Cerita Misteri Warung Ibu Nur Yang Mendadak Sepi Pembeli Ini Rupanya Terkena Guna-Guna
Misteri warung ibu Nur yang biasanya sangatlah ramai itupun langsung mendadak sepi sekali beberapa minggu ini. Bu Nur sangat tidak curiga sama sekali, sampai tiba-tiba pada saat itu…
Ibu Nur sama sekali tidak percaya masalah gaib. Oleh karena hal tersebut, waktu warung makannya mulai sepi akhir-akhir itu, dirinya tidak punya pikiran yang aneh-aneh.
Padahal, biasanya warung makan Ibu Nur tersebut selalu ramai. Apalagi waktu siang hari, di waktu istirahat jam kantor. Entah mengapa, hampir 3 minggu ini warung dirinya menjadi sangat sepi.
Ada sih memang pelanggan yang datang. Tapi dalam sehari, mungkin tidak lebih dari 10 orang yang datang. Padahal biasanya itu kan sebelum azan asar berkumandang, dagangan di dalam warung Bu Nur sudah habis. Belakangan itu, bahan makanan bisa habis setengah saja sudah sangat bagus.
“Mungkin emang belum rezekinya,” ucap seorangIbu Nur mengomentari masalah sepi misteri warung ibu Nur tersebut.
Beberapa kawan Bu Nur sangat menebak kalau warung Bu Nur tersebut terkena guna-guna. Masalahnya, tidak ada angin tidak ada hujan kok bisa-bisanya langsung mendadak sepi tersebut. Namun karena dasarnya tidak percaya begituan, Bu Nur cuek-cuek saja.
PASARAN |
KLIK |
|
PASARAN SYDNEY |
03 05 08 01 53 58 51 13 15 18 |
|
PASARAN COLOMBO |
13 18 19 15 83 89 85 53 58 59 |
|
PASARAN SCOTLAND |
13 18 19 15 83 89 85 53 58 59 |
|
PASARAN SINGAPORE |
40 47 49 70 74 79 10 17 14 19 |
|
PASARAN JAMAICA |
07 09 05 04 97 95 94 47 49 45 |
|
PASARAN UGANDA |
15 12 19 18 25 29 28 85 82 89 |
|
PASARAN HONGKONG |
30 38 35 37 50 58 57 70 78 75 |
|
PASARAN KENYA |
18 12 15 16 58 52 56 68 62 65 |
|
PASARAN SLOVAKIA |
23 21 29 25 93 91 95 53 51 59 |
Sampai kemudian datang seseorang yang ingin mampir beli makanan ketika Bu Nur sudah siap-siap mau tutup.
“Waduh, udah tutup, ya Bu?” tanya orang itu.
“Iya, Mas. Udah mau magrib soalnya. Maaf ya,” ucap seorang Bu Nur sambil mau mengunci pintu warungnya dari luar.
Orang ini bergeming melihat pintu warung Bu Nur. Tertegun sangat lama seperti melihat sesuatu. Dari mulutnya mendadak keluar kalimat itu…
“Wah, Ibu ini ternyata pakai ‘gituan’ segala ya?” ucap orang ini.
Bu Nur kebingungan mendengarnya itu.
“Ma, maksudnya, Mas? ‘Gituan’ apaan sih?” tanya seorang Bu Nur.
“Ya ‘gituan’. Biar tambah laris dagangannya,” tanya orang asing ini.
Bu Nur kaget.
“Nggak itu, Mas. Saya nggak pernah pakai penglaris gitu-gitu,” ucap seorang Bu Nur.
Melihat ekspresi Bu Nur yang benar-benar terkejut, orang itu pun jadi mencurigai sesuatu.
“Oh, kalau bukan penglaris berarti ada orang yang lagi jahat sama ibu ini,” kata orang asing ini.
“Maksudnya gimana sih, Mas? Saya tidak paham. Mas ini jangan aneh-aneh deh. Baru datang udah bicara yang nggak-nggak,” kata seorang Bu Nur sedikit kesal.
“Bukan begitu, Bu. Ini aku lihat ada dua sosok genderuwo di depan pintu warung ibu itu, dan satunya ada di halaman warung ibu,” ucapnya orang asing ini.
Mendengar arah pembicaraan sudah mulai aneh, Ibu Nur makin kesal.
