Cerita Seram Kuntilanak Kampus Mengikuti Aku Pulang Ke Kos
Mbahjitu – Aku mempunyai Cerita seram Kuntilanak Kampus yang Mengikuti Aku yang dimana aku merupakan mahasiswi semester empat.
Memasuki Ujian Akhir Semester semua anak jurusan arsitek sibuk dengan tugas gambar kerja.
Tugas maket ini memang tidak dikerjakan sendirian, didalam satu grup ada tiga orang yang bisa bekerja sama dan membagi tugas. Saat kedua orang temanku sudah selesai membereskan tugas mereka, tinggal bagianku saja untuk menata jalanan, pohon-pohon dan mobil yang melintas di maket ini. Memang tidak terlalu rumit kelihatannya, tapi untuk bagian menyusun pohon dan rumput adalah bagian yang paling membutuhkan ketelitian.
Tidak jarang bagian ini bisa membuatku menangis karena bahan maket tersebut bisa gampang sekali lepas dari lemnya serta cukup membuat mata juga hidung perih.
Karena harus mengejar deadline yang harus selesai pada waktu besok pagi, aku dan dua orang temanku sepakat untuk bisa menyelesaikan bagian akhir di kampus. Sayangnya, temanku yang satu sudah pulang duluan karena yang memiliki jam malam. Sedangkan yang satu lagi, masih asik sibuk pacaran dengan kekasihnya. Akhirnya aku pun menyelesaikan maket ini sebelum pergantian hari. Jam di dinding pun menunjukan pukul 23:30 PM.
Untuk anak jurusan arsitek, pulang kuliah jam sebegini memang masih terlalu siang. Apalagi perjalanan untuk menuju kos ku tidak seramai saat berjalan di jalanan kota.
Karena lokasi kampus dan kos yang tidak terlalu jauh, aku pun selalu melewatunya dengan jalan kaki.
Namun, karena yang sudah terlalu sibuk mengerjakan maket menggunakan bahan lem super yang bau, membuat mataku sedikit berair dan perih.
Sambil berjalan aku pun terus mengucek-ngucek mataku hingga yang agak kemerahan, sesekali aku juga membuka cermin untuk memastikan eyeliner yang aku gunakan tidak ikut luntur karena yang terus mengucek mata.
ketika konsentrasi mengucek mata dan bercermin yang ada di tempat bedakku, aku sekilas melihat sosok putih lewat persis di belakangku.
Hal tersebut tertangkap dari cermin yang aku gunakan. Tanpa berpikir panjang, reflekku cepat untuk menghadap kebelakang dan mencari seseorang yang melintas di belakangku.
Perasaanku pun mulai tidak tenang, karena takutnya bisa ada orang jahil, aku pun langsung memasukan cerminku dan berjalan dengan langkah yang agak cepat.
Karena terburu-buru, tidak sengaja aku menginjak tali sepatuku yang terlepas. Aku pun memutuskan untuk berhenti sejenak dengan posisi setengah berdiri kembali mengikat tali sepatuku.
Dengan posisi seperti itu, aku pun iseng mengintip dari sela-sela kakiku apakah masih ada orang yang mengikutiku.
Aku pun terkejut melihat kuntianak kampus berambut sangat panjang dan wajah yang gosong.
Dalam keadaan terkejut, aku kembali dengan posisi tegak dan berlari kencang. Sambil berusaha menghilangkan perasaan takut dan bulu kuduk yang berdiri seluruhnya.
Aku berlari sangat kencang, hingga tidak ingin melihat dan mengingat apa yang terjadi di bekalang tadi lagi.
Karena Hal tersebut mmembuat jantungku berdebar kencang. Aku berusaha fokus dengan langkahku hingga sampai ke kamar kos.
Saat melihat kosan terlihat jelas, aku dengan gegabah mencari kunci kos yang ternyata tertinggal di ruangan kelas.
Begitu bodohnya aku, hingga tak sadar lagi apa yang harus ku lakukan. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk mengetuk pintu kamar temanku.
Yakin tidak ada orang dalam kamar, aku membalikkan badan dan bersandar di depan pintu kamar temanku.
Namun, saat membuka mata, aku kembali melihat kuntianak tersebut. Aku pun refleks berteriak dengan kencang, sampai membangunkan banyak anak kos.
Aku pun menceritakan ada Kuntilanak Kampus yang Mengikuti Aku. Sayangnya, mereka tidak mau percaya dengan apa yang aku katakan.
Sumber : Genpi.co