Cerita Misteri Sosok Bangku Belakang

Cerita Misteri Sosok Bangku Belakang – Assalammualaikum wr, wb, dan salam sejahtera bagi kita semua. Bagi yang saat ini menjalankan ibadah puasa harus tetap semangat. Kali ini aku mau bercerita tentang Sosok Bangku Belakang.

Bertualang, itulah kegiatan YG menjadi kegemaranku dan adik sepupuku. Namaku danan, usiaku 30 tahun, bersama sepupuku abdi, 25 tahun, kami kerap mengunjungi tempat angker ataupun tempat yg terkenal mistis dikota tempat tinggal kami dan sekitarnya. Jogjakarta, kota nyaman dgn ratusan pesonanya, disitulah kami tinggal. Kali ini aku akan menceritakan sebuah kisah nyata yg kualami sendiri dan lumayan membuat bulu kudukku berdiri.

Seperti yg telah aku katakan diawal bahwa kami suka bertualang mencari – cari tempat horor tengah malam, kami melakukan hal itu bukan tanpa alasan, kami melakukannya karena kami ingin membuktikan bahwa “ghost is not real (100%)” kami tidak percaya yg namanya hantu/kesurupan dan hal – hal mistis lainnya. Pengalaman yg kami alami ini justru terjadi ketika kami tengah berwisata alam dan bkn untuk mencari hantu.

Ketika itu kami berdua melakukan perjalanan wisata ke Bromo dgn menggunakan mobil, berhubung aku tak bisa nyetir so aku cuma membantu navigasi perjalanan dgn menggunakan google maps. Perjalanan berangkat berjalan dengan lancar, bersama rombongan, kami menikmati keindahan alami gunung Bromo beserta isinya, kota batu dan segala tempat wisatanya sudah kami lalui. Tibalah saatnya perjalanan pulang, usai beristirahat tidur dihotel, kami melanjutkan perjalanan pulang.

Hanya dengan bermodal google maps kami memutuskan utk melewati jalur yg tidak terlalu banyak naik turun gunungnya. Akhirnya kami memutuskan utk melewati jalur selatan. Keluar dari kota Malang kami menuju kota selanjutnya yakni Blitar. Jalanan dijalur selatan lebih sepi dibandingkan dengan jalur utara. Pemandangan dikanan kiri jalan cuma tampak beberapa mobil yang berlalu-lalang dan beberapa rumah dgn jarak yang agak berjauhan.

Ketika memasuki kabupaten Blitar sekitar jam 22.30 WIB entah kenapa aku merasa sangat – sangat mengantuk padahal baru saja bangun tidur. Di sinilah aku seperti mulai kehilangan kesadaran dan akal pikiran sehat. Seperti biasa aku duduk dibangku dpn sebelah bangku supir. Berusaha tetap terjaga utk memberi navigasi, akhirnya aku menyerah juga. Rasa kantuk yg muncul secara tiba – tiba terasa sangat teramat berat untuk dilawan

Kepalaku berasa berputar – putar dan ingin segera memejamkan mata utk tidur. Merasa tak kuat melawan rasa kantuk akhirnya aku perlahan – lahan membenarkan posisi dudukku utk mendapatkan posisi yang paling nyaman utk tidur sejenak. Aku menengok ke bangku belakang, aku lihat temanku masih terjaga jadi aku serahkan navigasi ke dia.

Beberapa saat kemudian abdi membangunkanku dari tidurku. Aku lirik jam tanganku, waktu menunjukan jam 23.30 WIB. Aku lihat keluar jendela rupanya kami berhenti disebuah warung makan kecil dipinggir jalan yg tergolong sepi. Karena merasa perut keroncongan aku segera turun meninggalkan teman-temanku dan berlari menuju ibu penjaga warung utk memesan.

Ibu penjual: mau order apa mas?

Aku: pesan nasi goreng, es jeruk ya bu.

Ibu penjual: itu saja mas?

(Sambil menengok kearah mobil, aku melihat abdi turun dari bangku mengemudi dan dibangku belakang temanku masih terduduk).

Aku: tunggu kawan-kawan turun bu biar pada pesan sendiri.

(Tak lama kemudian abdi datang dan memesan menu yg sama denganku).

Ibu penjual: ada lagi pesanannya mas? Yg lainnya? (Sambil menengok kearah mobil).

Abdi: itu saja bu, kita hanya berdua kok.

Mendengar jawaban abdi sontak aku terkejut setengah mati. *Dag, dig, dug. Jantungku berdegup dengan kencang Bulu kuduk diseluruh tubuhku berdiri semua tanpa diperintah. Kepalaku serasa berputar – putar antara bingung dan terkejut mendengar kalimat yg keluar dari mulut abdi. Si ibu penjual pun memandangku dgn tatapan aneh. Seketika aku menoleh ke arah mobil. Bagian dalam mobil terlihat gelap, aku tidak dapat melihat isi dalam mobil. Merinding dan rasa penasaran aku minta kunci mobil ke abdi dan langsung berlari kearah mobil.

Aku buka pintu belakang dan yg aku lihat hanyalah bangku kosong. Tidak ada seorangpun didalam mobil. Dgn langkah gontai aku kembali ke warung. Abdi dan ibu penjual terheran – heran menatapku. Kepalaku serasa berputar – putar, aku coba flashback memoriku. Aku pun tersadar sedari awal aku cuma melakukan perjalanan ini hanya berdua dengan sepupuku.

Tak ada “teman” lain. Tak ada orang ketiga. Tak ada penumpang lain, dan yg ada hanyalah sebuah bangku kosong. Aku berdiam diri sejenak untuk menenangkan pikiran. Si ibu penjual masih menatapku dgn pandangan janggal dan bertanya.

Ibu penjual: mana yg lain mas?

Aku: oh lupa, sudah turun duluan di Malang tadi temanku bu (berbohong).

Abdi: teman apa?

Aku cuma diam dan tak menjawab. Selepas dari warung makan kecil itu, kami melanjutkan perjalanan. Aku pun menceritakan sosok bangku belakang ke abdi. Abdi tampak keheranan mendengar ceritaku. Ya dari sini ahkirnya kami berdua simpulkan mungkin kondisi kecapekan yg membuat aku sedikit hilang pikiran sehat. Tapi kami ber 2 tetap yakin bahwa semua hal pasti ada penjelasannya dan tetap berprinsip bahwa ghost is not real. Sekian.