Pusaka Legenda Tanah Jawa Yang Menjadi Alat Pertahanan Diri
Kehidupan masyarakat zaman dahulu khusus pada tanah Jawa tak dapat dilepaskan dengan keberadaan pusaka. Selain sebagai alat untuk senjata pertahanan diri, keberadaan pusaka legenda tanah Jawa akan juga dipercaya mampu meningkatkan pamor pemiliknya.
Pusaka legenda tanah Jawa kepunyaan pendekar-pendekar tanah Jawa kala tersebut tak asal dibuat begitu saja. Serangkaian ritual serta sesaji kudu dilakoni semua Pandebesi (pembuat senjata) dalam menghasilkan pusaka berkualitas jawara. Bahkan beberapa pusaka diantaranya juga tercipta dari prosos diluar nalar yang tak dapat dijangkau nalar manusia.
Pusaka-pusaka itu sangat dipercaya memiliki kekuatan magis pada dalamnya hingga ketika dipergunakan akan mampu mengalahkan lawan dalam pada waktu singkat. Sejumlah pusaka yang melegenda tersebut beberapa diantaranya masih terawat dengan baik, tetapi tak sedikit pula yang telah menurun dirawat oleh para pewarisnya.
PASARAN |
KLIK |
|
PASARAN KENYA |
97 98 92 95 27 28 25 47 48 45 |
|
PASARAN SYDNEY |
10 17 12 90 91 97 92 50 57 51 |
|
PASARAN BELGIUM |
64 69 68 61 49 48 41 74 79 78 |
|
PASARAN COLOMBO |
23 26 28 25 53 56 58 13 16 15 |
|
PASARAN GIRONA |
17 14 18 12 67 68 62 87 84 82 |
|
PASARAN SCOTLAND |
40 49 45 47 50 59 57 20 29 25 |
|
PASARAN SINGAPORE |
SELASA DAN JUMAT LIBUR |
|
PASARAN MACAU SWEEP |
90 95 94 92 70 75 74 40 45 42 |
|
PASARAN JAMAICA |
38 37 39 68 67 69 63 28 27 29 |
|
PASARAN UGANDA |
37 32 31 38 97 92 98 87 82 81 |
|
PASARAN HONGKONG |
57 56 59 51 87 86 89 97 96 91 |
|
PASARAN NICARAGUA |
53 56 57 51 93 96 97 73 76 71 |
|
PASARAN SLOVAKIA |
93 96 94 92 73 76 74 43 42 46 |
|
PASARAN MACAU LOTTERY |
83 81 84 86 51 54 56 63 61 64 |
|
PASARAN MACAU 6D |
SEGERA TIBA |
Berikut beberapa pusaka yang melegenda di tanah Jawa :
Ontokusumo
Benda tersebut adalah sebuah kain berbentuk rompi. Konon rompi tersebut adalah peninggalan Nabi Muhammad yang diwariskan secara turun temurun serta sampailah pada tangan Sunan Kalijaga.
Ontokusumo didapatkan Sunan Kalijaga sesudah ia khatam Al Quran di malam Jumat legi. Ketika itu Sunan Kalijaga bersama wali lain sedang berkumpul pada Masjid Agung Demak serta tiba-tiba mendapati sepucuk surat yang berisi pesan bila ia akan memperoleh hadiah berupa rompi terbuat dari kulit kambing peninggalan Nabi Muhammad.
Keris Kyai Carubuk
Pusaka Sunan Kalijaga tersebut sejenis keris bernama Kyai Carubuk. Keris luk (lekuk) 17 tersebut dibuat oleh sahabat Sunan Kalijaga bernama Empu Supa Mandagri, seorang Pandebesi kenamaan dari Kerajaan Majapahit.
Ketika pembuatannya konon Sunan Kalijaga hanya menyerahkan bahan mentah sejenis besi seukuran biji salak. Dengan keterampilan serta kekuatan kanuragan yang dipunyai Empu Supa Mandagri akhirnya keris itu bisa rampung digarap.
Kyai Carubuk tersebut dicetak dengan bara dari sumber api abadi Merapen di Godong, Kabupaten Grobogan, Jateng. Konon Empu Supa Mandagri membuat Kyai Carubuk tersebut bukan dengan alat pemukul tetapi hanya menekan-nekan besi mengenakan jari tangannya.
Tongkat Kalimasada
Sunan Kalijaga mempunyai sebuah tongkat yang selalu setia menemani tiap pengembaraannya. Dari tongkat tersebut banyak peristiwa pada luar nalar terjadi, seperti terciptanya mata air maupun munculnya api pada dalam tanah sesudah benda pusaka itu ditancapkan ke bumi.
Konon tongkat warna hitam kepunyaan Sunan Kalijaga berasal dari kayu Kalimasada. Pohon kayu Kalimasada tersebut berasal dari Pulau Karimunjawa, Jepara, Jateng.
Keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek
Keris tersebut adalah pusaka utama pada lingkungan Kraton Yogyakarta. Pusaka tersebut hanya dipegang oleh Sultan yang sedang bertahta pada Kraton Yogyakarta. Keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek teresbut pralambang Sultan menjadi pemimpin rohani serta duniawi.
Keris Kanjeng Kyai Joko Piturun
Pusaka tersebut ada pada urutan kedua dunia keris pada lingkungan Kraton Yogyakarta. Kanjeng Kyai Joko Piturun akan diberikan terhadap putera mahkota Kraton Yogyakarta. Dikatakan keris tersebut pernah menjadi milik Sunan Kalijaga yang ditempa oleh pande besi kenamaan pada Kerajaan Demak.
Tombak Kanjeng Kyai Pleret
Kanjeng Kyai Pleret adalah tombak kepunyaan Danang Sutowojoyo atau Panembahan Senopati pendiri Kraton Mataram (sekarang menjadi Kraton Yogyakarta). Konon Kanjeng Kyai Pleret tersebut adalah sperma dari Syeh Maulana Maghribi. Ketika itu Syeh Maulana Maghribi tanpa sengaja melihat adik perempuan Sunan Kalijaga, Rasa Wulan yang sedang mandi pada Sendang Beji.
Sperma Syeh Maulana Maghribi terus menetes ke air sendang sampai pada akhirnya Rasa Wulan menjadi hamil. Tetesan yang lainnya tiba-tiba mengeras serta selanjutnya berubah wujud menjadi sebuah mata tombak yang selanjutnya dinamai Kanjeng Kyai Pleret.
Tombak Kanjeng Kyai Baru Klinting
Pusaka tersebut juga berupa tombak bernama Kanjeng Kyai Baru Klinting. Tombak sakti tersebut pernah dipakai seorang abdi pada kraton bernama Ki Nayadarma dalam menumpas pembrontakan yang dipimpin Adipati Pati Pragola.
Tombak tersebut adalah titisan dari Naga Baru Klinting. Ki Ageng Mangir Wanabaya yang adalah ayah Baru Klinting menghukum anaknya yang berwujud ular naga itu untuk melingkari Gunung Merapi.
Tinggal kurang sedikit lagi Baru Klinting berhasil melingkari Merapi. Supaya bisa kepalanya dapat menyentuh ekor, Baru Klinting lalu menjulurkan lidahnya.
Pusaka legenda tanah Jawa, Hal tersebut tak disukai Ki Ageng Mangir Wanabaya serta mengangap anaknya sudah berbuat curang. Ki Ageng Mangir Wanabaya lalu memotong lidah tersebut hingga kemudian menjadi sebuahn pusaka mata tombak.
Sumber: krjogja.com