Bikin Merinding! Cerita Horor Pabrik Gula Bagian 1

Prediksi Togel, Cerita Misteri, arti mimpi mudik, tafsir mimpi, ulasan pusaka, misteri, angker, Supranatural, Terawang angkaPrediksi Togel, Cerita Misteri, tafsir mimpi, ulasan pusaka, misteri, angker, Supranatural, Terawang angka, Cerita Horor Pabrik Gula

Cerita Horor Pabrik Gula Kerajaan Demit

Sebelum saya mulai Cerita Horor Pabrik Gula bagian pertama, gak ada salahnya kalau kalian melihat sekeliling kalian terlebih dahulu sebelum menikmati sajian cerita saya ini. Ingat, kita gak pernah sendirian.

Pabrik Gula S**M***O, adalah salah satu Pabrik gula terbesar di daerah ini. tidak hanya terbesar melainkan satu-satunya nya pabrik yang di bangun disini.

Berdirinya pabrik gula ini sendiri jauh sebelum saya lahir di dunia ini. Besar, megah dan sangat luas adalah hal yang membuatnya di kenal luas. Namun, jauh dari kalimat tersebut, ada dunia yang tidak bisa di lihat oleh mata telanjang. sesuatu yang akan membuat orang ngeri bila apa yang ada di balik nama besar pabrik tersebut adalah, adanya Kerajaan demit.

Banyak yang sadar atau tanpa sadar pernah mengalaminya, karena disinilah pusat kerajaan tersebut. Pabrik gula ini berdiri di tanah seluas ratusan hektar, saya gak tau seberapa luas, tapi bila di bandingkan dengan desa saya, bisa ratusan kali luas desa saya, padahal, desa saya di bagi menjadi 12 RT. So, bisa kalian bayangkan sendiri berapa luasnya. (tidak termasuk kebun tebu). Sebegitu besarnya luas Pabrik, sampai-sampai di buat 4 zona untuk menggambarkan keseluruhan pabrik ini.
4 Zona itu, disebut dengan zona Timur, Barat, Selatan dan Utara.Saya bakal ulas perlahan-lahan Cerita Horor Pabrik Gula, karena apa yang mau saya sajikan membutuhkan detail agar kalian bisa membayangkan berada di sini. Terlepas dari betapa luas dan besarnya pabrik ini, batas yang paling mencolok adalah, pabrik ini diapit oleh 2 Desa, sebut saja Desa A dan juga Desa B.

Desa saya adalah Desa A, kenapa saya mengatakan ini, karena semua ini, nanti berhubungan satu sama lain.

Pagi itu, udara sangat dingin. Saya baru aja selesai habis Sholat subuh di surah dekat rumah saya.

Setelah shalat, biasanya anak-anak desa akan ngumpul di depan surah.

“mumpung Minggu, ayo mlaku-mlaku (mumpung hari Minggu, ayo jalan-jalan)” kata temen saya Jamal.

semua temen-temen saya, bersahut-sahut-an, setuju. Saya, langsung tanya “gok ndi?” (mau kemana?)

“yo opo lek nang pabrik. bekne nemu bal tenis” (gimana kalau kedalam pabrik, kali aja nemu bola tenis)

ada hal yang selalu saya lakukan bareng anak-anak desa, yaitu, masuk ke pabrik gula di samping desa, alasanya, disana banyak hal yang saya dan temen-temen saya suka.

Salah satunya, bola tenis. jadi, tiap sabtu sore, para petinggi pabrik gula akan bermain di lapangan tenis di dalam pabrik. satu dari banyak fasilitas untuk pekerja yang suka dengan olahraga tenis, dan biasanya banyak bola tenis yang keluar lapangan dan menghilang di rerumputan liar yang tumbuh di samping lapangan tersebut bola itu lah yang nanti kita pungut, buat di bawa pulang. kenapa harus bola tenis?

Bola tenis selain mahal, bisa di pakai untuk berbagai permainan tradisional sehingga di mata saya dan anak-anak lain yang masih bocah, bola tersebut sama berharganya dengan mainan grade yang mahal. Selain bola tenis, alasan kami suka masuk ke dalam pabrik, karena suasananya, sejuk, di dalam lahan yang sebegitu luasnya, banyak pohon tua dan besar, sehingga meski siang hari, cahaya matahari tidak bisa menembus, menciptakan suasana damai dan sejuk.
Lalu apalagi? jawabanya. pohon Juwet, mangga, jambu, yang sama sekali tidak pernah di panen, di biarkan buahnya masak secara alami, karena, tidak ada orang yang tertarik dengan buah tersebut selain kami. Anak-anak desa. Berangkatlah kami menuju pabrik gula tersebut, jalur yang biasa kami lalui, adalah jalur Timur.

namun, kami terhenti ketika sampai di jalur Timur. “loh, kok di tutup” kata Andi.

