Pusaka keris tilam sari, adalah salah satu bentuk Dhapur keris lurus yang cukup banyak dijumpai di Pulau Jawa. Bentuk keris tersebut sangat serupa dengan keris dhapur Tilam Upih. Ricikan-nya adalah: Gandik Polos berukuran normal, tikel alis, pejetan, sraweyan, dan thingil berbentuk ri pandan. Menurut cerita pitutur lisan, salah satu wali-sanga, yaitu Kanjeng Sunan Kalijaga pernah menyarankan kepada pengikut-pengikut beliau, bahwa keris pusaka pertama yang harus dimiliki adalah keris dengan dapur Tilam Upih kemudian pasangannya adalah Tilam Sari. Menurut beliau keris dengan dapur ini, bisa menjadi pengikut/teman yang setia disaat suka maupun duka, disaat prihatin dan disaat jaya.
Ketika itulah, adanya seorang empu yang telah mengabdi dirinya kepada Kerajaan Majapahit sehingga pemerintahan Raja Brawijaya yang ke VII.
PASARAN |
KLIK |
|
PASARAN SYDNEY |
29 23 24 27 49 43 47 79 73 74 |
|
PASARAN COLOMBO |
51 54 57 53 71 74 73 31 34 37 |
|
PASARAN SCOTLAND |
67 63 61 64 17 13 14 47 43 41 |
|
PASARAN SINGAPORE |
16 18 14 17 46 48 47 76 78 74 |
|
PASARAN JAMAICA |
09 03 01 02 19 13 12 29 23 21 |
|
PASARAN UGANDA |
83 87 84 82 43 47 42 37 34 32 |
|
PASARAN HONGKONG |
12 17 18 13 32 37 38 82 87 83 |
|
PASARAN KENYA |
56 53 51 57 16 13 17 76 73 71 |
|
PASARAN SLOVAKIA |
82 87 86 83 72 76 73 32 37 36 |
Pusaka keris tilam sari dalam terminologi Jawa berarti tikar yang terbuat dari anyaman daun untuk alas tidur, diistilahkan sebagai kondisi sedang tirakat/prihatin, masih tidur dengan alas yang keras, belum dengan alas yang empuk. Sedangkan Sari berarti kembang yang mempunyai filosofi luhur lambang rasa bakti terhadap orang tua, kemulyaan hidup dan keharuman nama.
Maksud di sebalik falsafah empu terhadap dapur Tilam Sari adalah mengambil pengertian Tilam sebagai tempat pembaringan, tempat beristirahat dan daripada segi bahasa moden bermaksud tempat tinggal. Sari pula bermaksud harum, wangi, semerbak.
Pengertian Tilam Sari apabila di cantumkan adalah membawa makna bagi mendapatkan tempat berteduh yang harum semerbak baik di hadapan Tuhan Yang Maha Esa maupun sesama manusia. Konsep doa daripada empu yang diharapkan terhadap keris berdapur Tilam Sari adalah agar pemilik atau penghuni rumah yang merawat keris berdapur Tilam Sari akan selalu mendapatkan kemuliaan, kebahagiaan, kedamaian, nama yang harum, dihormati orang disekelilingnya dan selalu mendapatkan perlindungan keselamatan daripada Tuhan Yang Maha Esa.
Para orang tua jaman dahulu biasanya secara turun temurun memberikan anaknya yang menikah dengan pusaka keris tilam sari, yang artinya mengingatkan sebuah tujuan hanya bisa dicapai dengan laku prihatin (tirakat) dan doa. Hakekat dan tujuan dari laku prihatin (tirakat) dan doa adalah usaha untuk menjaga agar kehidupan manusia selalu ‘keberkahan’, kesejahteraan lahiriah maupun batin, selamat dan sejahtera dalam lindungan Tuhan, agar dihindarkan dari kesulitan-kesulitan dan terkabul keinginan-keinginannya. Yang membuat orang berhasil mencapai tujuannya dengan menjalankan suatu laku prihatin (tirakat) adalah bukan semata-mata karena bentuk laku-nya, melainkan karena mereka akan tetap bijaksana dalam menjaga hal-hal yang positif dan menjauhi hal-hal yang bersifat negatif, sehingga segala sesuatu yang dikerjakan akan terkondisi pada arah yang benar untuk tercapainya tujuan, dan tentu saja doa adalah kendaraan yang mempercepat.