Tidak Mendengar Nasihat Tetangganya, Pria Diganggu Nenek Berwajah Hancur Saat Ngontrak Di Rumah Tua
Mbahjitu – Kisah Pria Diganggu Nenek Berwajah Hancur berawal dari cerita sudah sepuluh tahun ini mengabdikan diri sebagai seorang pengacara, Ayong mulai merasa penat dengan beban kerja yang tidak ada kelarnya.
Kehidupannya mewah namun jauh di dalam hatinya, Ayong tahu dia yang tidak gembira dengan kehidupannya. Karena itu pria asal Medan ini mengambil keputusan drastis untuk berhenti dari kerjaannya.
Tanpa mempunyai rencana selanjutnya, Ayong tiba-tiba pindah dari kota Jakarta yang menyesakkan dan memilih pulang ke kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara. Ketika yang mencari tempat untuk disewa, Ayong tertarik dengan sebuah rumah tua yang terletak cukup jauh dari tetangga tapi punya pemandangan yang indah.
Mengira harganya pasti mahal, Ayong terkejut saat pemiliknya hanya meminta uang sewa sekitar Rp 1 jutaan sebulan. Ayong pun langsung setuju dan pindah ke rumah tersebut seminggu kemudian.
“Saya pun masih ingat pada hari saya masuk, ada seorang tetangga datang untuk membantu. Namun sebelum dia pulang, dia sempat meminta saya untuk berhati-hati. “Kata dia rumah yang saya sewa itu ada penunggunya, oleh sebab itu tidak ada yang berani untuk menyewanya kecuali saya,” katanya.
Namun Ayong tidak mau ambil pusing akan hal tersebut meskipun ada rasa ketakutan dalam hatinya tentang kata-kata lelaki tersebut. Apalagi dia tinggal hanya seorang diri di rumah tersebut.
Sebenarnya Ayong tidak seorang diri yang tinggal di rumah tua tersebut. Karena dia juga membawa Atet, Miawmiaw dan Atoy. Mereka adalah kucing-kucing kesayangannya. Untuk mengisi waktu senggangnya, Ayong juga mencoba untuk memelihara kelinci dan ayam di halaman rumahnya yang sangat besar. Setelah yang hampir sebulan tinggal di rumah tersebut, hidup yang dikiranya tenang mulai berubah menjadi mimpi ngeri buat Ayong. Ternyata, kisah-kisah seram yang sering diceritakan oleh penduduk kampung mulai menjadi kenyataan.
Pagi itu, Ayong menemui ada tiga ekor kelincinya mati dalam keadaan yang mengenaskan, seperti diserang oleh hewan buas. Menjelang Maghrib dia dan seorang pekerja dari desa bekerja membersihkan bangkai dan halaman rumah. Namun pekerja tersebut tiba-tiba bilang ingin pulang saja dengan wajah yang ketakutan. Saat melihat keadaan sekeliling, Ayong tidak menemukan hal yang aneh.
“Tapi ketika mau masuk ke dalam rumah, saya melihat seorang nenek berwajah hancur sedang duduk di atas kursi meja makan. “Hanya Allah saja yang tahu betapa ngerinya saya ketika itu. Tetapi tiba-tiba langsung hilang dari pandangan,” ujarnya. Malam itu, Ayong mengurung diri di dalam kamar ditemani tiga ekor kucing kesayangannya. Namun sikap mereka mulai tampak aneh malam itu. Kucing-kucingnya tidak mau duduk diam. Mereka selalu kocar-kacir ke arah pintu seperti ingin keluar dari kamar tersebut.
“Waktu itu saya juga mendengar bunyi dinding dan jendela seperti yang dicakar sesuatu. Ketika terlelap saya pun terjaga karena mendengar suara anak kecil menangis. “Gangguan itu berlanjut dengan bunyi seperti benda yang melompat di atas atap rumah atau seolah-olah ada sesuatu dilempar ke atas atap rumah,” jelasnya.
Entah dari mana datang keberaniannya, Ayong pun keluar dari kamarnya. Dia ingin tahu dari mana datangnya bunyi melompat di atas genting rumahnya.
Mengandalkan lampu senter, Ayong pun berjalan ke halaman rumahnya dan melihat ada beberapa bayangan berlari dan lenyap dari pandangannya. Ayong yang mencoba mengejar ke belakang rumah tetapi tiba-tiba muncul lagi nenek berwajah hancur yang dilihatnya sebelum ini membuatnya sangat ketakutan dan pingsan.
“Pandangan saya kabur dan semuanya jadi gelap setelah itu… pas sadar, saya pun sudah berada di rumah seorang penduduk kampung. “Katanya, pekerja dari desa itu menemukan saya yang sudah tidak sadarkan diri keesokan harinya,” katanya. Meski tidak ada kejadian lebih seram terjadi di rumah itu namun Ayong mengambil keputusan untuk kembali lagi ke Jakarta. “Meski sebentar, pengalaman seram tersebut cukup membuat saya merinding… Seharusnya dari awal saya bertanya ke orang kampung dahulu tentang rumah tersebut,” pungkasnya.
Sumber : dream