Cerita Mistis Tentang Warga Yang Mengelar Ritual Untuk Mengusir Gendruwo Yang Sering Mengamuk Dan Selalu Bikin Resah
Mbahjitu – Cerita Misteri tentang Gendruwo Yang Sering Mengamuk yang dimana merupakan salah satu hantu yang paling ditakuti orang, Sosoknya besar dengan wajah yang sangat menakutkan dan suka menyamar sebagai laki-laki tampan yang untuk memperdaya kaum perempuan. Meski yang sangat sangar dan menakutkan, namun dedemit tersebut bukannya tidak bisa dikalahkan oleh umat manusia. Ternyata ada ritual untuk mengusirnya.
Tersebutlah ada sebuah desa yang gempar, gara-gara dedemit pohon trembesi yang berada di pojok lapangan desa mengamuk. Dilampiaskan dengan cara menyembunyikan bocah di kolong jembatan. Ketika sang bocah yang bermain-main di pinggir kali menjelang Maghrib, tahu-tahu tiba-tiba hilang. Setelah yang dicari beramai-ramai, baru bisa ditemukan dua hari kemudian.
Kemudian ada giliran tukang ojek yang motornya diperosokkan di tikungan dekat jembatan tersebut. Karena itu, warga sepakat bahwa gendruwo yang sering mengamuk yang meresahkan itu harus segera diusir. Strategi pun segera disusun. Untuk menjerat makhluk dari alam astral tersebut memanglah tidak mudah. Sesajinya pun harus khusus, misalnya dengan menyediakan makanan sate kalong. “Dedemit tersebut sangatlah tertarik dengan sate kalong,” jelas Mbah Karyo (bukan nama sebeanrnya), orang yang tahu perilaku akan makhluk gaib.
Sesaji juga dilengkapi dengan jajanan pasar, kembang warna-warni, candu, minyak cendana dan juga ayam cemani hidup. Selain itu, biasanya dedemit tersebut suka yang mengincar kaum perempuan. Maka untuk demi lancarnya ritual, ada perempuan yang bernama Surti (nama samaran) yang pernah dipacari dedemit tersebut diminta untuk hadir.
Upacara untuk menjerat dedemit tersebut berlangsung pada waktu malam hari di kolong jembatan. Setelah yang membakar kemenyan dan mengucapkan mantra-mantra gaib, lepas dini hari tanda-tanda akan kedatangan makhluk gaib itu bisa yang terasa. Ada angin semilir dari arah kerimbunan rumpun bambu yang membawa aura gaib yang sangat kental, sehingga yang membuat bulu kuduk langsung berdiri.
Semakin lama embusan angin kian semakin kuat, seolah-olah yang memorak-porandakan rumpun bambu. Sekejap kemudian, dari atas tebing tiba-tiba meloncat sesosok bayangan tinggi besar. Bayangan hitam itu berdiri sambil berkacak pinggang. “Siapa yang memasak sate itu?” tanyanya. “Surti!” jawab pelaku ritual secara serentak. Bayangan tersebut mendekati sesaji. “Di mana kekasihku Surti?” tanyanya lagi. “Dia di sini!” jawab mereka. Tidak ayal, tubuh wanita itu pun langsung yang menggigil ketakutan. Betapa tidak, makhluk gaib yang sempat menjadi kekasihnya tersebut membelai rambutnya yang tergerai sebelum yang mencomot sate kalong.
Selebihnya terdengar suara mulut gendruwo itu yang sambil mencecap sate kalong yang tersaji. Sebenarnya sate yang jumlahnya cuma tiga tusuk itu sebelum yang dimasak dilumuri dengan parutan ubi gadung dan rendaman daun kecubung ungu yang sangat bisa memabukkan. Tidak pelak, sekonyong-konyong dedemit tersebut mengerang dan akhirnya menggelepar. “Aduh biyungů, aduh biyung! Sirahku pecah…!” Dedemit tersebut mengerang-ngerang, mungkin menahan pening di kepalanya. Ia benar-benar sangat mabuk berat. Suaranya menjadi sangat mengerikan.
“Kamu kapok apa tidak?” tanya Mbah Karyo. “Kapok, Mbahů, aku kapok sekali! Aku tidak akan mengganggu anak cucumu lagi!” Gendruwo yang mengamuk itu berjanji. Sang makhluk gaib tersebut lalu diminta untuk segera meninggalkan desa untuk menuju ke Laut Kidul.
Sumber : harianmerapi