Pusaka Keris Cabang
Mbahjitu Membahas benda Pusaka Keris Cabang Sejarah panjang Cirebon meninggalkan lebih dari sekedar cerita dan warisan budaya dan seni. Benda-benda pusaka telah menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Cirebon, baik yang tinggal di keraton maupun yang ada di Museum Belanda.
Menurut informasi yang dikumpulkan, selain bendera, beberapa warisan Cirebon masih disimpan dan dilestarikan. Seperti Keris Cabang, Keris Sarpanaga dan Keris Kentanaga.
“Benda pusaka tersebut yang diketahui saat ini masih terletak di Cirebon dan terjaga dengan baik, termasuk benda pusaka Keraton Kanoman. Tidak diperbolehkan untuk ditunjukkan ke semua orang,” sebut Farihin, Pustakawan Keraton Kanoman Cirebon.
Setiap peninggalan memiliki cerita yang dianggap sebagai fenomena sepanjang sejarah Cirebon. Milik Pangeran Cakrabuana. Sepintas, Pusaka Cirebon ini tampak seperti pemotong keris Pajajaran, namun pusaka Pangeran Cakrabuana ada cabang diujungnya.
“Keris bercabang digunakan oleh Pangeran Cakrabuana untuk babad pertama Cirebon sekitar pada tahun 1445 atau tahun 1367 saka. Menurut sejarah Cirebon, keris ini dapat mengeluarkan senjata api dan bisa berbicara”, sebut Farihin.
Dikatakannya, Pusaka Keris Cabang tersebut merupakan pemberian dari seorang biksu Buddha bernama Sanghiyang Bango, yang tak lain adalah guru Pangeran Cakrabuana. Pusaka itu diberikan Pangeran Cakrabuana sebelum berangkat ke Amparan Jati untuk menuntut ilmu kepada Syekh Dahtul Kahfi atau Syekh Nurjati.
Benda pusaka tersebut dianggap fenomena di Cirebon karena mengeluarkan api pada pertengahan masa Pangeran Cakrabuana merekam pangkalan.
“Sekarang selalu disimpan dan dirawat, tidak pernah dibawa keluar bahkan selama upacara pemujaan,” katanya.
Namun, Pusaka ini pernah dijadikan model bagi penduduk desa Jemaras, Kabupaten Cirebon. Arimbi mengaku kepala desa Jemaras pernah bertemu dengan raja keraton Kanoman, Cirebon.
Pertemuan itu untuk meminta izin kepada istana untuk menggunakan benda pusaka tersebut sebagai simbol kekuasaan dan makanan di desa Jemaras. Hasil adopsi disebut congkrang.
“Yah, pada tahun 2018 salah seorang kepala desa di Jemaras yang meminta izin dan Alhamdulillah mendapatkan izin. Menurut asalnya, Jemaras juga adalah anak dari Pangeran Cakrabuana,” kata Arimbi.
Sampai sekarang, Golok Congrak sering digunakan untuk menjabat sebagai kepala desa terpilih di wilayah Jemaras.
Pusaka selanjutnya adalah Keris Sarpanaga. Arimbi mengaku belum mendapatkan data lengkap asal usul keris tersebut.
Namun, ia membenarkan bahwa Keris Sarpanaga masih digunakan sampai sekarang. Keris Sarpanaga digunakan untuk melantik raja.
“Dia hanya simbol kekuasaan dan digunakan untuk menobatkan Raja Kanoman, bahkan hingga sekarang,” katanya.
Untuk kelanjutan bisa lihat pada bagian sumber mengenai Pusaka Keris Cabang tersebut.
Sumber : liputan6