Cerita Misteri Hantu Penyamar

Cerita hantu penyamar ini terjadi pada diriku dan temanku, saat sedang berlibur di Skotlandia. Saat itu aku dan temanku memutuskan untuk menginap di sebuah hotel yang tergolong sangat murah, karena aku dan temanku berpikir bahwa hal itu akan menghemat pengeluaran kami saat sedang berada disana.

Sebut saja namaku A dan temanku itu I. aku dan temanku itu tinggal disebuah hotel yang terlihat tidak terawat. Tanpa pikir panjang, aku dan temanku itu langsung memesan sebuah kamar dengan dua single bed.

Saat mereka tiba di hotel, jam menunjukkan pukul 01.00 waktu setempat sehingga kami langsung mau beristirahat saja. Ketika aku dan temanku sudah bersiap untuk pergi tidur. Tiba-tiba saja temanku itu berkata kalau dia kedinginan dan mau pergi keluar untuk membeli bir dingin.

Setelah dia memberitahuku, dia pergi. Jarak dari supermarket itu ke tempat kami menginap sekitar 3 kilometer. Jadi mungkin akan memakan waktu hingga setengah jam perjalanan untuk sampai kembali kesana.

Setelah kurang lebih 5 menit dia pergi keluar, pintu kamar ada yang ketuk. Dengan kondisi setengah sadar aku membuka pintu, setelah itu aku terkejut dan langsung sadarkan diri karena temanku sudah kembali.

Penasaran dan khawatir aku langsung melontarkan beberapa pertanyaan pada hantu penyamar. Dijawabnya dengan anggukan kepala dan gelengan. Saat itu juga berusaha tenang aku berpikir kalau dia tidak jadi membeli bir karena jaraknya yang lumayan jauh.

Temanku masih saja diam tak bersuara. Berusaha menanyakan keadaanya aku menawarkan secangkir teh untukknya yang dibalas dengan jawaban anggukan, langsung aku bergegas membuatkan secangkir teh untuknya.

Ketika dia sedang meminum teh yang ku buatkan, tiba-tiba saja HP milikku berbunyi, ada telp masuk. Segera langsung aku mencari-cari ponselku karena sejak tiba di penginapan aku tidak memegang hpku sama sekali.

Akhirnya kutemukan dalam kantong baju hangatku yang ku gantung. Sangat terkejut aku ketika tau yang meneleponku adalah temanku sendiri yang sedang berada didekatku ini. Seketika langsung ku angkat telepon.

Awalnya ku kira orang yang telah merampok temanku hingga dia sangat lesu saat kembali. Tetapi sangat ketakutan aku ketiak dia tau persis letak dompetnya yang ketinggalan.

Tanpa basa basi, aku mengambil dompet yang ada di kantong baju hangat bergegas aku berlari keluar kamar menuju supermarket menyusul temanku dan meninggalkan hantu penyamar itu. Akhirnya kami memutuskan untuk segera langsung pindah keluar dari sana sesegera mungkin setelah kembali.