Ternyata Sejak Zaman Majapahit Ada Loh Benda Pusaka Penangkal Selingkuh
MbahJitu – Pusaka Penangkal Selingkuh – Pada zaman Majapahit pemerintahan Hayam Wuruk dikisahkan dahulu para perempuan yang berprofesi sebagai pemijat diwajibkan memakai celana yang bergembok.
Salah satu bentuknya adalah sebuah celana berbahan logam yang dilengkapi dengan semacam kunci untuk membuka. Tapi kunci tersebut kemudian dipegang oleh pasangan atau kerabat.
Kurang begitu jelas maksud penggembokan tersebut, namun diduga lantaran suami dari wanita pemijat tersebut takut istrinya berbuat serong atau selingkuh.
Bahkan di Eropa pun, penggembokan celana ini konon sudah diketemukan pada awal abad Masehi. Ditemukan sejumlah bukti sejumlah peninggalan bangsa Romawi yang memperlihatkan gambar seorang wanita sedang mengenakan celana pendek yang sangat unik. Kemungkinan celana itu merupakan pelindung dari upaya-upaya jahil kaum pria pada masa itu.
Di Aceh, benda pusaka penangkal selingkuh semacam itu dinamakan dengan nama Cupeng. Yang berfungsi sebagai penutup kelamin anak wanita. Bentuknya seperti hati dan biasanya pemasangannya diikat dengan benang.
Pernah ditemukan juga sebuah artefak cupeng berbahan emas 22 karat, yang berukuran tinggi 6,5 cm, dan lebar 5,8 cm. Kini cupeng tersebut menjadi sebuah benda koleksi Museum Nasional di Jakarta. Dilihat dari bahannya, kemungkinan besar cupeng itu adalah milik orang yang cukup terpandang.
Jika dilihat menurut tradisi lama, cupeng harus dipakaikan kepada anak wanita yang berusia 2 hingga 5 tahun. Atau digunakan ketika anak sudah mulai berjalan sampai mulai bisa mengenakan sarung.
Hampir serupa dengan cupeng, yakni Badong. Badong ini merupakan sebuah perhiasan untuk wanita bangsawan atau tokoh yang dihormati dan disegani. Penggunaan dari Benda ini diletakkan di luar kain, tepat di depan alat kelamin seorang wanita.
Badong sendiri adalah sebuah simbol bagi wanita yang telah menikah dan biasanya dipakaikan pada saat suami mereka sedang berperang atau sedang berkerja di luar rumah. Badong ini juga biasa digunakan oleh para pertapa dan para pendeta wanita, agar mampu melawan godaan melakukan hubungan intim dengan lawan jenis.
Badong berbahan emas juga pernah ditemukan di daerah Madiun, kemungkinan benda ini berasal dari masa Majapahit sekitar abad ke-14 atau ke-15. Artefak dari benda ini juga bisa dilihat di Museum Nasional, Jakarta.
Yang uniknya adalah permukaan badong ini dihiasi relief cerita Sri Tanjung, salah satu seorang wanita suci yang pernah dituduh selingkuh oleh suaminya, Sidapaksa, dan lalu kemudian dibunuh.
Namun Dewi Durga datang dan menolong Sri Tanjung dengan memberikan seekor gajamina (ikan gajah) untuk membantu membawa Sri Tanjung ke surga, sebagai imbalan dari kesucian hatinya. Cupeng dan badong adalah salah satu contoh pusaka penangkal selingkuh peninggalan masa lalu.
Sumber : TribunNews.com