadi tidak enak.

Akhirnya, pak mandor memutuskan menghentikan pekerjaan sementara sekaligus memanggil orang pintar. Ketika di terawang tempat tersebut, si orang pintar hanya berpesan. “Jangan lanjutkan. bila kalian tidak mau meregang nyawa”

Bingung, sang mandor bertanya, “Kenapa mbah?”Sang mandor menunjuk suatu tempat yang bisa di katakan, paling dalam di lahan kosong tersebut.

“Itu adalah rumahnya, tempat makhluk yang tidak pernah menerima kehadiran kalian disini”

“Apakah tidak bisa di usir mbah?” tanya sang mandor

Si orang pintar kemudian tersenyum kecut. “berani bayar berapa kamu dengan harga nyawaku?”

Si mandor terkejut. “nyawa mbah?”

“Iya nyawa, saya tadi sudah berbincang sama dia. dia bilang nyawa kalian-kalian ini yang jadi taruhanya. Itu pun gak akan bisa kalian babat lahan ini. Mau mati konyol kamu?” tekan si mbah.

Akhirnya si orang pintar bercerita. Pabrik tempatmu bekerja ini adalah sarang kerajaan demit

kaget bercampur bingung, sang mandor bertanya kembali “maksudnya mbah?”

“Ya ini pusatnya kerajaan demit. tau demit tidak?”

Jadi, rupanya, penghuni lahan kosong tersebut adalah seorang wanita cantik namun bertubuh ular hijau. selain hal tersebut, si ratu ular ini ibaratnya adalah panglimanya di setiap sudut pabrik, selalu ada yang terkuat dan menjaga wilayah teritorinya sendiri, termasuk di bagian utara yang di jaga oleh siluman ular.

Warga desa B ini, adalah seorang lelaki tua yangg keseharianya mencari rumput untuk pakan ternaknya, entah tidak ada yang memberitahu atau tidak, dirinya tergiur, tergiur dengan rumput liar yang tumbuh di lahan kosong. Tanpa berpikir panjang, dirinya memutuskan membabat rumput liar tersebut, tidak sampai setengah hari, karung yang dirinya bawa penuh dengan rumput untuk mengenyangkan hewan ternaknya.

Dirinya segera pulang dengan rumput-rumputnya, tanpa ia sadari, Dirinya juga membawa pulang malapetaka bersamanya.
Malamnya, dirinya terbaring sakit. badanya demam, panas, sudah di beri obat namun seperti tidak berpengaruh. tidak hanya itu, si lelaki tua meronta menahan sakit yang teramat sangat, seperti di siksa oleh sesuatu. Rupanya, ada orang yang tidak sengaja melewati rumahnya, ketika orang asing tersebut melewati rumahnya, dirinya kaget, karena di depan rumah lelaki tua, ada wanita bertubuh ular sedang menari-nari di depan rumah.
dalam hati, orang itu hanya berkata. “sebuah bencana ada di rumah ini”. keesokan harinya, orang asing tersebut bertamu. Dirinya di sambut sang isteri, bertanyalah orang itu dan akhirnya si isteri bercerita, dirinya meminta ijin untuk melihat lelaki tua tersebut.
Di luar dugaan, kondisinya sudah sangat parah. bahkan beberapa kali, lelaki tua itu untuk minta mati. Lewat usul orang asing itu, si lelaki tua di bawa ke guru spiritualnya, namun rupanya, semua sudah terlambat. Tarian yang di lakukan wanita ular tersebut adalah tarian kematian untuk si lelaki tua.
Namun, semua belum berakhir. di tubuh lelaki tua tersebut, di temukan sisik ular. Si isteri hanya menangisi jasad suaminya yang malang. Orang asing itu akhirnya memberi saran, agar pemakamanya di lakukan dengan tertutup untuk menghindari aib dan mulut orang-orang tak bertanggung jawab. namun, semua orang tau akan kisah ini dan tidak begitu terkejut ketika mendengarnya. Cerita Horor Pabrik Gula
Saya dan yang lainya akhirnya bergegas pulang, manakala hari sudah terik, dengan jambu biji sekresek, kita sepakat mau lewat gerbang utara, di samping lahan kosong tersebut. Rupanya, Udin benar, di dekat gerbang ada Kawat yang bisa di tarik sehingga kami bisa menerobos lewat. Jujur saya masih merinding tiap lihat lahan tersebut, auranya gelap dan mencekam. namun, saya masih inget pesan seseorang. “Asal kamu gak ganggu, dia juga gak akan menganggu. mereka butuh alasan untuk menganggu”
Saya berjalan menelusuri jalur utara, sampai saya melihat, gedung TK lama saya melihat gedung Tk sekolah saya mengingatkan akan peristiwa tersebut, waktu saya masih TK, dimana ada satu peristiwa yang gak bakal pernah saya lupain, peristiwa tentang.Saya, Endah, dan pohon beringin tua, di belakang gedung sekolah, tepatnya di samping lahan kosong tersebut.
Dimana, saya melihat ada gadis kecil yang menjaga pohon beringin tua tersebut? Sekian Cerita Horor Pabrik Gula bagian ke 2. Nah, gimana cerita horor ini kalau kalian masih mau lanjut jangan lupa untuk di share kepada temabn-teman kalian dan jangan lupa komentar kalau masih ingin saya lanjutkan cerita horor ini. Karena masih ada bagian ke 3 yang terakir yang lebib mengerikan dan pastinya bikin tegang.
Sumber: ThreadReader

