Cerita Pengalaman Mistis Malam Hari Di Pesantren Yang Tidak Bisa Tidur Dan Sayup-sayup Terdengar Adanya Suara Bel Sekolah
Mbahjitu – Kisah pengalaman mistis ini aku dapatkan pada saat yang ada di pesantren. Kebetulan posisi kamarku berada di lantai 2 yang paling pojok. Kamar tersebut merupakan Kapasitas kamar terbesar di antara semua kamar-kamar lain di lantai blok ini. Kamar ini juga yang baru pertama kali ditempati oleh anak-anak seangkatanku.
Pada suatu malam, aku yang mendadak sakit demam dan juga Panas dingin. Setelah shalat Isya’ berjamaah aku pun yang langsung tidur, dan meminta izin untuk tidak ikut belajar malam. Sampai semua teman-teman kembali ketika waktu jam malam, aku yang masih tidur. Hanya sesekali saja tersadar karena ramainya teman-teman lagi pada bercanda.
Pada waktu tengah malam ketika teman-temanku yang sudah terlelap tidur, aku yang justru terbangun. Suhu tubuhku pun yang belum turun juga. Air keringatku yang terus mengalir karena yang saking panasnya. kemudian terjadilah pengalaman mistis yang dimana aku mendengar sayup-sayup adanya suara bel sekolah berdentang lama. Kalau tidak salah berdentang selama 12 kali. Masa iya sih ada orang main bel sekolah pada waktu tengah malam begini. Kupaksa mataku untuk terpejam saja, tapi yang tidak mengantuk.
Sementara bel sekolah tersebut yang terus berdentang. Konon katanya, bel sekolah tersebut memang sudah ada sejak waktu zaman Belanda dulu dan memang setiap malam yang selalu berdentang sendiri.
Pengalaman kedua adalah ketika aku juga yang berada di kamar pojok lantai 2. Suasana kamarnya memang yang agak suram meskipun pada waktu pagi hari karena yang tertutup tangga pas di depan kamar. Cerita dan pengalaman mistis tentang kamar ini pun yang aku sudah sering dengar. Tapi lagi-lagi selama aku yang belum melihat sendiri aku yang tidak begitu bisa percaya.
Sampai pada saat malam itu adalah malam untuk penyumpahan semua santri-santri. Kasusnya ada santri telah mengalami kehilangan (entah barang atau uang), namun tidak kunjung ditemukan siapa pelakunya.
Maka diadakanlah penyumpahan massal. Kami diminta untuk minum air yang konon katanya di dalamnya ada bacaan-bacaan untuk menunjukkan siapa yang jadi pelakunya. Meski aku yang yakin itu bukan aku, tapi perasaan jadi ngeri juga rasanya. Malam pun semakin larut, satu persatu teman kamarku yang sudah mulai terlelap.
Entah kenapa aku yang awalnya ngantuk sekali, setelah minum air tersebut malah yang tidak bisa untuk tidur. Kupaksakan mataku untuk terpejam namun tetap tidak bisa. Dalam hati aku pun meyakinkan, “Tidak, bukan aku pelakunya.”
Di tengah debaran jantungku yang terus berpacu, tiba-tiba terdengar seperti ada suara kayu yang dibenturkan ke lantai 2, sekaligus kamarku juga. Semilir angin malam dan pengalaman mistis tersebut membuatku semakin tidak bisa tidur.
Sumber : harianmerapi