Bikin Merinding Cerita Misteri Kampung Siluman
Cerita Misteri Kampung Siluman. Kami berdua segera mencari pohon yg cukup besar dan ke mudian naik keatasnya, sesuai pesan pak Sepuh kami mengikat kan tubuh ke batang pohon dengan tali, kami sesekali bicara tetapi mata tetaplah terbuka agar selalu waspada. Waktu magrib pun segera tiba tapi belum ada tanda keanehan yang terlihat, hanya terdengar suara binatang jangkrik dan cicitan kelelawar yang mulai mencari makan, dari kejauhan sangat jelas terdengar seperti ada suara binatang saling berkejar kejaran, setelah sampai di bawah pohon tempat kami berdua bersembunyi, ternyata ada tiga binatang yang sangat besar berwarna hitam itu ternyata harimau kumbang, dengan ekornya yang sangat panjang, tapi berjalan tegak seperti halnya manusia, binatang inilah yang diceritakan pak Sepuh sebagai macan gadungan atau siluman macan, kami hanya melihat dengan waspada dan melihat tingkah laku mereka yang tak lazim itu, setelah sekian lama tidak menemukan apa yang mereka cari, tampaknya binatang jadian itu tampak putus asa Mereka saling memandang dan sesekali masih memeriksa tempat di sekitar pohon bawah kami, seperti sedang merunding kan sesuatu.
Satu dari ketiga mahluk jadi-jadian tersebut melihat ke atas dan melihat kami sebagai buruanya. Celaka mahluk tersebut melihat kita kata temanku dengan suara gemetar. “kita bersiap siap menghadapi segala kemungkinan yang akan segera terjadi “jawabku singkat. Ketiga mahluk aneh tersebut sangat bersemangat dan berebut saling mendahului, sementara kami tetap saja berpegangan di atas pohon, biasanya hanya dengan tatapan saja mereka bisa me lumpuhkan mangsa, tapi kali ini mereka gagal.
Kegagalan ini karena kami berdua mengikatkan badan kepohon dengan sangat erat. Kalau tidak hanya dengan tatapan mata binatang terkutuk tersebut dapat membuat kami jatuh. Aku yang sudah dipesankan sepuh desa itu, segera meraih benda yang masih terbungkus kain putih. Sebuah rencong yang segera kukeluarkan dari sarungnya . Benda tersebut mengeluarkan cahaya kebiru biruan, segera kujatuh kan benda tersebut, sesaat pusaka tersebut jatuh meluncur kebawah dengan mengitari pohon. Aneh pusaka tersebut mengeluarkan suara mendesing. Ketiga harimau jadian yang melihat sinar ke biru biruan jatuh kebawah justru segera memburu sinar tersebut.
namun apa yang terjadi? Secepat kilat para siluman tersebut lari tunggang langgang, dan tidak balik lagi sampai menjelang subuh. besok paginya kami melanjutkan perjalanan. Siang harinya ketika matahari sudah condong kebarat kami melihat ada sebuah perkampungan. Rumah rumah di kampung tersebut beratapan ilalang. Jalan jalanya tertata rapi, di kanan kirinya berpagarkan bambu, karena hari hampir malam kamipun memutuskan untuk menginap di salah satu rumah penduduk yang ternyata sangatlah ramah, “kalian berdua boleh istirahat disini dulu dan untuk sementara saya akan keluar sebentar.
PASARAN |
KLIK |
|
PASARAN SYDNEY |
64 61 67 63 71 74 73 81 87 84 |
|
PASARAN COLOMBO |
90 97 94 96 70 74 76 40 47 46 |
|
PASARAN SCOTLAND |
70 79 76 73 90 96 93 60 69 63 |
|
PASARAN SINGAPORE |
90 97 95 93 70 75 73 50 57 53 |
|
PASARAN JAMAICA |
81 87 89 86 71 79 76 61 67 69 |
|
PASARAN UGANDA |
29 27 24 23 79 74 73 49 47 43 |
|
PASARAN HONGKONG |
97 94 93 98 78 74 73 48 47 43 |
|
PASARAN KENYA |
90 93 97 94 70 73 74 40 43 47 |
|
PASARAN SLOVAKIA |
92 97 94 93 42 47 43 32 37 34 |
Ada perlu dengan keluarga” kata tuan rumah kepada kami. Setelah tuan rumah pergi, istri si tuan rumah menemui kami berdua. “Kalian berdua kami mohon untuk tidak istirahat dirumah ini “demi untuk keselamatan hidup kalian, saya anjurkan untuk memanjat pohon kelapa yang tinggi dan rimbun yang ada disamping rumah ini. Nanti kalian berdua akan tahu sendiri maksudnya, jelas istri si tuan rumah tanpa memberi tahukan informasi lebih lanjut lagi.