Saya baru inget, hari minggu gerbang timur pasti tutup, karena hari minggu adalah waktu jemaat gereja untuk berkumpul.

Gerbang timur identik dengan pagar besi yang tinggi, di sampingnya ada gereja.

“gereja jawi wetan” itu yang saya inget. gerejanya tidak kalah tua sama pabrik, sudah berdiri sebelum saya di lahirkan.

Namun, konon, gereja ini terkenal cukup angker. tapi, sabar, nanti akan ada waktunya buat bahas gereja ini.

Saya dan yang lain, kebingungan. kayanya, bakal batal. Sampe si Udin nyeletuk. “yo opo nek liwat perumahan londo” (gimana kalau lewat perumahan belanda?”)

Saya, terdiam sebentar. mendengar nama perumahan londo, membuat saya begidik ngeri. karena, jauh di jalur Utara memang ada gerbang tua. Gerbang tersebut sudah lama di tinggalkan. Di sebelahnya, ada tanah luas, berpagar, disana, berjejer rumah besar yang megah, ada sekitar 6 sampai 7 rumah dengan gaya arsitek yang sama, arsitek khas Belanda.

PASARAN

PREDIKSI MBAH JITUĀ TOP 2D

KLIK

PASARAN SYDNEY

29 24 23 25 59 54 53 49 43 45

SELENGKAPNYA

PASARAN COLOMBO

31 37 34 32 41 47 42 21 27 24

SELENGKAPNYA

PASARAN SCOTLAND

03 06 01 07 13 16 17 73 76 71

SELENGKAPNYA

PASARAN SINGAPORE

SELASA DAN JUMAT LIBUR

SELENGKAPNYA

PASARAN JAMAICA

74 73 72 78 34 32 38 84 83 82

SELENGKAPNYA

PASARAN UGANDA

46 48 42 45 26 28 25 86 82 85

SELENGKAPNYA

PASARAN HONGKONG

34 37 36 38 64 67 68 74 76 78

SELENGKAPNYA

PASARAN KENYA

34 32 37 38 24 27 28 74 72 78

SELENGKAPNYA

PASARAN SLOVAKIA

83 85 87 84 53 57 54 43 45 47

SELENGKAPNYA

Sejarahnya sendiri, rumah tersebut dulu memang bekas rumah orang-orang belanda yang memiliki jabatan di pabrik gula tersebut. Namun, yang bikin saya merinding adalah, semua rumah tersebut sudah kosong dan di tinggal bertahun-tahun tidak di tinggali lagi, bahkan hingga saat ini, dan cerita dari mulut ke mulut, kabarnya, banyak yg pernah melihat, seseorang berdiri di kaca rumah belanda tersebut, menatap kosong jalanan, ketika seseorang melintas, mereka, melihat. Orang Belanda lengkap dengan pakaian khas mereka. Tersenyum, menyambut siapapun yang lewat.

Alasan kenapa temen saya ngusulin tersebut, karena di perumahan londo, tepatnya di rumah paling ujung ada tembok pembatas, di salah satu bagian temboknya sudah runtuh beberapa bagian, jadi dapat di panjat oleh kami yang masih anak-anak.

Kami pun menuju jalur utara, jalan kaki menyusuri jalan

Sampai disana, satu demi satu kami memanjat, melompat dan sampailah di depan rumah megah yang berjejer. hal yang paling menganggu dari rumah ini adalah gaya desain rumah ini yang hampir sama semua.

Yang paling mencolok, kaca hitam besar di samping pintu. Setiap melewati rumah tersebut ane berusaha untuk tidak melihat ke dalam kaca tersebut, karena setiap melihat kaca tersebut, ane terbayang wajah-wajah belanda yang sering saya bayangin karena cerita-certia yang sudah tersebar.