Bikin Merinding! Cerita Horor Pabrik Gula Bagian 1

Cerita Horor Pabrik Gula Kerajaan Demit

Sebelum saya mulai Cerita Horor Pabrik Gula bagian pertama, gak ada salahnya kalau kalian melihat sekeliling kalian terlebih dahulu sebelum menikmati sajian cerita saya ini. Ingat, kita gak pernah sendirian.

Pabrik Gula S**M***O, adalah salah satu Pabrik gula terbesar di daerah ini. tidak hanya terbesar melainkan satu-satunya nya pabrik yang di bangun disini.

Berdirinya pabrik gula ini sendiri jauh sebelum saya lahir di dunia ini. Besar, megah dan sangat luas adalah hal yang membuatnya di kenal luas. Namun, jauh dari kalimat tersebut, ada dunia yang tidak bisa di lihat oleh mata telanjang. sesuatu yang akan membuat orang ngeri bila apa yang ada di balik nama besar pabrik tersebut adalah, adanya Kerajaan demit.

Banyak yang sadar atau tanpa sadar pernah mengalaminya, karena disinilah pusat kerajaan tersebut. Pabrik gula ini berdiri di tanah seluas ratusan hektar, saya gak tau seberapa luas, tapi bila di bandingkan dengan desa saya, bisa ratusan kali luas desa saya, padahal, desa saya di bagi menjadi 12 RT. So, bisa kalian bayangkan sendiri berapa luasnya. (tidak termasuk kebun tebu). Sebegitu besarnya luas Pabrik, sampai-sampai di buat 4 zona untuk menggambarkan keseluruhan pabrik ini.
4 Zona itu, disebut dengan zona Timur, Barat, Selatan dan Utara.Saya bakal ulas perlahan-lahan Cerita Horor Pabrik Gula, karena apa yang mau saya sajikan membutuhkan detail agar kalian bisa membayangkan berada di sini. Terlepas dari betapa luas dan besarnya pabrik ini, batas yang paling mencolok adalah, pabrik ini diapit oleh 2 Desa, sebut saja Desa A dan juga Desa B.

Desa saya adalah Desa A, kenapa saya mengatakan ini, karena semua ini, nanti berhubungan satu sama lain.

Pagi itu, udara sangat dingin. Saya baru aja selesai habis Sholat subuh di surah dekat rumah saya.

Setelah shalat, biasanya anak-anak desa akan ngumpul di depan surah.

“mumpung Minggu, ayo mlaku-mlaku (mumpung hari Minggu, ayo jalan-jalan)” kata temen saya Jamal.

semua temen-temen saya, bersahut-sahut-an, setuju. Saya, langsung tanya “gok ndi?” (mau kemana?)

“yo opo lek nang pabrik. bekne nemu bal tenis” (gimana kalau kedalam pabrik, kali aja nemu bola tenis)

ada hal yang selalu saya lakukan bareng anak-anak desa, yaitu, masuk ke pabrik gula di samping desa, alasanya, disana banyak hal yang saya dan temen-temen saya suka.

Salah satunya, bola tenis. jadi, tiap sabtu sore, para petinggi pabrik gula akan bermain di lapangan tenis di dalam pabrik. satu dari banyak fasilitas untuk pekerja yang suka dengan olahraga tenis, dan biasanya banyak bola tenis yang keluar lapangan dan menghilang di rerumputan liar yang tumbuh di samping lapangan tersebut bola itu lah yang nanti kita pungut, buat di bawa pulang. kenapa harus bola tenis?

