Cerita Horor Mengantar Hantu Perempuan Pulang, Warga Yang Tahu Menjadi Ketakutan
Mbahjitu – Perkenalkan namaku adalah Ito Buito. Cerita horor mengantar hantu perempuan Pulang ini aku alami sendiri pada saat aku yang masih bekerja sebagai tukang ojek. Aku biasa mencari penumpang di sekitar stasiun. Sebab, akan ada banyak calon penumpang di sana.
Jadwal kereta paling akhir akan tiba pada pukul 02.00 WIB. Jika yang tidak dapat penumpang, aku pun langsung akan segera pulang ke rumah saja. Singkat cerita, aku yang mendapat penumpang dari kereta terakhir. Jaraknya pun cukup lumayan jauh.
“Ongkosnya kena Rp 50.000, ya, mas. Jauh perjalanan soalnya,” kataku.
“Iya, tenang saja mas,” jawabnya.
Aku pun langsung mengantar penumpang itu dengan perasaan senang. Di perjalanan, penumpang tersebut banyak sekali bercerita. Cerita tentang pekerjaan sampai dengan mengenai kisah cintanya. Aku pun berusaha untuk menjadi pendengar yang baik. Tidak terasa, kami yang sudah sampai tujuan. Penumpang tersebut memberiku uang sebesar Rp 100.000. “Waduh, maaf nggak ada kembaliannya, mas,” kataku.
“Kembaliannya buat bapak saja,” jawabnya.
“Alhamdulillah. Terima kasih banyak mas,” jawabku.
Aku pun langsung segera jalan pulang dengan penuh perasaan senang hati. Di perjalanan, aku pun bertemu dengan seorang perempuan. Dia berhenti pada saat aku yang berada di sampingnya. Mendadak, dia pun memintaku untuk bisa mengantarnya pulang.
“Mas, tolong antar saya pulang. Nanti saya akan bayar sebesar Rp 200.000,” katanya.
Aku pun dengan senang hati mau mengantarnya. Di jalan, hantu perempuan itu terus yang menunjuk arah rumahnya. Tidak ada suara atau cerita penghangat perjalanan. Namun, aku pun tidak masalah dengan itu.
“Untung besar aku malam ini,” ujarku dalam hati.
Tidak lama, perempuan itu meminta berhenti pas di depan sebuah rumah yang sangat besar. Pada saat turun, dia langsung yang memberi uang sesuai janjinya. Aku pun dengan senang hati menerima uang itu. Setelah itu, aku pun langsung pulang dengan perasaan senang.
Waktu menunjukkan sekitar pukul 03.00 WIB. Aku pun memutuskan untuk mampir di warung kopi yang tidak jauh dari rumah perempuan itu. “Dari mana, pak?” tanya pemilik warung.
“Tadi abis mengantar penumpang pak. Rumahnya besar, tak jauh dari sini,” kataku.
Wajah pemilik warung itu langsung mendadak berubah. Ada rasa takut yang terlihat dimukanya.
“Dari arah Bapak tadi itu adalah jalan buntu. Nggak ada rumahnya pak, hanya ada kuburan,” jawabnya.
Kali ini, aku yang jadi merasa takut. Aku meminta agar pemilik warung untuk tidak bercanda.
“Serius, pak? Tadi rumahnya sangat jelas, nyata, saya melihat dengan mata saya sendiri,” kataku.
“Kalau nggak percaya, ya tidak apa,” jawabnya.
Aku langsung teringat dengan uang pemberian hantu perempuan tadi. Benar saja, uang tadi pun berubah menjadi daun kering. Aku langsung lemas pada saat tahu itu. Ternyata, perempuan yang aku antar tadi adalah hantu.
Sumber : genpi