Namun, saya selalu gagal. Saya selalu melihat ke arah sana, memang tidak ada apa-apa, tapi
bulukuduk selalu merinding setiap melihatnya. Teman-teman saya yang lain tampak biasa saja, berjalan tanpa beban, sedangkan saya, was-was, perasaan tidak enak ketika melewati rumah tersebut selalu muncul tiba-tiba.
Seolah-olah saya sudah di tunggu oleh mereka. mereka yang menghuni perumahan Londo ini. Akhirnya saya dan yang lain sampe di jalan kecil yang menuju ke kawasan pabrik tersebut, saya bisa lihat gerbang utara yang di kerangkeng dengan rantai di belakang, akhirnya saya menyusuri jalanan tersebut, di timur terlihat samar-samar bangunan tua sekolah TK yang di pisah dengan pagar kawat tinggi.
Ada satu hal yang bikin saya bertanya-tanya, sebuah lahan kosong yang ditumbuhi oleh pohon mangga, anehnya, di bawahnya rumput tinggi-tinggi setinggi lutut orang dewasa, dalam hati saya bertanya, “kenapa orang pabrik tidak ada yang mau motong rumput itu, biar bersih saja”
Namun rupanya ada alasanya, lapangan tenis sudah terlihat, di samping lapangan tenis ada 2 pohon Asem yang sudah berumur puluhan tahun. Besar sekali dan mencolok di bandingkan pohon-pohon lain, sehingga lapangan tenis begitu sejuk di tutupi rindangnya dedaunan pohon asem. Jauh di belakang lapangan tenis tepatnya di antara lahan kosong dan gedung TK tersebut, ada satu pohon lagi yang mencolok. yaitu, pohon Beringin. (sampe sekarang tahun 2019 pohon ini masih berdiri).
Saya gak pernah suka pohon itu. bahkan sejak saya bersekolah di TK saya masih inget jelas kenangan kenangan yang nanti akan saya ceritain secara perlahan. intinya, pohon itu berada di tempat yang terisolasi, butuh waktu untuk menembus tingginya rumput liar di samping lapangan tenis.

Akhirnya kami masuk ke lapagan tenis, ada pintu pagar kawat di sekelilingnya,

sangat tinggi pagar kawatnya, berguna agar bola tidak keluar dari lapangan, namun selalu ada saja bola yang berhasil keluar. Cerita Horor Pabrik Gula

disana, kami mulai mencari bola tenis yang mungkin masih ada sisa sabtu sore kemarin ketika petinggi pabrik bermain. Namun, mata saya tidak bisa fokus. Saya lebih tertuju pada 2 pohon asem yang bersebelahan sama besarnya entah disana ada apa, tapi, bulu leher saya selalu meremang setiap melihat pohon tersebut.

“Aku nemu bal kilo”(aku nemuin bola ini loh) teriak temen saya si Jamal.Saya dan Udin serta Dayat mendekat bola segera di amankan di saku milik jamal, kami akhirnya bermain-mainĀ  dahulu di lapangan tenis. tempatnya cukup adem dan bener-bener enak buat rebahan tidur, tapi, ada yang mengganjal pikiran saya, seolah-olah ada yang ngelihatin saya entah darimana. Dayat yang pertama usul. “Pumpung nang kene, ayok golek jambu, wes mateng koyok’e” (mumpung disini, ayo nyari jambu, sudah matang kayanya)

Bicara tentang jambu, ada satu tempat dimana kami bisa menemukan banyak pohon jambu biji. jawabanya, adalah Rumah Dinas Supervisor. Akhirnya kami pergi lebih ke barat, di samping kiri kami bisa melihat berjejer rumah besar, tidak sebesar permahan belanda yang tadi, namun rumah disini sudah cukup besar, karena rumah ini di khsuskan untuk para Suprvisor pabrik. sayangnya, setahu saya hanya 2 atau 3 rumah yang di huni
sisanya? di biarkan kosong tak berpenghuni, alasanya, karena ada cerita yang sangat mengerikan yang pernah saya dengar dari seseorang di tempat ini. kisah tersebut adalah, di datangi pasukan Pocong. Awalnya cerita ini saya denger dari Mas Hendra.
Mas Hendra ini dari luar kota, beliau dapat kerja di pabrik ini lewat pamanya, om Ardi yang kebetulan menjabat jadi supervisor juga di pabrik gula ini.Selama bekerja di pabrik ini. om Ardi dapat rumah dinas, dan di ajaklah mas Hendra menginap

mas Hendra nurut saja, karena memang beliau waktu itu masih muda, belum kepikiran ngekost apalagi punya rumah. singkatnya pada saat malam, om Ardi pamit, katanya beliau sudah urus cuti dan rencananya mau pulang kampung. disinilah mas Hendra akan di tinggal di rumah itu sendirian. Mas Hendra yang tidak tau apa-apa dan baru mengenal lingkungan ini jawab iya-iya saja, toh rumahnya besar dan juga nyaman.
Sekian dulu Cerita Horor Pabrik Gula yang bagian 1, di lain waktu saya akan menceritakannya kembali di bagian ke 2 nya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.