Merinding! Inilah Kisah Atau Cerita Misteri Desa Leuwigoong

Cerita Misteri Desa Leuwigoong, Yang Sangat Melegenda Dan Mengerikan

Cerita Misteri Desa Leuwigoong. Kawasan utara Kabupaten Garut memiliki sejumlah wilayah yang cukup menarik, bahkan di dalamnya ada cerita rakyat yang sudah melegenda. Salah satunya wilayah Kecamatan Leuwigoong. Leuwigoong merupakan kecamatan yang berbatasan langsung dengan beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Garut, di antaranya Kecamatan Cibiuk, Banyuresmi, Leles dan juga Cibatu.

Dari catatan pemerintah setempat, jumlah penduduk di Kecamatan Leuwigoong sebanyak 45.350 jiwa atau setara dengan 5.172 kepala keluarga (KK), dan terdiri dari 22.691 laki-laki dan juga 22.659 perempuan.

Jumlah penduduk tersebut tersebar di delapan desa atau di 98 Rukun Warga (RW) dan di 288 Rukun Tetangga (RT). Kedelapan desa tersebut adalah Dungusiku, Leuwigoong, Karangsari, Sindangsari, Marga­cinta, Margahayu, Tambaksari dan Karanganyar.

Salah satu Cerita Misteri Desa Leuwigoong yang terbilang unik ada di Kampung Panunggangan. Di kampung yang berpenduduk sekitar 200 KK tersebut penduduknya tabu untuk membuat pintu yang menghadap utara.

Dengan adanya tradisi semacam pantangan ini, ratusan rumah di kawasan tersebut tidak ada satupun pintu rumahnya dibuat menghadap ke arah utara (kaler). Selain kisah pintu yang tabu dihadapkan ke arah utara, di kampung ini juga ada cerita menarik lainnya, yakni “Cinta Terlarang” bagi warga setempat.

Menurut Kepala Desa Dungusiku, H. Azis Sopian, cerita tersebut turun temurun hingga saat ini. Singkat kisahnya, menurut Kades Aziz, semua cerita itu bermula dari kebiasaan sabung ayam (ngadu ayam).

“Menurut cerita orang tua. Pada zaman dahului kala orang sini (Leuwigoong) kerap melakukan sabung ayam ke Sumedang. Ayam milik orang Leuwigoong dikenal sangat tangguh, tak pernah kalah. Suatu ketika, seekor ayam milik warga Panunggangan diadu dengan ayam milik orang Sumedang,” kisahnya.

PASARAN

PREDIKSI MBAH JITU TOP 2D

KLIK

PASARAN SYDNEY

91 94 96 93 61 64 63 31 34 36

SELENGKAPNYA

PASARAN COLOMBO

20 29 27 24 90 97 94 40 49 47

SELENGKAPNYA

PASARAN SCOTLAND

34 31 39 35 14 19 15 54 51 59

SELENGKAPNYA

PASARAN SINGAPORE

49 48 47 45 89 87 85 19 18 17

SELENGKAPNYA

PASARAN JAMAICA

69 67 64 63 49 47 43 39 37 34

SELENGKAPNYA

PASARAN UGANDA

70 73 78 75 80 83 85 50 53 58

SELENGKAPNYA

PASARAN HONGKONG

48 45 42 41 28 25 21 18 15 12

SELENGKAPNYA

PASARAN KENYA

90 97 94 93 40 47 43 30 34 37

SELENGKAPNYA

PASARAN SLOVAKIA

95 97 93 75 79 73 77 35 39 37

SELENGKAPNYA

Kades Azis mengisahkan, dalam arena sabung ayam itu, pada saat sabung ayam digelar hingga berbulan-bulan lamanya. Dan akhirnya, ayam milik orang Panunggangan kalah. Belakangan kekalahan ayam milik warga Leuwigoong tersebut ditenggarai dapat dikalahkan karena diguna-gunai oleh lawannya sendiri.

“Nah, sejak saat itulah, warga Kampung Panunggangan sakit hati karena ayamnya kalah karena kelicikan lawannya. Karena kesal dan tidak terima akhirnya mengeluarkan sumpah serapah. Karena kekesalannya oleh orang wetan utara sejak saat itu warga Sumedang memutuskan hubungan dengan orang utara. Nah sejak saat itulah, pintu rumah warga di sini tidak ada satupun yang menghadap ke utara, yakni wilayah Sumedang,” jelasnya.

Uniknya lagi, kata Azis, akibat dari kasus “ngadu ayam” tersebut merembet ke
hal-hal lainya yang ada di luar nalar. Salah satunya kisah “Cinta Terlarang.”

Kisah cinta terlarang versi Kampung Panunggan ini masih banyak dipercayai sebagian warga kawasan Kampung Panunggangan dan juga sekitarnya. Hingga saat ini warga setempat pantang untuk menjalin cinta atau menikah dengan warga yang berasal dari daerah Kaler (Sumedang).

“Sebagian warga percaya, jika hal tersebut (menjalin cinta) dengan warga Sumedang dilanggar maka dikhawatirkan akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Jika pelanggaran tersebut dilakukan baik oleh orang sini (Leuwigoong) maupun warga sana (Sumedang),” jelasnya.

Dikatakannya, memang cerita ini cukup aneh, namun ini sebuah cerita rakyat yang menjadi realita di kawasan tersebut.

“Memang kedengarannya aneh, janggal dan tidak masuk akal. Tapi kenyataannya memang seperti itu. Pernah ada warga yang melanggar mitos tersebut, kehidupan rumah tangga mereka tidak langgeng kalau tidak sakit-sakitan, ya meninggal dunia. Begitu juga yang melanggar, membuat pintu rumah menghadap ke utara, dipastikan pula akan terjadi seperti hal yang sangat buruk. Memang Allah SWT yang menentukan semua ini. Tapi kenyataan yang terjadi di Kampung Panunggangan ya seperti itu. Maaf saya bukan musyrik, tapi ini mah menerangkan saja cerita turun-temurun dari sesepuh warga di sini sebelumnya,” jelasnya.

Berdasarkan pantauan, memang benar rumah-rumah milik warga di daerah tersebut tidak ada satu pun pintu rumahnya menghadap ke arah utara (kaler). Kalau pun potongan dan ukuran atap rumah sepertinya menghadap ke utara, namun untuk pintu tabu dibuat menghadap kearah utara.

Salah seorang warga setempat yang berhasil ditemui pun menyampaikan hal yang sama terkait alsan membuat pintu rumahnya yang tidak menghadap ke utara. Mereka juga mengaku takut jika membuat pintu rumah menghadap ke utara di kemudian hari terjadi hal yang tidak di inginkan.

“Pertama, karena memang ada Cerita Misteri Desa Leuwigoong yang turun temurun sejak dulu. Kedua kalau dipaksakan membuat pintu menghadap utara, kita memang takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.

Sumber: garutexpress