Meriam si Djagoer, Senjata Legenda Pemberi Keturunan

Prediksi Togel, Cerita Misteri, tafsir mimpi, ulasan pusaka, misteri, angker, Supranatural, Terawang angka Prediksi Togel, Cerita Misteri, tafsir mimpi, ulasan pusaka, misteri, angker, Supranatural, Terawang angka,Prediksi Togel, Cerita Misteri, tafsir mimpi, ulasan pusaka, misteri, angker, Supranatural, Terawang angka Prediksi Togel, Cerita Misteri, tafsir mimpi, ulasan pusaka, misteri, angker, Supranatural, Terawang angka, Prediksi Togel, Cerita Misteri, tafsir mimpi, ulasan pusaka, misteri, angker, Supranatural, Terawang angka Prediksi Togel, Cerita Misteri, tafsir mimpi, ulasan pusaka, misteri, angker, Supranatural, Terawang angka,Prediksi Togel, Cerita Misteri, tafsir mimpi, ulasan pusaka, misteri, angker, Supranatural, Terawang angka Prediksi Togel, Cerita Misteri, tafsir mimpi, ulasan pusaka, misteri, angker, Supranatural, Ulasan Pusaka

Meriam si Djagoer, Senjata Legenda Pemberi Keturunan

MbahJitu – Sebuah Meriam kuno dikenal sebagai meriam si Djagoer. Namun ternyata meriam ini adalah hasil karya orang-orang Portugis yang memang sengaja membuat senjata besar untuk kebutuhan dalam peperangan dan penaklukkan Malaka serta melawan armada laut Belanda yang mulai mengusik dominasi Portugis di Asia.

Catatan sejarah menyebutkan jika meriam ini dibuat di Maccau oleh pabrik St Jago de Barra. Yang dirancang oleh Manuel Tavares Bocarro atas pesanan Kerajaan Portugis bagi armada di Malaka. Meriam yang selesai dibuat pada tahun 1641 ini diletakkan di bekas benteng Portugis yang berada di Malaka.

Pada meriam itu terdapat sebuah tulisan dalam bahasa latin yang berbunyi “Ex Me Ipsa Renata Sum” yang artinya kurang lebih, aku diciptakan dari diriku sendiri. Makna dari tulisan ini adalah, meriam ini dibuat dari peleburan 14 buah meriam kecil yang disatukan menjadi sebuah meriam besar ini.

Produksi senjata ini terbilang sangat maju pada zamannya. Karena dilebur dari belasan meriam kecil lainnya, meriam ini memiliki ukuran sangat besar. Dengan berat diperkirakan mencapai 3,6 ton dan panjang sekitar 3.085 meter, meriam si djagoer ini menjadi senjata pamungkas Portugis dalam mempertahankan Malaka.

Untuk menguatkan keyakinan bangsa Portugis dalam memenangi peperangan, militer Portugis menambahkan sebuah ornamen yang dianggap symbol jorok yakni ibu jari dijepit yang dalam bahasa latin disebut  “mano in figa”. Makna dari ormenen tersebut adalah symbol keberuntungan bagi Portugis sekaligus merupakan lambang ejekan bagi Belanda yang dinilai mulai mengganggu eksistensi bangsa Portugis di Asia.

Namun sialnya, dalam peperangan sengit dalam merebut Malaka, Portugis malah justru kalah, benteng Malaka malah berhasil direbut oleh Belanda berserta seluruh meriam yang ada disana. Meriam ini lantas diboyong ke Batavia atau kini yang menjadi Jakarta oleh Belanda. Saat di Batavia, beberapa kali meriam besar ini dipakai untuk berperang baik dengan kerajaan Mataram maupun dengan Inggris yang pernah mencoba mengusik koloni Belanda di Indonesia.

Saat berada di Batavia itulah, masyarakat Indonesia khususnya Batavia mulai menamai meriam ini dengan sebutan Jagur. Kemungkinan besar diabil dari bunyi meriam saat ditembakkan yang mirip seperti suara njlegar-jegur.

Hingga kini masih banyak orang yang percaya, jika wanita yang belum memiliki keturunan, kemudian menyentuh simbol si jagur ini maka mereka akan segera mendapat keturunan. Banyak orang yang masih tetap setia menziarahi Si Jagur ini, terutama ketika meriam ini ditempatkan di dekat Jembatan Kota Intan.

Meriam Si DJagoer dipindahkan ke Museum wayang dan pada tahun 1968. Kemudian pada sekitar tahun 1974 meriam ini dipindahkan ke Museum Fatahillah. Kemudian mereka memberi bunga dan membakar kemenyan disekitar Meriam besar ini. Mereka berharap perziarahan yang mereka lakukan ini dapat membuat permohonan mereka dikabulkan.

Sumber : Indonesiacultures.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.