Kali ini mbah akan menceritakan pengalaman yang paling menakutkan seumur hidup mbah itu terjadi saat dulu mbah masih mudah dan dulu mbah sempat menginap dan menyewa kos kosan.
Mbah menempati kamar kos Mbah yang baru di kawasan sekitar kota dekat dulu dengan kampus. Biaya perbulanya agak sedikit mahal ya tentu saja karena bisa dibilang sangat dekat dengan Kampus. Ruangannya nyaman untuk di tempati untuk mahasiswa seperti mbah. Ruangan itu di cat hijau lembut. Kamar itu berukuran 3×3 meter persegi. Ada satu tempat tidur beserta bantal dan gulingnya, satu lemari plastik, satu set meja belajar, dan juga tentu saja ada kamar mandi. Wanita Penunggu Kamar Kos.
Mbah segera menata baju-baju mbah, perlengkapan, memasang seprai untuk tempat tidur, meletakan buku-buku di rak meja belajar. Setelah selesai mbah pun mencoba istirahat sebentar sambil membuka laptop mbah dan menyalakan musik kesukaan. Tidak lama kemudian mbah pun tertidur. Sesaat setelah mbah tertidur mbah melihat ada orang yang berjalan masuk ke kamar mbah dia menuju kamar mandi. Mbah tidak melihat wajahnya. Dia memakai baju berwarna serba merah. Kulitnya putih sekali. Saat mbah terjaga kemudian mbah bangun, mbah pun kemudian menuju kamar mandi untuk melihat orang tadi.
“Hei siapa yang di dalam?” Kata mbah sedikit berteriak
Tidak ada jawaban.
“Heii!! Siapa yang di dalam?” kata mbah agak sedikit marah karena ada orang yang tanpa ijin memasuki kamar mbah.
Tidak ada jawaban lagi. Kali ini mbah mendengar suara keran menyala
“Mbah akan mendobrak pintu ini! Jika kau tidak menjawab” kata mbah sambil berusaha membuka pintu yang terkunci itu
Kali ini mbah benar-benar akan mendobrak pintu ini. Entah yang di dalam laki-laki atau perempuan mbah sudah tak peduli. Urusan nanti dimarahi ibu kos karena merusak pintu kamar mandi itu masa bodoh. Mbah benar benar sudah merasa jengkel sekarang. Dan, BRAAKKK! Pintu kamar mandi berhasil Mbah buka. Tapi aneh, tidak ada siapa-siapa di dalam. Kemana orang tadi pergi? Di sini tidak ada jalan keluar selain pintu ini. Apa mbah yang salah terhadap pandangan mbah tadi? Ah ngga salah kok. Keran juga menyala seperti habis di pakai oleh seseorang. Lalu siapa orang tadi? Kemana orang itu pergi? Sesaat angin berhembus pelan menyapu bulu kuduk mbah hingga berdiri. Mbah merasa takut. Apa yang terjadi di sini?
“Eh mbak lihat orang masuk ke sini ga? Pake barju serba merah. Kulitnya putih banget” Tanya mbah pada penghuni kamar kos yang lain
“Engga kok. Semuanya tadi pada tidur siang. Ga ada yang keluar kamar atau berjalan di sekitar sini apalagi masuk kamarmu”
“Haah? Beneran mbak?” rasa takut mulai menyelimutiku
“Iya beneran lah. Tadi yang di luar Cuma kita bertiga. Kita ga lagi bengong. Ada apa sih?”
“Ngga apa-apa kok mbak” kata mbah sekarang benar-benar takut
Mbah menyeruput kopi panasku, sambil berusaha melupakan kejadian tadi. Kuputuskan Ruri, sahabatku untuk datang menemani mbah sekarang.
“Gat, lo kenapa sih kok murung gitu?” Tanya sahabat mbah Ruri
“Gue mau cerita sesuatu ma lo” kata mbah sambil duduk di tempat tidur
“Lo mau cerita apa?” jawab Ruri
Kemudian Mbah pun menceritakan semua kejadian tadi. Setelah selesai. Wajah Ruri tampak seperti sedang memikirkan sesuatu. Kemudian dia tertawa ringan dan mencubit mbah.
