Cerita Horor Pabrik Gula Bagian Ke 2 Dijamin Lebih Mengerikan Dan Pastinya Bikin Tegang
Mas Hendra yang tidak tau apa-apa dan baru mengenal lingkungan ini jawab iya-iya saja, toh rumahnya besar dan nyaman. Sebelum om Ardi pergi, beliau berpesan.
“Nek awakmu krungu suara opo ae, gak usah metu. tinggal turu ae yo le”
(Kalau kamu denger suara apa saja, tidak usah keluar, di tinggal tidur saja ya nak)
Mas Hendra cuma magut-magut, beliau tidak bertanya lebih rinci suara apa yang di maksud, mungkin hanya pesan biasa saja. Pikirnya, rupanya, itu bukan sekedar pesan biasa, melainkan sebuah peringatan. Malam semakin larut. mas Hendra duduk di teras menikmati semilir angin malam, berkawan segelas kopi dan juga rokok beliau memandang ke kanan kiri, namun sangat sepi.
Kaget bercampur bingung. di salah satu rumah, ada sosok yang tengah berdiri, mengenakan gaun putih panjang sampai lantai, sosok tersebut menatap jalanan. Rambutnya pirang. posturnya tinggi, ramping dan berbau sangat wangi. Dalam kebingungan, mas Hendra baru sadar. bagaimana bisa ada orang di rumah tersebut, bukanya om Ardi mengatakan tempat itu kosong melompong.
PASARAN |
KLIK |
|
PASARAN SYDNEY |
73 71 75 70 53 51 50 03 01 05 |
|
PASARAN COLOMBO |
30 31 34 37 40 41 47 70 71 74 |
|
PASARAN SCOTLAND |
46 49 48 42 86 89 82 26 29 28 |
|
PASARAN SINGAPORE |
SELASA DAN JUMAT LIBUR |
|
PASARAN JAMAICA |
03 06 04 08 83 86 84 63 64 68 |
|
PASARAN UGANDA |
20 21 23 28 30 31 38 80 81 83 |
|
PASARAN HONGKONG |
81 82 83 85 21 23 25 51 52 53 |
|
PASARAN KENYA |
05 06 09 02 65 69 62 25 26 29 |
|
PASARAN SLOVAKIA |
64 62 69 67 24 29 27 74 79 72 |
Tak perduli kemana dirinya berlari, yang penting, menyelamatkan diri terlebih dahulu. Sampai akhirnya mas Hendra berhenti untuk mengistirahatkan kaki. baru sadar, Dirinya berlari jauh ke samping lapangan tenis. di bawah 2 pohon besar ASEM rupanya mas Hendra tidak sendirian. Dirinya, di temani oleh sosok yang sangat besar, yang di lihatnya nyaris seperti pohon Asem. Ternyata, itu adalah kakinya,
Kaget bercampur takut, mas Hendra masih menjauh dari jendela. Namun, suara tersebut semakin nyaring karena sepertinya tidak hanya satu suara melainkan sperti bersama-sama. Mas Hendra lari ke ruang tamu.
Mas Hendra segera menceritakan semuanya.
“Koen iku tuman, kan wes di penging” (Kamu itu ceroboh, kan sudah di larang)
Disni, om Ardi bercerita, bila kedatangan pocong tersebut kesini biasanya di karenakan mas Hendra sudah menganggu dayangnya, yaitu nona belanda ada keterikatan apa mas Hendra tidak mengerti namun, rupanya, ada beberapa kasta di dalam pabrik ini, sehingga bila melihat pengghuni satu biasanya akan mandatangkan penghuni lain, dan bisa di bilang, pasukan pocong tersebut merupakan kasta paling bawah di bandingkan nona belanda.
Jadi rupanya ada kasta di antara para penghuni di pabrik ini. Setiap tempat ternyata memang berpenghuni, hanya saja, kasta mereka berbeda-beda, ada yang paling kuat hingga yang paling lemah, ada yang paling ganas namun ada juga yang sekedar usil menampakkan diri. lalu, dimana yang paling kuat?
Jawabanya ada di lahan kosong di samping gerbang tidak terpakai di bagian Utara. tempat dimana rumputnya tidak pernah di potong.
Dahulu, sebenarnya lahan tersebut akan di alih fungsikan untuk parkir truk yang mengangkut tebu, jadi di lakukan pembabatan guna membebaskan lahan dari rumput liar pekerja pabrik mulai melakukan pembersihan, rumput di babat, sampai pohon mangga disana akan di tumbangkan. namun, rupanya, hal yang mereka lakukan membawa kemarahan yang besar bagi penghuninya.
Akhirnya, pak mandor memutuskan menghentikan pekerjaan sementara sekaligus memanggil orang pintar. Ketika di terawang tempat tersebut, si orang pintar hanya berpesan. “Jangan lanjutkan. bila kalian tidak mau meregang nyawa”
“Itu adalah rumahnya, tempat makhluk yang tidak pernah menerima kehadiran kalian disini”
“Apakah tidak bisa di usir mbah?” tanya sang mandor
Si orang pintar kemudian tersenyum kecut. “berani bayar berapa kamu dengan harga nyawaku?”
Si mandor terkejut. “nyawa mbah?”
“Iya nyawa, saya tadi sudah berbincang sama dia. dia bilang nyawa kalian-kalian ini yang jadi taruhanya. Itu pun gak akan bisa kalian babat lahan ini. Mau mati konyol kamu?” tekan si mbah.
Akhirnya si orang pintar bercerita. Pabrik tempatmu bekerja ini adalah sarang kerajaan demit
kaget bercampur bingung, sang mandor bertanya kembali “maksudnya mbah?”
“Ya ini pusatnya kerajaan demit. tau demit tidak?”
Jadi, rupanya, penghuni lahan kosong tersebut adalah seorang wanita cantik namun bertubuh ular hijau. selain hal tersebut, si ratu ular ini ibaratnya adalah panglimanya di setiap sudut pabrik, selalu ada yang terkuat dan menjaga wilayah teritorinya sendiri, termasuk di bagian utara yang di jaga oleh siluman ular.
Warga desa B ini, adalah seorang lelaki tua yangg keseharianya mencari rumput untuk pakan ternaknya, entah tidak ada yang memberitahu atau tidak, dirinya tergiur, tergiur dengan rumput liar yang tumbuh di lahan kosong. Tanpa berpikir panjang, dirinya memutuskan membabat rumput liar tersebut, tidak sampai setengah hari, karung yang dirinya bawa penuh dengan rumput untuk mengenyangkan hewan ternaknya.