Cerita Horor Ritual Ziarah Di Makam Pada Malam Jumat Pon Membawa Mala Petaka
Mbahjitu – Cerita horor melakukan ritual Ziarah di makam yang bisa menjadi mala petaka. Itulah yang dialami oleh Bu Yanti (bukan nama sebenarnya). Ia mendengar cerita tentang adanya sebuah makam di Jawa Tengah yang sedang ramai didatangi peziarah pada setiap malam Jumat Pon.
Konon katanya, banyak peziarah yang menjadi sukses kegiatan usahanya setelah yang melakukan ritual ziarah di makam tersebut. Memang, untuk yang mencapai keberhasilan, peziarah harus melaksanakan beberapa syarat laku ritual yang sebanyak tujuh kali. Dilakukan setiap tiga puluh lima hari sekali.
Untuk yang mengembalikan kejayaan pabrik tahu miliknya yang mulai mendlap-mendlip atau kurang ramai, Bu Yanti memberanikan diri untuk minta izin kepada suaminya akan berziarah ke Makam di Jawa tengah tersebut. “Kalau tujuannya memang murni demi kemajuan usaha kita, ya mangga silakan saja”, ujar suami Bu Yanti. Meskipun, di dalam hatinya yang terbersit juga rasa kurang ikhlas.
Pada petang itu menjelang malam Jumat Pon Bu Yanti mendatangi tempat ziarah itu. Perempuan yang bernyali besar itu telah yang siap mental akan melakukan semua tahapan ritual yang disyaratkan. Urut- urutanya adalah: mandi di sendang, lalu menyekar di makam, menyampaikan doa dan juga permohonan. Dan ritual yang terakhir adalah… ”tidur bersama” dengan sesama peziarah, yang bukan muhrimnya. Yah, memang begitulah urut-urutan ritual yang harus dijalani. Kalau ingin peziarahannya bisa berhasil.
Ternyata banyak sekali peziarah pria yang membutuhkan “pasangan”. Akhirnya Bu Yanti mendapat pasangan yang bernama Pak Hengky (nama samaran). Pria sepantaran Bu yanti itu mengaku kalau usahanya hampir bangkrut dan berharap untuk bisa yang bangkit kembali.
Setelah yang melaksanakan ritual awal, dengan sikap yang agak canggung dan tanpa yang didasari rasa cinta secuil pun, Bu yanti akhirnya melakoni ritual terakhirnya, “bubuk bersama” dengan Pak Hengky.
Setelah yang selesai semuanya, kedua makhluk lain jenis itu berjanji akan untuk bertemu kembali selapan hari kemudian. Karena keduanya yang bernasib sama dan berpengharapan sama, agar kegiatan usahanya bisa untuk berjaya kembali, malam Jumat Pon berikutnya keduanya pun bertemu kembali. Dan pertemuan itu pun kembali terjadi pada malam Jumat Pon berikutnya, berikutnya, dan berikutnya lagi.
Hingga sampailah mereka berdua pada ritual ziarah yang ke tujuh kalinya. Tidak seperti pada awal-awalnya, sore itu Bu yanti mau pun Pak hengky merasakan hal yang lain dari biasanya. Getar hati dan perasaan yang selama ini yang tidak dirasakan, malam itu terasa sekali sangat bergelora, mengguncang hati keduanya. Tengah malam, mereka berdua pun masuk ke sebuah bilik, akan melaksanakan ritual terakhir, “bubuk bersama”. Aneh! pada Malam itu Bu Yanti merasa sangat “dahaga”. Merasa yang tidak puas jika ritual terakhirnya itu hanya satu ronde. Dia minta lagi, minta lagi, dan minta lagi. Sampai akhirnya keduanya terkulai lemas sekali. Jam delapan pagi Bu Yanti terbangun. Mendapati Pak Hengky tubuhnya sudah tidak bergerak lagi. Terbujur kaku di sampingnya. Juga tidak terasa lagi detak jantungnya.
Sumber : harianmerapi