Bola tenis selain mahal, bisa di pakai untuk berbagai permainan tradisional sehingga di mata saya dan anak-anak lain yang masih bocah, bola tersebut sama berharganya dengan mainan grade yang mahal. Selain bola tenis, alasan kami suka masuk ke dalam pabrik, karena suasananya, sejuk, di dalam lahan yang sebegitu luasnya, banyak pohon tua dan besar, sehingga meski siang hari, cahaya matahari tidak bisa menembus, menciptakan suasana damai dan sejuk.
Lalu apalagi? jawabanya. pohon Juwet, mangga, jambu, yang sama sekali tidak pernah di panen, di biarkan buahnya masak secara alami, karena, tidak ada orang yang tertarik dengan buah tersebut selain kami. Anak-anak desa. Berangkatlah kami menuju pabrik gula tersebut, jalur yang biasa kami lalui, adalah jalur Timur.

namun, kami terhenti ketika sampai di jalur Timur. “loh, kok di tutup” kata Andi.

Saya baru inget, hari minggu gerbang timur pasti tutup, karena hari minggu adalah waktu jemaat gereja untuk berkumpul.

Gerbang timur identik dengan pagar besi yang tinggi, di sampingnya ada gereja.

“gereja jawi wetan” itu yang saya inget. gerejanya tidak kalah tua sama pabrik, sudah berdiri sebelum saya di lahirkan.

Namun, konon, gereja ini terkenal cukup angker. tapi, sabar, nanti akan ada waktunya buat bahas gereja ini.

Saya dan yang lain, kebingungan. kayanya, bakal batal. Sampe si Udin nyeletuk. “yo opo nek liwat perumahan londo” (gimana kalau lewat perumahan belanda?”)

Saya, terdiam sebentar. mendengar nama perumahan londo, membuat saya begidik ngeri. karena, jauh di jalur Utara memang ada gerbang tua. Gerbang tersebut sudah lama di tinggalkan. Di sebelahnya, ada tanah luas, berpagar, disana, berjejer rumah besar yang megah, ada sekitar 6 sampai 7 rumah dengan gaya arsitek yang sama, arsitek khas Belanda.

PASARAN

PREDIKSI MBAH JITU TOP 2D

KLIK

PASARAN SYDNEY

29 24 23 25 59 54 53 49 43 45

SELENGKAPNYA

PASARAN COLOMBO

31 37 34 32 41 47 42 21 27 24

SELENGKAPNYA

PASARAN SCOTLAND

03 06 01 07 13 16 17 73 76 71

SELENGKAPNYA

PASARAN SINGAPORE

SELASA DAN JUMAT LIBUR

SELENGKAPNYA

PASARAN JAMAICA

74 73 72 78 34 32 38 84 83 82

SELENGKAPNYA

PASARAN UGANDA

46 48 42 45 26 28 25 86 82 85

SELENGKAPNYA

PASARAN HONGKONG

34 37 36 38 64 67 68 74 76 78

SELENGKAPNYA

PASARAN KENYA

34 32 37 38 24 27 28 74 72 78

SELENGKAPNYA

PASARAN SLOVAKIA

83 85 87 84 53 57 54 43 45 47

SELENGKAPNYA

Sejarahnya sendiri, rumah tersebut dulu memang bekas rumah orang-orang belanda yang memiliki jabatan di pabrik gula tersebut. Namun, yang bikin saya merinding adalah, semua rumah tersebut sudah kosong dan di tinggal bertahun-tahun tidak di tinggali lagi, bahkan hingga saat ini, dan cerita dari mulut ke mulut, kabarnya, banyak yg pernah melihat, seseorang berdiri di kaca rumah belanda tersebut, menatap kosong jalanan, ketika seseorang melintas, mereka, melihat. Orang Belanda lengkap dengan pakaian khas mereka. Tersenyum, menyambut siapapun yang lewat.

Alasan kenapa temen saya ngusulin tersebut, karena di perumahan londo, tepatnya di rumah paling ujung ada tembok pembatas, di salah satu bagian temboknya sudah runtuh beberapa bagian, jadi dapat di panjat oleh kami yang masih anak-anak.

Kami pun menuju jalur utara, jalan kaki menyusuri jalan

Sampai disana, satu demi satu kami memanjat, melompat dan sampailah di depan rumah megah yang berjejer. hal yang paling menganggu dari rumah ini adalah gaya desain rumah ini yang hampir sama semua.

Yang paling mencolok, kaca hitam besar di samping pintu. Setiap melewati rumah tersebut ane berusaha untuk tidak melihat ke dalam kaca tersebut, karena setiap melihat kaca tersebut, ane terbayang wajah-wajah belanda yang sering saya bayangin karena cerita-certia yang sudah tersebar.