“Udah deh, Mas. Jangan cerita yang seram-seram gitu. Saya nggak percaya,” ujar Bu Nur sambil meninggalkan orang asing ini begitu saja.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Bu Nur sering bertemu dengan Pak Karjo, tukang kerupuk yang biasa setor kerupuk di warung dirinya. Sudah lumayan lama Bu Nur tidak ketemu Pak Karjo. Hampir 3 minggu. Padahal, dulu Bu Nur biasa ketemu Pak Karjo karena kerupuk sering disetor 2 sampai 3 hari sekali.
“Eh, Pak Karjo. Ketemu di sini. Ke mana aja kok sering nggak kelihatan lagi? Lama banget nggak setor kerupuk di warung saya,” tanya buk nur.
Pak Karjo yang disapa Bu Nur malah kaget.
“Lah kok malah saya yang sering nggak kelihatan? Ibu Nur ini yang lama banget nggak kelihatan,” ucap seorang Pak Karjo.
“Ah, Pak Karjo ini jangan bercanda deh. Udah 3 minggu ini Pak Karjo tidak pernah setor kerupuk kok, jadi ya sampeyan yang nggak kelihatan. Ditungguin padahal,” ucap Bu Nur.
Mendengar kalimat begitu, entah kenapa raut wajah Pak Karjo jadi sangat aneh. Antara merasa aneh, tapi juga terlihat seperti coba-coba lagi mengingat sesuatu.
“Ada apa sih Pak Karjo? Kok mukanya jadi aneh gitu?” ucap seorang Bu Nur.
“Anu, Bu Nur. Jadi selama 3 minggu ini warung Bu Nur itu buka terus?” ucap seorang Pak Karjo sedikit memburu.
“Ya iyalah, buka. Kalau tutup, keluarga saya mau makan apa?” kata Bu Nur heran.
Kali itu wajah Pak Karjo semakin aneh lagi. Merasa ada yang tak beres, Bu Nur bertanya memastikan.
“Memang ada apa sih, Pak Karjo?”
“Begini, Bu. Saya kira selama 3 minggu ini warung Bu Nur itu tutup terus,” kata Pak Karjo.
“Lah kok bisa? Warung saya buka terus lho, Pak, padahal,” ucap seorang Bu Nur.
“Kok aneh ya? Saya ini dulu kan selalu setor kerupuk, Bu. Nah suatu hari saya lihat warung Bu Nur tutup, makanya saya lanjut ke warung yang lain. Besoknya begitu juga. Tutup lagi. Sampai berhari-hari. Akhirnya saya tidak lagi setor karena saya pikir warungnya emang tutup,” ucap seorang Pak Karjo.
Bu Nur terkejut mendengar pengakuan Pak Karjo.
“Memang Pak Karjo ngelihat warung saya tutup beneran? Maksud buk nur beneran ditutup semuanya gitu? Pintu dan tirai-tirainya gitu?” tanya Bu Nur.
“Serius, Bu Nur. Saya lihatnya begitu. Makanya saya kaget waktu Bu Nur bilang tidak pernah setor kerupuk lagi. Lah gimana mau setor kalau warungnya tutup terus gitu?” kata Pak Karjo.
Bu Nur terdiam sangat lama. Mencoba merangkai berbagai kejadian selama 3 minggu ini.
“Kenapa, Bu?” ucap Pak Karjo.
“Anu, Pak. Beberapa minggu ini warung saya sepi bukan main. Terus tadi tiba-tiba ada orang datang ke warung saya dan bilang kalau warung saya dijaga dua genderuwo gitu. Saya sih tidak percaya, tapi waktu denger cerita Pak Karjo gitu. Kok saya jadi waswas ya?” tanya Bu Nur.
Pak Karjo berpikir sejenak.
“Mungkin sih, Bu Nur. Bisa jadi itu alasannya. Orang-orang yang beli makanan di warung Bu Nur tahunya warungnya emang tutup. Makanya pada tidak datang ke warung lagi. Jadinya mendadak sepi gitu,” kata Pak Karjo.
Bu Nur yang awalnya tidak percaya akan hal-hal gaib tiba-tiba bertanya sesuatu ke Pak Karjo.
“Pak Karjo ada kenalan ‘orang pintar’ yang bisa bantu saya?” ucap seorang Bu Nur.
“Oh, ada, Bu. Tetangga adik saya. Besok bisa sih saya anterin,” kata Pak Karjo sambil mengacungkan jempol tangan.
misteri warung ibu Nur dan hanya tersenyum tipis. Meski tidak begitu percaya hal gaib begituan, tapi toh tidak ada salahnya dicoba. Kali aja manjur kan ya.
Sumber: Mojok