Cerita Misteri Pendaki Gunung Lawu Yang Cukup Horor
Sebuah tread cerita horor diposting oleh Wahyu, Misteri Pendaki Gunung Lawu pada akun Twitternya. Dalam thread horornya tersebut, dia menceritakan kisah mistisnya ketika mendaki bersama dua temannya, Dipta dan Windi.
Thread horor tersebut diposting Wahyu pada hari Kamis (5/12/2019) malam atau malam Jumat dalam dua bagian. Thread itu ia beri judul Pengalaman Misteri Pendaki Gunung Lawu Part 1 dan 2.
Sedikit cerita mengenai pengalaman mistis ketika sedang mendaki Gunung Lawu. Waktu itu kami mendaki tiga orang, saya, Dipta dan Windi. Saya berangkat dengan Windi dari Jogja dan janjian bertemu dengan Dipta di Basecamp Cemoro Sewu, tulis Wahyu memulai thread horornya.
PASARAN |
KLIK |
|
PASARAN SYDNEY |
12 56 79 16 27 59 15 26 69 17 |
|
PASARAN COLOMBO |
98 01 62 91 86 02 90 81 12 96 |
|
PASARAN SCOTLAND |
67 84 20 64 72 80 68 74 40 62 |
|
PASARAN SINGAPORE |
SEDANG LIBUR |
|
PASARAN JAMAICA |
89 01 35 81 93 05 80 91 15 83 |
|
PASARAN UGANDA |
76 51 02 71 60 52 75 61 12 70 |
|
PASARAN HONGKONG |
08 76 41 06 84 71 07 86 61 04 |
|
PASARAN KENYA |
01 24 67 04 16 27 02 14 47 06 |
|
PASARAN SLOVAKIA |
79 80 23 70 92 83 78 90 03 72 |
Wahyu menambahkan, kebetulan saat itu Dipta sedang di Ngawi dan berangkat dari rumah, ketimbang harus bolak balik ke Jogja (Yogyakarta). Awalnya, mereka bertiga berencana berangkat 6 orang, tapi 3 orang memberi kabar tidak bisa ikut pada H-2 keberangkatan.
Seperti pendakian yang biasanya, kami berencana istirahat di basecamp semalam dan besok paginya mulai mendaki. Saya dan Windi sampai di Basecamp Cemoro Sewu pukul 19.00 Wib dan ternyata Dipta sudah menunggu di masjid depan basecamp,” sambung Wahyu.
Malam tersebut udaranya terasa sangat dingin seperti biasanya, setelah makan dan sedikit mengobrol dengan teman-temaan pendaki lain. Api unggun yang menyala mengantar mereka beristirahat.
Paginya kita memulai pendakian, di Gunung Lawu cukup banyak pantangan yang tidak boleh dilanggar oleh para pendaki. Seperti memakai baju hijau, tidak boleh mengganggu Jalak Lawu dan lain-lain (15 poin kalau gak salah), jelas Wahyu.
Trek Cemoro Sewu tersebut tergolong trek paling dekat sekitar 8 kilometer (km). Trek rata-rata bebatuan yang telah ditata rapi. Waktu di perjalanan menuju pos 4, ketiganya bertemu dengan seorang bapak yang melakukan solo hiking (mendaki sendiri). Bapak itu berasal dari Surabaya.
Bapak itu juga mengaku bekerja di salah satu perusahaan kontraktor. Menurut Wahyu, ada yang sedikit aneh dengan bapak itu, lantara bapak itu hanya membawa day pack kecil.
Bapak tersebut orangnya sangat mudah bercanda dengan orang lain dan langsung mudah akrab dengan kami bertiga, ucap Wahyu.
Perjalanan mereka bertiga menjadi menyenangkan karena bapak itu selalu dapat membuat tertawa dengan pengalaman-pengalamnnya yang sangat lucu. Di tengah perjalanan, Wahyu penasaran dengan barang apa yang dibawa oleh bapak tersebut. Ternyata isinya hanya air mineral dan kemenyan.
Loh engga bawa sleeping bag pak? tanya Wahyu penasaran.
Enggak mas, saya nginep di warung dekat Hargo Dalem. Di sana saya biasa meminjam sleeping bag. Saya sebulan sekali berkunjung ke sini mas, jadi sudah terbiasa, jawab Bapak tersebut.
Memang, di Gunung Lawu sangat banyak orang seperti bapak tersebut. Sebab di Gunung Lawu terdapat sebuah makam di dalam bangunan yang bernama Hargo Dalem. Jika ingin melihat orang melakukan tirakat di sana, biasanya pada malam satu suro. Beberapa bahkan ada yang membawa kambing ke atas.
Misteri Pendaki Gunung Lawu, Pukul 17.00 Wib, mereka bertiga akhirnya sampai pada camp terakhir. Di sana terdapat warung Mbok Yem yang terkenal dengan sebutan warung tertinggi pada Pulau Jawa. Ketika hal tersebut, mereka bertiga beristirahat sebentar di dekat warung Mbok Yem dan berencana mendirikan tenda.
Sumber: jatimnow.com