“Haha. Gat, gat! Lo tu ada-ada aja. Mungkin lo lagi kecapekan kali makanya jadi kaya gini” kata teman mbah
“ah, tapi keranya beneran nyala kok, kayak habis di pakai” Jawab mbah yang tidak setuju dengan pendapat Ruri
“Udah lah Gat. Lo tenang aja. Masa ada setan di siang bolong”
Mbah tersenyum kecut. Perkataan Ruri memang ada benarnya. Mbah merasa sedikit lebih tenang dan lega. Setelah itu Mbah dan Ruri memutuskan untuk berjalan-jalan di pusat kota. Benar-benar membuat mbah melupakan kejadian di kos itu. Wanita Penunggu Kamar Kos.
Malam harinya, badan mbah terasa capek sekali. Mbah kemudian mandi untuk menyegarkan badan mbah. Kemudian mbah menyalakan laptopku sebentar dan mengirimkan e-mail kepada saudara mbah. Menanyakan kabarnya di sana. Karena lelah, mbah putuskan untuk tidur. Mbah mengunci pintu kamar mbah supaya tidak ada orang yang masuk. Jendela di kamar mbah kubiarkan terbuka, Karena udara malam itu sedikit panas.
Malam itu kejadian tadi terulang. Antara masih bermimpi atau sudah terbangun Mbah kembali melihat orang yang berpakaian serba merah memasuki kamar mandi mbah. Dan bedanya sekarang orang itu berlumuran darah. Mbah takut sangat takut. Mbah tidak berani membuka mata. Mbah putuskan tetap terpejam sambil berdoa.
Pagi harinya Mbah berniat akan menanyakan hal ini kepada ibu kos. Mbah sudah tidak tahan terhadap semua ini. Ketakutan mbah tidak dapat di sembunyikan. Atau jika perlu mbah akan pindah kos yang lebih baik. Jauh dari kesan menyeramkan.
Mbah juga bertanya-tanya dari mana orang yang berpakaian serba merah kemarin masuk. Pintu kan sudah aku kunci? Masa lewat jendela? jelas tidak mungkin, karena tidak akan cukup jika di lewati orang. Atau jangan-jangan dia bukan orang melainkan..? ketakutanku makin bertambah
Mbah bergegas menuju tempat ibu kos berada. Sesampai disana aku di sambut ramah oleh ibu kos.
“Ada apa Gat, apa kamu mau bayar kos?” kata ibu Kos sambil sedikit bercanda
“Bu, saya mau menceritakan sesuatu” kata mbah serius
“Cerita apa? Jika tentang hal-hal bodoh ibu tidak ada waktu. Kau lihat kan ibu lagi sibuk?”
“Tapi aku minta waktu sebentar bu. Ini akan sangat membantuku”
“Baiklah apa yang ingin kau ceritakan?”
Mbah kemudian menceritakan semua kejadian menyeramkan yang aku alami kemarin. Setelah selesai. Raut wajah ibu kos berubah. Rautnya menunjukan keseriusan. Tidak seperti dugaanku dia akan tertawa.
“Mungkin yang kamu lihat adalah Alessana” ujar Ibu kos
“Siapa itu Alessana ?”
Ibu kos menghembuskan nafas panjang.
“8 tahun yang lalu alessana mati di kos-kosan ini diduga dia bunuh diri karena depresi karena ditinggal kekasihnya yang telah meninggal. Dia anak yang cantik. Dia melukai dirinya dengan pisau. Dia mengalami pendarahan hebat. Hingga dia kemudian di temukan mati menggenaskan di kamar mandi. Hingga sampai sekarang orang yang menempati kamar itu selalu diperlihatkan sosok alessana sedang berjalan di kamar mandi. Hingga belum 2 hari menempati kamar itu orang yang menempati sudah angkat kaki dari kamar itu. Tidak tahan. Pernah juga ada orang yang di perlihatkan sosok Alessa yang berlumuran darah dan menyeramkan…”
Setelah ibu kos selesai bercerita aku benar-benar kaget sekaligus shock. Aku berjanji akan pindah kos-kosan besok paginya. Aku sudah tidak tahan.
Malam harinya Mbah masih tidur di kos itu. Rasanya tidak bisa memejamkan mata mengingat kejadian tadi. Jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Sepi sekali suasana di luar. Mungkin penghuni kos yang lainnya sudah tertidur. Hawa dingin tiba-tiba menyergapku. Hembusan angin dari jendela membuatku mengigil. Kututup jendela itu dan kutarik selimutku supaya membuatku hangat. Mbah berusaha memejamkan mata.