Namun, saya selalu gagal. Saya selalu melihat ke arah sana, memang tidak ada apa-apa, tapi
bulukuduk selalu merinding setiap melihatnya. Teman-teman saya yang lain tampak biasa saja, berjalan tanpa beban, sedangkan saya, was-was, perasaan tidak enak ketika melewati rumah tersebut selalu muncul tiba-tiba.
Seolah-olah saya sudah di tunggu oleh mereka. mereka yang menghuni perumahan Londo ini. Akhirnya saya dan yang lain sampe di jalan kecil yang menuju ke kawasan pabrik tersebut, saya bisa lihat gerbang utara yang di kerangkeng dengan rantai di belakang, akhirnya saya menyusuri jalanan tersebut, di timur terlihat samar-samar bangunan tua sekolah TK yang di pisah dengan pagar kawat tinggi.
Ada satu hal yang bikin saya bertanya-tanya, sebuah lahan kosong yang ditumbuhi oleh pohon mangga, anehnya, di bawahnya rumput tinggi-tinggi setinggi lutut orang dewasa, dalam hati saya bertanya, “kenapa orang pabrik tidak ada yang mau motong rumput itu, biar bersih saja”
Namun rupanya ada alasanya, lapangan tenis sudah terlihat, di samping lapangan tenis ada 2 pohon Asem yang sudah berumur puluhan tahun. Besar sekali dan mencolok di bandingkan pohon-pohon lain, sehingga lapangan tenis begitu sejuk di tutupi rindangnya dedaunan pohon asem. Jauh di belakang lapangan tenis tepatnya di antara lahan kosong dan gedung TK tersebut, ada satu pohon lagi yang mencolok. yaitu, pohon Beringin. (sampe sekarang tahun 2019 pohon ini masih berdiri).
Saya gak pernah suka pohon itu. bahkan sejak saya bersekolah di TK saya masih inget jelas kenangan kenangan yang nanti akan saya ceritain secara perlahan. intinya, pohon itu berada di tempat yang terisolasi, butuh waktu untuk menembus tingginya rumput liar di samping lapangan tenis.

Akhirnya kami masuk ke lapagan tenis, ada pintu pagar kawat di sekelilingnya,

sangat tinggi pagar kawatnya, berguna agar bola tidak keluar dari lapangan, namun selalu ada saja bola yang berhasil keluar. Cerita Horor Pabrik Gula

disana, kami mulai mencari bola tenis yang mungkin masih ada sisa sabtu sore kemarin ketika petinggi pabrik bermain. Namun, mata saya tidak bisa fokus. Saya lebih tertuju pada 2 pohon asem yang bersebelahan sama besarnya entah disana ada apa, tapi, bulu leher saya selalu meremang setiap melihat pohon tersebut.

“Aku nemu bal kilo”(aku nemuin bola ini loh) teriak temen saya si Jamal.Saya dan Udin serta Dayat mendekat bola segera di amankan di saku milik jamal, kami akhirnya bermain-main  dahulu di lapangan tenis. tempatnya cukup adem dan bener-bener enak buat rebahan tidur, tapi, ada yang mengganjal pikiran saya, seolah-olah ada yang ngelihatin saya entah darimana. Dayat yang pertama usul. “Pumpung nang kene, ayok golek jambu, wes mateng koyok’e” (mumpung disini, ayo nyari jambu, sudah matang kayanya)

Bicara tentang jambu, ada satu tempat dimana kami bisa menemukan banyak pohon jambu biji. jawabanya, adalah Rumah Dinas Supervisor. Akhirnya kami pergi lebih ke barat, di samping kiri kami bisa melihat berjejer rumah besar, tidak sebesar permahan belanda yang tadi, namun rumah disini sudah cukup besar, karena rumah ini di khsuskan untuk para Suprvisor pabrik. sayangnya, setahu saya hanya 2 atau 3 rumah yang di huni
sisanya? di biarkan kosong tak berpenghuni, alasanya, karena ada cerita yang sangat mengerikan yang pernah saya dengar dari seseorang di tempat ini. kisah tersebut adalah, di datangi pasukan Pocong. Awalnya cerita ini saya denger dari Mas Hendra.
Mas Hendra ini dari luar kota, beliau dapat kerja di pabrik ini lewat pamanya, om Ardi yang kebetulan menjabat jadi supervisor juga di pabrik gula ini.Selama bekerja di pabrik ini. om Ardi dapat rumah dinas, dan di ajaklah mas Hendra menginap

mas Hendra nurut saja, karena memang beliau waktu itu masih muda, belum kepikiran ngekost apalagi punya rumah. singkatnya pada saat malam, om Ardi pamit, katanya beliau sudah urus cuti dan rencananya mau pulang kampung. disinilah mas Hendra akan di tinggal di rumah itu sendirian. Mas Hendra yang tidak tau apa-apa dan baru mengenal lingkungan ini jawab iya-iya saja, toh rumahnya besar dan juga nyaman.
Sekian dulu Cerita Horor Pabrik Gula yang bagian 1, di lain waktu saya akan menceritakannya kembali di bagian ke 2 nya.