Cerita Gaib Bertemu Dengan Genderuwo Berbulu Lebat Di Vila Puncak Bogor
Mbahjitu – Cerita horor Bertemu Dengan Genderuwo Berbulu Lebat ini baru saja yang aku alami. Kejadian menyeramkan tersebut terjadi di salah satu vila yang berada di Puncak, Bogor, Jawa Barat. Sebelumnya perkenalkan, namaku adalah Kevin Sutrisno. Teman-temanku biasa memanggilku dengan Vinsu.
Aku yang bekerja sebagai tukang. Kali ini, aku yang mendapatkan proyek untuk merenovasi vila di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Pada awal cerita, aku yang mulai tinggal di vila pada awal Maret 2022. Bangunan yang akan direnovasi pun terbilang yang sudah cukup tua.
“Pasti banyak hantunya neh,” kataku pada saat yang baru kali pertama melihat vila tersebut. Namun, aku yang datang ke sini dengan niat yang baik. Untuk mencari rezeki yang sangat halal. Aku memilih untuk tidur di kamar belakang vila. Sementara ini, aku yang tidur sendirian. Ya, aku memang suka untuk menyendiri. Rasanya hidup akan jauh yang lebih damai dan tenang.
Tidak jauh dari kamarku terdapat adanya pohon sawo. Pohonnya pun sangat tinggi dan besar rindang. Pada saat waktu malam pertama yang tinggal di vila tersebut, perasaanku sudah yang tidak enak. Batang pohon sawo yang terus bergerak melambai-lambai.
Tentu hal tersebut jadi yang sangat aneh karena aku yang tidak merasakan adanya angin. Namun, aku masih yang berpikir positif saja. “Mungkin saja memang ada tupai,” pikirku. Saat itu baru saja pukul 20.00 WIB. Udara pun terasa sangat dingin. Mendadak, batang pohon sawo yang bergerak lagi. Terlihat sangat jelas.
Di depan pohon sawo itu sudah ada sosok Genderuwo Berbulu Lebat besar hitam. Aku pun langsung yang mengucek mataku. Ternyata benar, sosok besar hitam itu terus memandangiku. Dia hanya diam saja melihat aku yang ketakutan. Dan aku yakin, sosok di depanku adalah genderuwo. Dia penunggu pohon sawo di vila yang aku tempati tersebut. Aku berusaha untuk tetap tenang. Perlahan, aku pun berdiri dan meninggalkan dua batang rokok keretek di sebelahku.
Aku langsung menuju ke kamar depan, tempat anak-anak yang lainnya tidur. Kakiku pun terasa sangat berat.
Pada saat aku yang berjalan, mata genderuwo itu terus mengikutiku. Tidak kuasa, aku pun langsung berlari.
Sesampainya di kamar depan, aku melihat wajahku sudah sangat pucat. Teman-teman yang lain ternyata yang sudah tidur semua. Malam itu, aku pun ikut tidur bersama teman-teman di kamar depan. Aku tidak berani untuk cerita kepada yang lainnya.
Aku hanya berpesan kepada yang lain agar untuk selalu menjaga sopan santun agar tidak diganggu oleh Genderuwo Berbulu Lebat. Sebab, kami hanya menumpang di sini. “Kalau mau apa-apa, izin dahulu sama yang di sini. Permisi,” kataku pada teman-teman.
Sumber : Genpi