Tetapi, aneh. Kenapa suasana di sini menjadi berubah. Tiba-tiba desiran angin berhembus di belakang tengkakku. Membuat mbah jadi merinding. Tiba-tiba lampu mati. Suasana benar gelap dan mbah sendirian. Mbah menggenggam selimutku semakin kencang. Aku tidak berani bergerak.
“PYAARR!!” tiba-tiba ada sebuah benda terjatuh. Bunyinya mengagetkan mbah. Lalu terdengar bunyi derap kaki. “Tap..Tap..Tap” bunyi itu sepertinya makin mendekat ke arahku. Mbah tidak bisa melihat siapa itu karena benar-benar gelap. Jantung mbah benar-benar berdegup kencang sekali. Keringatku mengalir deras di sekitar tubuhku. Mbah mulai melafalkan doa-doa memungkinkan kejadian yang tidak enak yang akan terjadi nanti. Ada yang menaiki kakiku. Seperti sebuah beban berat. Mbah tidak berani menggerakan kakikku sedikitpun. Kurasakan ada tangan yang mengelus kakikku. Permukaan kulitnya halus Mbah bisa merasakanya.
Tiba-tiba lampu menyala. Terlihat seorang wanita sedang menatap kosong ke arahku. Mulutnya berlumuran darah. Matanya terlihat seperti sedang menangis. Dan.. wanita itu berjalan semakin mendekati ke arahku. Badanku serasa beku. Mbah ingin berteriak tapi tidak ada suara yang keluar.
“Jangan takuut….” Kata wanita itu lembut
“Aku tidak akan menyakitimu..”
“Aku Alessana, aku hanya ingin menyampaikan pesan buatmu. Tolong aku, aku terperangkap di sini. Bebaskan aku, agar nyawaku bisa tenang di sana. Bakar kalung yang ada didekat lemari. Kalung berliontin huruf ‘A’. tidak ada orang yang tau. Sepi,kotor. tolong akuu… aku mohon..” sosok itu tiba-tiba perlahan menghilang. Dan sekarang yang terlihat hanya gelap. Aku begitu shock.
Mbah pun tidak sadar, dan tahu-tahu sudah berada di pagi hari. Rupanya Mbah pingsan tadi malam. Nyawaku rasanya belum terkumpul semuanya. Aku masih kebingungan. Badanku terasa capek sekali. Mbah kemudian bangun melihat jam berapa sekarang. Jam sudah menunjukan pukul 10! Ya ampun.. kali ini aku benar-benar kesiangan. Mbah menutup wajahku dengan kedua tanganku. Mbah bertanya pada diriku sendiri. “Ya tuhan.. apa yang terjadi padaku? Mengapa semua ini terjadi?” Mbah menghembuskan nafas panjang.
Kemudian Mbah memikirkan kejadian tadi malam. Wanita yang aku lihat kemarin malam adalah Alessana. Wanita itu membicarakan tentang nyawanya. Nyawanya yang terperangkap di dunia nyata. Dia ingin Mbah membebaskanya. Dan dia juga membicarakan tentang kalung.. dia menyuruhku untuk mencari kalung dan kemudian membakarnya. Mbah bertanya-tanya. Ada apa dengan kalung itu? Kenapa dia ingin aku membakarnya untuk membuat nyawanya bebas? Ahh, tapi Mbah tidak peduli. Yang terpenting sekarang adalah mencarinya supaya dia dan juga tenang hidupnya. Dia akan terbebas nyawanya menuju alam sana. Dan aku? Tentu saja supaya hidupku tidak diganggu lagi oleh mahluk halus itu.
Sudah berjam-jam aku mencari kalung yang di maksud Alessana. Lemari pakaian sudah aku geledah. isinya aku keluarkan semua. Mbah cari-cari di sekitar lemari juga tidak ada. Aku bingung. Lemari mana yang di sebut Alessana? Susah sekali mencarinya. Mbah memikirkan pesan Alessana lagi. “…Bakar kalung yang ada didekat lemari. Kalung berliontin huruf ‘A’. tidak ada orang yang tau. Sepi,kotor. tolong akuu… aku mohon..”. Kalung yang ada di dekat lemari. Berliontin huruf ‘A’. sepi dan kotor. Tiba-tiba sesuatu terlintas di pikiranku. Kurasa Mbah sudah menemukan jawabannya. Apa mungkin benar? Jantungku berdegup kencang.