Kami jelas menurut saja, dan segera memanjat pohon kelapa membuat posisi enak agar bisa mengikatkan diri dengan pelepah daun kelapa. kemudian dengan waspada kami saling diam dan menanti kejadian apa yang akan berlangsung. Waktu semakin larut malam, suasana kampung kecil ini seperti suasana kampung mati.
Seiring dengan itu datanglah serombongan siluman seperti yang terjadi dihutan kemarin, yang aneh semua istri dan anak perempuan dari macan jadi-jadian itu adalah manusia. Kata orang, hal itu terjadi dari garis keturunan bapak. Hanya semua laki laki yang mewarisi ilmu dari bapaknya sebagai manusia harimau. Sementara garis keturunan ibu atau yang perempuan tetaplah menjadi manusia biasa.
Begitulah, rombongan harimau siluman tersebut memasuki rumah semula yang akan kami jadikan sebagai tempat numpang buat menginap, harimau harimau siluman tersebut terlihat sangat ganas. Suaranya pun terdengar sangat gaduh, keganasan mereka tampak semakin menjadi ketika mengetahui, kami yang akan di jadikan mangsa tak tampak di rumah itu lagi .
Setelah sekian lama tidak menemukan kami sebagai mangsa yang mereka cari, siluman siluman tersebut tampak sangat geram dan marah, tempat tidur bambu yang semula diperuntukan buat kami, mereka obrak abrik. Malam terus merambat menuju pagi, fajar mulai menjelang sayup sayup terdengar suara ayam hutan jantan yang berkokok. Sekawan siluman tersebut mulai meninggalkan rumah, malam itu mereka gagal berpesta.
Sementara setelah dirasa cukup aman, istri dari siluman rumah keluar memberi isyarat pada kami untuk segera turun dari tempat persembunyian “saya sarankan kalian segera pura pura untuk kembali tidur di rumah, seakan tidak tahu apa yg terjadi semalam “kata istri harimau siluman tersebut sambil menunjuk tempat tidur bambu yang masih berantakan, sudah tidurlah yang pulas tidak perlu takut. Percayalah, tegas perempuan itu sambil meninggalkan diri kami.
Matahari mulai menampakkan sinarnya di ufuk timur dan seiring itu tuan rumah yang lelaki yang tak lain si harimau datang dari perginya semalam dia memasuki rumah dengan langkah cepat, dan dia sangat terkejut melihat kami tamunya yang ternyata masih tertidur dengan pulasnya. Lelaki inipun seperti pusing memikirkan apa yang terjadi, sementara kami pura-pura terkejut dengan keadaan disekeliling yang berantakan.
“Ada apa ini pak? Kenapa kok berantakan “tanyaku berlagak pilon, ini aanu tadi malam saya ada tamu, kok kalian tidak ada kemana saja? Gagap tuan rumah, “maaf kami tertidur pulas sekali, sehingga tidak tahu kalau kami akan di perkenalkan, kepada saudara-saudara bapak “jelas temanku sambil bangun dari tidurnya.
Setelah memberitahukan kedatangan kami kedesa kecil ini, kami berhasil mendapatkan tulang belulang sahabat kami dari kepala kampung tersebut. Kami segera mohon diri untuk segera meninggalkan kampung ini, walaupun sebenarnya kepala kampung berat hati, namun akhirnya mengizinkan juga untuk melanjutkan perjalanan.
Dan pesan saya, kalau kalian nanti belum berada diluar daerah yang kanan kirinya jalanya berpagar bambu kalian jangan menoleh kebelakang dan usahakan sudah berada diluar sebelum matahari terbenam. Demikian penjelasan tetua Cerita Misteri Kampung Siluman tersebut kepada kami, setelah berjalan hampir seharian sampailah kami diluar kampung itu, seperti yang di pesankan oleh tetua kampung tadi, kami menoleh ke belakang arah kampung yang terlihat hanyalah rumpun rumpun tanaman bambu bercampur tanaman pohon kelapa yang sangat luas, jadi dimana kampung tadi? Kami hanya geleng geleng kepala.
Sayup sayup terdengar suara orang mengaji disurau, setelah cukup lama berjalan akhirnya kamipun tiba kembali ke kota kecamatan semula, kami berterima kasih kepada sesepuh dan warga desa dan tidak lupa mengembalikan pusaka yang mereka pinjamkan pada kami. Cerita Misteri Kampung Siluman
Sumber : Kampung Siluman