Pengalaman Mistis Dikejar Tawon Lari ke Makam, Akhirnya Bisa Selamat karena Dibantu Oleh Hantu Tangan Raksasa
Mbahjitu – Ada sebuah pengalaman mistis Diselamatkan oleh Hantu tangan raksasa ketika yang dikejar oleh gerombolan tawon dan berlari ke makam dan ternyata dibantu oleh sesuatu. Pada tahun sekitar tahun 1970-an permainan katapel atau yang sering disebut sebagai plintheng masih akrab di kalangan anak-anak kampung. Katapel bisa untuk menembak burung pemakan padi, tupai, mau pun tikus sawah.
Bisa juga untuk menembak ayam piaraan milik warga desa. Namun, yang terakhir tersebut sudah yang berbau kriminal karena yang merugikan orang lain. Siang itu sepulang sekolah, Karno (bukan nama sebenarnya), meraih katapel yang cemanthel di canthelan baju. Buru-buru dia langsung mendatangi pekarangan rumah Pak Sarwo (nama samaran), tetangganya.
Ketika pulang sekolah tadi Karno melihat ada burung trothokan yang hinggap di pohon duwet besar milik Pak Sarwo. “Nah tuh masih ada burungnya,” ujarnya. Siswa SD kelas enam itu lalu langsung mengambil sebuah kerikil sebesar kelereng. Senjata katapel miliknya dia pentang dengan kuat-kuat.
Matanya yang sebelah kiri dia pejamkan. Merasa bidikannya yang sudah pas, peluru kerikil pun dia langsung lepaskan. Kerikil melesat. Namun, burung trothokan yang menjadi sasaran tembak ternyata waspada. Bisa mengelak dan segera yang terbang menjauh tinggi. Batu kerikil justru yang mengarah ke sasaran lain, yaitu ke sebuah… sarang lebah gung atau tawon endhas yang ukurannya sangat besar itu.
Thas…! Sarang lebah gung yang bergantung di sebuah dahan yang tinggi tersebut pecah berantakan. Tentu saja langsung membuat kaget penghuninya.
Dan… nguuuung, gerombolan lebah pun yang terbang kesana-kemari tidak menentu arah. Karno pun langsung sigap. Dia tahu jika lebah-lebah tersebut yang marah karena istananya telah hancur. Dan sepertinya lebah-lebah itu tahu jika yang menghancurkan istananya adalah dia. Sebelum ribuan lebah itu yang menyerang dirinya, Karno
lebih dulu berlari meninggalkan tempat itu.
Asal berlari dan menjauh dari tempat itu. Tidak tahu yang dituju. Tidak sadar langkah kakinya yang memasuki makam desa. Karena yang kurang wapada dan tidak konsentrasi, kakinya menendang tumpukan kayu kering. Bruk! Tubuhnya langsung jatuh tengkurap.
Karno berusaha untuk bangun, tetapi tidak bisa. Sepertinya ada sesuatu hantu tangan raksasa yang menindih tubuhnya. Dua tiga kali berusaha bangun, tetap saja tubuhnya terasa berat. Bahkan rasanya seperti telapak tangan raksasa yang menindihnya kuat- kuat. Menahan agar Karno tetap yang tengkurap, mepet diatas permukaan tanah.
Akhirnya Karno pun pasrah. Tidak lama kemudian, dia mendengar suara nguuuungg… Gerombolan lebah yang marah, terbang melintas di atas tubuhnya.
Karena dipaksa tengkurap oleh hantu tangan raksasa, Karno akhirnya selamat dari serbuan lebah. Dia telah diselamatkan oleh yang “sumare” di Makam itu? Bisa jadi! Mbah Iromejo (nama samaran), kakeknya Karno adalah salah satu yang “sumare” di Makam tersebut.
Sumber : harianmerapi