Cerita Mistis, Raga Dirasuki Oleh Sinden Kondang Yang Tewas Dibunuh Perampok
Mbahjitu – Cerita horor dan mistis, ketika raga Bu San dipinjam oleh sinden Kondang yang tewas dibunuh perampok. Mengenakan daster berwarna hijau Bu San masuk ke kamarnya. Tidak seperti biasanya, Bu San yang seorang ibu rumah tangga itu berhias diri dan berdandan lama sekali. Untungnya, Dito, anak Bu San, termasuk anak yang penyabar.
Sebelum yang masuk ke kamarnya, Bu San hanya berpesan: “Tunggu ya bentar. Nanti tolong antarkan Ibu ke rumah Pak Wardi”. Pak Wardi, tetangga dusun, memang yang sedang punya Hajatan. Ngundhuh mantu. Dimeriahkan dengan nanggap wayang kulit semalaman suntuk. Lebih satu jam Bu San baru yang keluar dari kamarnya. Dito langsung tertegun melihat dandanan dan riasan wajah Ibunya. Nampak cantik sekali, lebih muda, dan juga tambah semok seperti sinden kondang.
Tidak banyak bicara Bu San pun segera yang diantarkan ke rumah Pak Widi. “Pulanglah. Aku pulang besok pagi dan sudah ada juga yang mengantarkan”, ujar Bu San. Dito menjadi agak heran. Suara Ibunya jadi berubah tidak yang seperti biasanya. Ditunggu sampai jam dua dini hari Bu San belum yang juga pulang. Dito pun mulai resah.
“Aneh. Jagong manten kok bisa sepanjang malam”, gumam Dito.
Dito menjadi lega ketika jam lima Ibunya pulang dengan diantarkan oleh Pak dan Ibu Wardi, yang empunya hajatan. Tidak berkata apa- apa terus saja langsung masuk ke kamarnya. Sampai jam tujuh pagi kamar Bu San masih yang tertutup namun pintunya tidak terkunci.
Dito pun akhirnya memberanikan diri untuk melongok kekamar Ibunya. Bu San masih tertidur lelap mengenakan daster warna hijau. Daster yang kemarin dia kenakan. Tidak ada tanda- tanda jika dia yang habis pergi. Tidak ada kebaya, jarik, dan setagen yang tadi dipakainya pergi jagong. Tidak ada pakaian pesta kemlumbruk di dekatnya juga.
Mendapati kejadian aneh tersebut Dito mengadukan hal itu kepada Eyang Sunarjo. Sebagai orang yang ahli dalam masalah gaib, Eyang Sunarjo mengetahui hal ikhwal kejadian tersebut. “Ibumu dipinjam raganya oleh Nyi Ngampini”, ujar Eyang Sunarjo. Nyi Ngampini dulu adalah seorang sinden Kondang dan kaya. Sayang, usianya yang tidak panjang. Pesinden kaya tersebut dibunuh oleh perampok yang merampok harta bendanya.
“Tadi malam aku juga nonton wayang kulit di rumah Pak Wardi. Aku juga melihat, di antara tujuh sinden terdapat satu pesinden yang sangat cantik banget.” “Dan ternyata sinden itu adalah Ibumu. Jangan kuwatir. Nggak apa-apa kok. Ibumu hanya dipinjam raganya oleh sinden kondang”, ujar Eyang Sunarjo dengan tersenyum.
Sumber : harianmerapi