Cerita Mistis Ruang Siaran Radio Yang Tidak Pernah Kosong
Mbahjitu – Perkenalkan namaku Henny aku mempunyai cerita mistis ruang siaran radio yang dimana Aku adalah seorang penyiar radio kampus swasta di Jakarta Barat. Menjadi seorang penyiar adalah memang cita-citaku semenjak kecil. Sebab, karena diriku yang terlalu pemalu bila diharuskan untuk bertemu dengan orang lain secara langsung. Aku hanya lebih suka mendengar dan berbicara tanpa harus yang bertatap muka.
Karena yang harus selalu untuk mengimbangi jadwal kuliahku dengan bekerja sampingan. Akhirnya aku pun ditempatkan untuk on air pada sore hingga sampai malam hari oleh pihak produserku.
Melakukan siaran pada malam hari menurutku adalah hal yang sangat menyenangkan. Sebab, karena suasana luar studio yang tidak terlalu gaduh sehingga dapat membuat aku fokus dalam mengatur list lagu serta untuk merespons para pendengar. Di radio kampus tersebut aku pun dipercaya untuk memegang satu buah program yakni ‘Cerita malam bersama Henny’. Program yang mengudara tersebut setiap malam minggu ini,
tentu saja bertujuan untuk menghibur juga serta menemani para pendengar yang hanya menghabiskan waktu dimalam minggu di rumah atau yang tidak pergi ke mana-mana. Tidak banyak orang menghubungi melalui via telepon yang secara langsung untuk ngobrol live denganku, untuk hanya bercerita bagaimana kisah malam minggunya. Beberapa bulan setelah program tersebut berjalan, rupanya aku memiliki seorang pengemar pria, yang bernama Ayong. Ia mengatakan merasa sangat terhibur dan tak merasa sepi lagi pada malam-malam minggunya.
Tidak sampai disitu saja, ia pun mengungkapkan kalau suaraku yang sangat bagus sehingga membuat penasaran ingin saja bertemu secara langsung. Setelah program yang aku bawakan on air selama 1 tahun lamanya. Ayong pun tetap menjadi pengemar setia sekaligus orang yang selalu menemani aku saat siaran walau jarak yang jauh.
Untuk merayakan suksesnya traffic program siaranku, Ayong berniat untuk menemui aku langsung ke studio di kampus, selesai siaran. Hal tersebut membuat aku yang deg-degan, sehingga yang tidak berani untuk menemuinya karena memang sangat malu. Aku pun memutuskan untuk tidak menemui dirinya.
“Permisi, pak saya mau cari cewek yang lagi siaran jam segini biasanya,” tanya Ayong
“Oh sudah pulang, siaran hari ini di tapping dari siang tadi,” ucap penjaga ruang siaran Radio.
“Oh gitu ya pak, kalau gitu saya titip makanan dan bunga untuk Henny ya pak,” kata Ayong yang sambil memberikan bawaanya. “Baik mas, besok saya akan berikan pada orangnya,” ujar penjaga Malam itu Ayong pun pulang tanpa yang menemui aku. Dalam benakku pasti ia akan merasa sedih dan sangat kecewa karena aku yang seakan menghindari dia, padahal tidak sama sekali. Aku melihat apa yang ia lakukan. Bapak penjaga ruang siaran pun pasti yang tidak mengenali aku, sebab ia adalah orang baru “Permisi neng, kemaren pas semua penyiar sudah pada pulang ada kiriman,” ucap penjaga ruang siaran “Oh taro di meja depan aja pak, untuk siapa emang pak?” tanya Ane temanku “Katanya untuk Henny,” jawabnya
“Wih udah lama masih aja bisa punya fans, memang rezeki orang baik nggak ke mana-mana ya, letakin disitu aja Pak nanti saja akan bawa ke rumah almarhuma,” ucap Ane
Siapapun tidak akan pernah tahu kapan waktunya ia akan meninggalkan dunia. Begitu juga dengan aku. Korsleting listrik dari mixer kontrol yang aku pegang dengan kondisi tangan basah, menghilangkan nyawaku pada saat itu juga. Arwahku yang masih belum siap untuk menerima semuanya, sehingga membuatku terjebak dalam ruang siaran radio hingga sampai saat ini terus menjadi penunggunya.
“108,8 FM Kembali lagi di Cerita malam bersama Henny, nah seperti pada malam minggu biasanya, buat kamu yang kesepian di rumah aja, jangan khawatir karena Henny selalu bersinar di malam gelap kamu untuk mengisi kekosongan. Namun, sebelum mulai berbicara aku bakalan puterin satu lagu Gloomy Sunday,”
Seandainya ada seseorang yang benar-benar setia merelakan hidupnya untuk dapat menemani aku di sini, dia adalah pengemar setiaku.
Sumber : genpi