Cerita Horor Mendengar Suara Kuntilanak Ketawa Membuatku Langsung Tidak Berdaya. Semua Penghuni Indekos Menjadi Panik.
Mbahjitu – Perkenalkan, namaku Indra Almanik. Aku akan membagi cerita horor mendengar suara kuntilanak ketawa yang pernah aku alami. Cerita horor ini terjadi pada waktu tiga tahun yang lalu. Pada saat itu, aku yang baru saja pindah ke indekos baru yang berada di sekitar Jakarta Selatan.
Indekos tersebut aku dapatkan dari seorang teman yang bernama hendri alias Ayong. Dia juga yang pernah tinggal di sini. Bangunan indekos yang aku tinggali tersebut memang terlihat yang masih baru. Pemiliknya baru saja yang merenovasi bangunan tersebut.
Kehidupaku berjalan dengan sangat normal. Semua pun terasa terkendali dan juga menyenangkan. Namun, keadaan mendadak berubah yang drastis setelah aku yang tinggal selama sebulan. Aku mulai yang sering merasa khawatir.
Hal tersebut tentu menjadi sangatlah aneh. Pasalnya, aku tidak sedang dalam masalah atau yang merasakan sedih.
Suasana kamarku pun mulai terasa sangat berbeda sekali. Aku merasakan aura-aura yang tidak biasanya.
Tidak aku sangka, kejadian di luar nalar pun terjadi di depan mataku sendiri. Penghuni indekos sebelah kamarku jefri mendadak yang kesurupan pada saat lewat di depanku. Dia pun mengeluarkan suara khas kuntilanak ketawa. Semua penghuni indekos pun langsung panik melihat kejadian tersebut.
Aku bahkan yang menjadi tidak berdaya dan hanya bisa diam saja melihat kejadian itu. Perasaan takut, khawatir, panik, bercampur menjadi satu. “Jangan seenaknya di sini ya, disini tempatku,” teriak Jefri sembari tertawa melengking.
Mendengar keributan tersebut, sang pemilik indekos Pak Yoga pun langsung keluar. Dia langsung memegang kepala Jefri dengan kencang. Mulutnya terlihat komat-kamit membaca semacam mantra. Entah apa yang dibaca aku pun tidak tahu.
Jefri ternyata tidak diam, dia pun melawan dan menantang Pak Yoga. Dia berdiri dan sambil tertawa makin kencang. “Ini bukan punyamu. Ini punyaku, kamu harus izin dulu kepadaku,” teriak Jefri. Pak Yoga pun tidak diam. Mulutnya terus komat-kamit membaca mantra. Perlahan, Jefri pun terlihat yang kesakitan lalu jadi pingsan. Beberapa teman indekos langsung yang membawanya ke kamar.
Setelah kejadian itu, aku pun langsung menelepon Ayong. Aku pun langsung menceritakan kejadian tersebut kepadanya. “Sudah merasakan ya?” kata Ayong .
Aku belum sempat menyampaikan apa pun kepadanya. Namun, Ayong sudah tahu apa yang ingin aku bicarakan.
“Jadi, lu sudah tahu ya?” kataku.
“Kejadian yang lu alami itu hampir setiap bulan sekali terjadi. Jangan kaget, persiapkan diri saja,” kata Ayong.
“Njirr. Tega banget lu sama gue,” kataku. Ayong ternyata merahasiakan hal ini kepadaku. Dia bercerita bahwa kuntilanak yang sering mengganggu itu memang berada di rumah kosong di sebelah pas indekos. Bukan tanpa alasan Ayong menjebakku masuk ke indekos ini. Pasalnya, aku pernah bercerita bahwa aku belum pernah mengalami kejadian horor selama hidupku.
“Jadi, sudah merasakan sekarang ya kan?” kata Ayong sembari tertawa. Saat itu, Ayong memutuskan untuk pindah indekos karena yang merasa takut dan terganggu. Aku juga mengambil langkah yang sama, seperti Ayong.
Sungguh, aku tidak berdaya sekali pada saat mendengar suara kuntilanak ketawa di depan mataku. Aku tidak ingin hal itu terjadi lagi, cukup sekali saja.
Sumber : genpi