Mendadak bulu kuduk di leherku berdiri serentak ada Wanita berbulu di balik jendela rumah tua menyeramkan
Mbahjitu – Aku mempunyai Cerita misteri bertemu Wanita Berbulu yang dimana aku adalah seorang mahasiswi di salah satu kampus swasta di Jakarta. Jurusanku adalah Perfilman dan pulang waktu subuh seakan sudah menjadi bagian dari hidupku ini.
Untuk memenuhi syarat kelulusanku, kampus menuntut para mahasiswa dan mahasiswinya untuk membuat sebuah film yang patut menjadi sebuah standar kelulusan. Dalam menggarap sebuah film tersebut kami sudah dibagi kedalam beberapa kelompok yang berisi delapan orang.
Kerjaku di sini adalah sebagai seorang editor, maka saat produksi berlangsung kerjaanku tidaklah terlalu banyak, namun tetap yang ikut ke lokasi syuting agar dapat mengetahui bagaimana jalan cerita yang diinginkan oleh sang sutradara. Proses syuting pun berlangsung selama dua hari yang dilakukan di rumah temanku, salah seorang dari kelompok kami. Genre film yang kami buat adalah misteri, namun karena rumah temanku ini lama tidak dihuni, suasananya sangat begitu mencekam. Tidak jarang kami pun mendengar suara jendela yang seakan ditabrak oleh burung-burung gereja untuk dapat masuk ke dalam rumah. Karena sering kali dapat banyaknya gangguan, kami pun memutuskan untuk syuting pada waktu pagi hari, supaya cahaya yang masuk dalam rumah lebih banyak
dibandingkan pada waktu sore hari. Proses syuting pun berjalan dengan lancar, walau tidak jarang melakukan reka ulang adegan karena memang pemain yang kami gunakan masih yang amatir.
Setelah proses syuting berakhir ini merupakan awal waktu di mana aku yang harus merapikan semua potongan adegan demi menjadi suatu kesatuan film yang utuh. Pekerjaanku seharusnya ditemani oleh sang sutradara, namun karena ia kelelahan selama waktu syuting, ia mempercayakan aku untuk menyusun semua cerita dengan
mengandalkan naskah yang sudah ia berikan kepadaku.
Sebelum melakukan proses menyatukan gambar, aku pun menreview kembali semua gambar yang sudah diambil berdasarkan lokasi dan adegan agar lebih mudah. Semua gambar sudah dimasukan dalam folder masing-masing dengan rapi dan teratur. Namun, saat aku kembali terdapat satu lokasi yang hilang, yakni saat seorang wanita duduk di kursi tua samping jendela sambil membaca buku. Jujur mengetahui bagian dari adegan ada yang hilang aku pun yang merasa panik, sehingga berusaha melakukan pengecekan memory yang berada di kamera.
Satu persatu gambar aku perhatikan. Perasaanku tenang saat menemukannya. Namun, ada gambar yang mencurigakan. pemain perempuan yang duduk di samping jendela cukup banyak melihat ke arah luar dengan sedikit mengerutkan dahinya. Penasaran dengan apa yang sedang ia lihat, aku pun memperbesar gambar ke arah jendela berharap dapat melihat apa yang sedang perempuan tersebut tatap, hingga yang membuat wajahnya terlihat takut. Detik demi detik tidak ada satupun hal mencurigakan aku lihat. Tapi memang cukup membingungkan, mengapa banyak burung gereja seakan menabrakan diri ke kaca nako tersebut. Aku terus memerhatikan video yang berdurasi 3 menit tersebut, sampai di detik 23 terdapat sebuat tangan berwarna hitam mendekat seakan
ingin menyentuh kaca nako. Tangan tersebut memiliki kuku-kuku hitam yang sangat panjang dan cenderung berbulu. Mendadak buku kuduk di leherku berdiri serentak. Tapi rasa penasaranku makin memuncak.
Aku terus memerhatikan makin dekat pada layar review kamera, dan sontak aku pun hampir teriak dan melempar kamera tersebut. Terdapat seorang wanita berbulu tua dengan wajah yang menyeramkan menabrakan diri ke kaca nako tersebut. Buku kudukku langsung berdiri seluruhnya, jantungku berdetak sangat kencang. Pikiranku mulai membayangkan suatu yang menyeramkan. Perasaanku mulai tidak tenang walau berada di kamarku sendirian.
Saat aku mengambil kamera dan melihat video itu kembali, tidak ada satu pun yang mencurigakan.
Tapi karena aku takut melihat hal mengerikan seperti wanita berbulu itu lagi sendirian, aku memutuskan untuk menyelesaikan adegan itu saat sudah siang hari dan bersama dengan kru lainnya.
Aku pun menceritakan hal yang aku alami pada sang sutradara. Namun, ia berkata bahwa tidak pernah ada adegan di ruangan tersebut.
Sumber : genpi