PASARAN |
KLIK |
|
PASARAN SYDNEY |
03 07 05 02 73 75 72 53 57 52 |
|
PASARAN COLOMBO |
50 54 53 59 90 94 93 40 43 49 |
|
PASARAN SCOTLAND |
16 12 14 17 76 72 74 46 42 47 |
|
PASARAN SINGAPORE |
10 14 17 13 70 74 73 30 34 37 |
|
PASARAN JAMAICA |
30 31 34 38 10 14 18 80 81 84 |
|
PASARAN UGANDA |
92 97 94 91 72 74 71 42 47 41 |
|
PASARAN HONGKONG |
10 13 16 18 60 63 68 80 83 86 |
|
PASARAN KENYA |
70 71 74 90 91 97 94 40 41 47 |
|
PASARAN SLOVAKIA |
20 21 23 29 10 13 19 90 91 93 |
Mbah sudah sampai di gudang di kos itu. Semoga firasatku benar. Mbah mencari barang yang di maksud Alessana. mbah mulai bekerja di sekitar gudang. Banyak debu dan sangat kotor. Mbah mulai terbatuk-batuk. Saat Mbah sedang membuka beberapa bangku yang sudah usang ada tikus yang melewati kakiku. Mbah menjerit. Betapa menjijikanya tempat ini. Apa tempat ini tidak pernah di sentuh oleh manusia? Benar-benar menjijikan. Sesaat setelah itu mbah melihat lemari besar, cokelat dan tua. Kayu-kayunya sudah lapuk di makan rayap. Firasatku mengatakan agar mendekati lemari itu. Aku segera menggeledah isi lemari itu. Tapi aku tidak menemukan apa-apa. Hanya ada kertas Koran yang sudah lama. Tiba-tiba ada sebuah bola terjatuh dan menggelinding kearah bawah lemari itu. Aku membungkukkan badan untuk mengambilnya. Tapi ketika sampai di bawah, aku tidak lagi menghiraukan bola tadi. Perhatianku tertuju pada kotak cokelat yang terlihat bersih. Aku memungutnya. Perasaanku mengatakan inilah jawabanya. Hatiku berdegup kencang.
Kubuka perlahan kotak itu. Di dalamnya berisi surat. Aku membaca surat itu yang isinya adalah..
“Kepada : Alessana yang kusayangi
Dari : Kekasihmu
Alessana aku benar-benar merindukanmu. Di hari ulang tahunmu yang ke 17 ini maaf aku tidak bisa datang ke tempatmu. Aku hanya bisa memberikan kalung ini. Penyakit leukimiaku sudah mencapai tahap akut. Aku tidak mampu untuk berjalan lagi. Badanku sudah terasa tidak berdaya lagi. Maaf jika sudah mengecewakanmu. Kurasa ini yang terakhir dariku. Akuu….uu mencintttaimuu..”
Pada akhir kata terlihat bahwa tulisanya berubah menjadi tidak karuan. Mbah mendiskripsikan bahwa kekasih Alessana saat menulis kata terakhir itu penyakitnya kambuh. Sehingga kesusahan untuk menulis. Jadi begitu jawabanya. Alessana merasa tidak bebas karena surat dan kalung yang di beri kekasihnya ini. Di kotak itu terdapat kotak kecil lagi berwarna biru tua. Mbah membukanya. Ada sebuah kalung berliontin huruf ‘A’ berwarna perak dan mengkilat. Benar-benar cantik.
Tapi Mbah harus segera membakarnya. Dengan cepat aku melumuri kalung itu dengan minyak tanah. Kemudian membakarnya.
***
Setelah 3 minggu kejadian itu, hidupku terasa tenang. Tidak ada gangguan dari mahluk halus lagi. Aku sudah melupakan kejadian itu. Mungkin Alessana sudah tenang. Tetapi suatu ketika pada malam hari saat aku sedang tertidur, Aku terjaga lagi. Aku melihat bayangan Alessana tersenyum ke arahku. Dia tampak seperti sedang mengatakan sesuatu padaku.
“Terima kasih..Sampai jumpa..” ucapnya
Alessana melambaikan tangan bersamaan dengan itu bayangan Alessana menghilang. Mbah tahu Alessana benar-benar tenang sekarang.Wanita Penunggu Kamar Kos.