Cerita Horor Penunggu Kolam Angker Minta Tumbal Nyawa
Mbahjitu – Cerita horor Mengenai kesurupan di kolam angker ini terjadi pada saat aku dan kakakku yang masih kecil. Usiaku mungkin hanya sekitar 10 tahun dan kakakku berusia 12 tahun. Aku masih ingat sekali detail kejadiannya karena terasa sangat menakutkan sekali, aku bahkan hanya bisa menangis saja.
Sebelumnya, perkenalkan, namaku adalah Prayoga Hartono dan Kakakku bernama Sutomo Hartono. Pada awal cerita, aku dan kakakku yang pergi ke kolam yang berada di tengah lapangan golf. Di tempat itu kami yang biasa untuk mencari ikan.
Setelah selesai mencari ikan, kakakku mengajak aku untuk berenang di kolam. Aku pun mengiyakannya karena memang aku yang suka sekali berenang. Namun, tidak lama setelah kami menceburkan diri, kakakku mendadak menjadi kesurupan. Dia pun langsung keluar dan mengitari kolam tersebut.
Aku menjadi sangat panik dan langsung berlari pulang dan aku pun memanggil ayah dan ibuku. Ayah dan ibu langsung pergi ke kolam angker tersebut dan sesampainya disana kakakku masih saja yang mengelilingi kolam.
Ayahku langsung menggendong kakakku untuk berjalan pulang. Ibuku terus saja menangis di belakang karena tidak tega melihat anaknya bisa kesurupan.Sesampainya di rumah, kakakku mendadak menjadi tertawa sangat kerasnya. Hal itu terjadi pada saat ayahku yang mencoba untuk mengobati kakak.
“Jangan dibawa pulang, anakmu sudah jadi milikku hahahaha,” kata setan yang merasuki jiwa kakaku. Ayahku pun terus membaca doa. Namun, kakak masih saja terus tertawa terbahak-bahak.
Setan yang berada di dalam tubuh kakak terus yang berteriak. Dia menyatakan bahwa aku dan kakakku telah mengganggu kediaman rumahnya. Sebagai gantinya, setan itu meminta untuk mengambil nyawa kakakku. Ayahku tidak hanya diam saja, dia terus yang membaca doa, makin keras.
Namun, setan yang ada di dalam tubuh kakakku memanglah sangat kuat. Ayahku pun akhirnya memanggil ustaz dari kampung sebelah. “Panggil, ustaz siapa saja, aku tidak takut,” kata setan itu. Ustaz pun datang. Dia pun langsung mengambil secangkir air putih. Bibirnya komat-kamit sambil membaca doa. Ustaz itu terlihat memejamkan matanya untuk beberapa kali. Air yang telah didoakan itu kemudian langsung disiramkan ke tubuh kakak. Mendadak, kakak yang merasa kesakitan. Kakakku langsung yang pingsan. Ayah langsung menggendong tubuh kakak.
“Sudah pergi. Setan itu ingin sekali nyawa anakmu,” kata ustaz.
Ustaz itu meminta orang tuaku untuk membaca doa di samping kakak. Aku hanya bisa yang menangis ketakutan.
Ustaz itu pun tinggal di rumah kami semalaman. Dia memastikan agar setan tersebut yang merasuki kakak tidak kembali lagi. Pada pagi harinya, kakak sudah bangun. Ustaz itu memberi lagi satu gelas air putih. Kakak lantas meminum air putih itu, sampai habis. Tidak lama setelah itu, ustaz pun pamit untuk pulang.
“Sudah aman. Jangan ke kolam itu lagi ya,” kata ustaz.
Sejak saat itu, aku dan kakak sudah tidak pernah main ke kolam angker itu lagi. Ayah dan ibu juga melarang keras kami untuk ke sana.
Sumber : genpi