cerita seram Hantu berayun
Mbahjitu – Namaku adalah Zekia Kwan. Aku memiliki sebuah cerita horor Hantu berayun yang tidak akan kulupakan sepanjang hidup.
Kisah seram yang kualami ini terjadi pada tahun 2013, pada saat itu aku yang masih duduk di bangku kelas dua SMA.
Di sekolahku, para murid diwajibkan untuk melaksanakan proyek kerja nyata yang kini mengubah pandangan hidupku.
Aku mengerjakannya di sebuah desa di Sleman, Yogyakarta. Aku hanya berdua saja dengan temanku.
Kami diminta untuk menginap di rumah warga. Kebetulan Aku dan temanku bersyukur mendapatkan lokasi yang baik.
Pemilik rumah pun juga amat sangat ramah. Keluarga yang menerimaku adalah sepasang orang tua yang mempunyai dua anak perempuan.
Rumah yang kutempati ini berdempetan langsung dengan kios milik keluarga yang kami tempati.
Aku dan temanku tidur di ruangan pas belakang kios. Di sana banyak sekali terdapat kain-kain putih yang sudah amat lusuh.
Aku sempat kesulitan tidur. Selain dingin, ruangan itu juga remang-remang. Aku jadi cukup ketakutan.
Suatu ketika bapak pemilik rumah juga mengajakku untuk melakukan semacam ritual di belakang rumahnya.
Aku dan temanku akhirnya menolaknya. Pada suatu siang hari, aku sempat mencium bau dupa.
Aku pun yang sempat bertanya kepada Ibu pemilik rumah. Namun, Ibu tersebut menjawab bahwa bau itu adalah mungkin bau sampah yang dibakar.
Cerita seram di rumah itu akhirnya memuncak pada hari terakhir aku tinggal di sana. Aku sempat melibat sosok yang mengerikan.
Sosok tersebut berambut panjang. Dia berdiri pas membelakangi aku di dalam sebuah musala yang berada di samping kiri kamar.
Saat itu pula aku curiga dengan sosok yang tidak jelas tersebut. Makanya karena itu, aku pun mencoba mangambil jarak agak jauh dari sosok tersebut.
Tiba-tiba saja bulu kudukku merinding saat melihat sosok Hantu berayun tersebut berayun-ayun dari kanan ke kiri.
Aku pun langsung yang berjalan mundur ke belakang sambil membaca doa dan berusaha untuk mencoba meraih gagang pintu kamar.
Saat itu aku sangat panik. Dan ketika pas aku membalikkan badan, tiba-tiba saja muncul temanku yang membuatku cukup kaget.
Aku pun lantas menyarankan temanku untuk tidak masuk. Akan tetapi, temenku tidak mau menuruti apa kataku.
Aku mencoba mengikuti langkah temanku dari belakang. Dan pada saat aku sudah mendekati lokasi munculnya sosok hantu wanita itu, Hantu tersebut sudah tidak ada di sana.
Sebelum pulang, aku juga sempat bercerita kepada Ibu pemilik rumah. Saat itu, dirinya meminta maaf kepadaku.
Ibu pemilik rumah tersebut mengakui bahwa memang terkadang ada bau kemenyan saat sosok Hantu yang menempati kamar menampakkan diri.
Ibu tersebut juga bercerita bahwa kamar tersebut memang dulunya ditempati oleh nenek dari kedua anaknya.
Ibu itu juga memang sengaja tidak ingin memceritakan kisah tersebut agar aku dan kawanku tidak merasa ketakutan.
Dia juga bercerita bahwa hantu itu akan menampakkan diri dengan wajah cantik jika tidak merasa terganggu.
Akan tetapi sebaliknya, sosok hantu tersebut akan mengubah wajahnya dengan buruk rupa yang sangat menyeramkan saat merasa terusik.
Sebelum pulang, aku diajak si Ibu balik ke kamar itu untuk memberi penghormatan ke empat sudut kamar.
Tujuannya ialah meminta izin pulang kepada si Hantu berayun yang menjadi penunggu. Sebab, ibu tersebut khawatir kalau si penunggu tersebut mengikuti hingga aku pulang.
Sumber : Genpi.co