Misteri Keramat Kubah Dijelaskan Juru Kunci Yang Sekaligus Sebagai Penjaga Situs Sejarah
Mbahjitu Misteri Keramat Kubah, Kabupaten yang memiliki sejarah yakni salah satunya yang terkenal berada di Kota Perdagangan.
Perdagangan ini merupakan Ibu Kota dari Kecamatan Bandar memiliki sejarah situs keramat dan menjadi daya tarik sejumlah kalangan.
Bahkan situs sejarah ini sering dikunjungi oleh sejumlah Caleg ( Calon Legislatif ) pada saat mendekati hari pemilihan.
Situs ini berada di Desa Perdagangan II, diyakini masyarakat sebagai salah satu tempat yang mujarab dalam meminta doa. Melakukan komunikasi dengan leluhur atau nenek moyang demi berharap sesuatu.
Dikutip dari laman Tribun Medan yang telah berkunjung ke lokasi dan disambut oleh juru kunci sekaligus penjaga situs tersebut bernama Dani Damanik.
Ia menjelaskan dan tidak tahu dengan pasti sejak kapan Keramat Kubah ini berdiri.
Karena sudah jauh sejak keturunannya lahir situs tersebut sudah ada dan banyak dipercaya sejumlah kalangan serta memanjatkan doa ataupun bernazar.
“Dari kakek buyut saya masih kecil pun sudah ada ini, jadi ngak tahu secara pasti kapan situs ini berdiri dan gak ada juga prasasti maupun dokumen sejarahnya. Tapi ada sebanyak 7 Marga Batak dulu sejarah disini,” ucap Dani.
Ketujuh Marga Batak tersebut memiliki andil di tempat ini, Sitorus, Nainggolan, Sidabutar, Silalahi, Sirait dan Manik yang dapat disebutkan.
Selain dari Marga Batak, masyarakat dengan suku yang lainnya seperti Tionghoa, Jawa dan lainnya sering mengunjungi tempat tersebut. Namun untuk saat ini kebanyakan terlihat perhatiannya kepada warga Tionghoa.
“Semua suku ada berkunjung kemari, biasa di hari-hari besar salah satunya hari besar etnis Tionghoa.
“Ada juga beberapa Caleg yang datang untuk bernazar, dia minta doa dan opung sini juga akan mendoakan,” katanya
Dani juga mengatakan bahwa tidak ada doa yang baku, semua tergantung dari doa masing-masing budaya yang berkunjung.
“Beda suku ya beda budayanya serta beda tata caranya dalam meyakini. Kalau untuk Batak pakai sirih, Jawa, pakai bunga dan Tionghoa pakai dupa serta lainnya,” jelasnya.
Lokasi tersebut dikelilingi oleh rimbunan pohon dan puluhan ekor monyet yang selalu menyambut pendatang, sehingga kesan yang dapat dirasakan di sini seakan menjadi sejuk.
Warga Perdagangan sendiri menyebut situs ini Keramat Kubah Pandan dan ada pula yang menyebut dengan Keramat Monyet.
Sumber : tribunnews