Cerita serangan jelangkung ini terjadi saat aku dan beberapa temanku disekolah yang memang terkenal sangat usil dan bandit didalam kelas bermain dengan jelangkung karena memang pada awalnya kami tidak takut dan juga sangat usil.

Pada awalnya terjadi bertepatan dengan malam minggu disaat kami semua besoknya tentu liburan sekolah, kami berkupul disalah satu rumah temanku. Saat itu kami sedang kebosanan karena tidak ada kegiatan yang dapat kami lakukan.

Tiba-tiba salah seorang temanku mengajak kami bermain jelangkung. Katanya sih iseng saja, tetapi aku dengan salah seorang temanku yang lainnya langsung saja mengatakan bahwa kami tidak berani untuk bermain hal sedemikian rupa.

Tetapi kedua temanku yang lain terus saja memaksa kami dan akhirnya kami yang tidak dapat menolak lagi pun mengiyakan permainan yang sangat menakutkan tersebut. Dan disanalah awal mula terjadinya serangan jelangkung yang ku alami ini.

Tepat pada pukul 11 malam, persiapan kami selesai untuk bermain. Mulailah kami dengan ritual yang orang-orang sudah banyak tahu sebelum kami, 10 menit setelah kami memulai ritual pemanggilan tersebut, tidak ada hal yang aneh yang terjadi. Kami pun pada akhirnya memutuskan dan tidak melihat apapun yang sedang terjadi didalam kamar temanku itu. Akhirnya salah satu temanku memutuskan untuk pergi tidur, tinggal kami bertiga saja dalam kamar itu.

Jelang pukul satu pagi, kami mendengar suara orang mencakar-cakar dinding kamar. Aku kebingungan awalnya, aku kira hanya kucing yang biasa berkeliaran disekitar rumah. Tidak lama berselang dari kejadian itu, tiba-tiba saja ada ketukan keras di pintu kamarku. Temanku langsung beranjak untuk membuka pintu, tetapi tidak ada orang diluar sana.

Semua orang yang ada dirumah sudah pada tidur pada saat itu. Ketika itu kami pun mulai panik, aku meminta temanku untuk tidak keluar dan tidur saja bersamaku. Tetapi pintu kamar, jendela dan juga pintu lemari mulai terdengar suara seperti sedang dipukul.

Kami panik dan ketakutan. Kami tak berani untuk berada didalam kamar, tetapi kami juga tidak berani untuk melihat apa yang ada diluar. Yang benar saja kami menutup pandangan kami dan bersembunyi dalam selimut, bertiga. Kami tidak tau berapa lama, kami hanya berusaha untuk buang air dicelana karena takut.

Akhirnya suara-suara itu hilang, dan aku melihat boneka yang sebelumnya kami gunakan hilang. Aku beranikan diri untuk membuka pintu kamar, benar saja boneka itu ada diluar kamar. Kami putuskan untuk langsung membakar boneka tersebut. Tiga malam berikutnya aku tidak berani tidur di kamarku, aku berpindah menginap dikamar temanku.

Begitulah akhir dari cerita serangan jelangkung yang menakutiku setengah mati, untuk setelah seminggu dari kejadian tersebut sudah tidak ada lagi tanda-tanda ataupun gangguan dari jelangkung tersebut.