Terjebak Dalam Makam  – sekitar pada tahun 80-an saat masih menjadi seorang kernet truk, pak Sanali dengan sangant setia mendampingi pak Dullah sopirnya, pekerjaan menjadi kernet telah di jalani beberapa tahun lamanya, sore itu pak Dullah mendapat sebuah order mengangkut genteng ke Kota Sumobito, daerah Mojokerto.
Untuk menghindari kemacetan, berangkat dari Mojosari sekitar pada pukul 22.00 Wib, beserta juga tiga orang kuli angkut yang duduk atau rebahan di atas muatannya. Sepanjang perjalanan tak ada menemui kendala, tiba di sebuah perempatan Mojoagung satu jam kemudian, belok ke arah kanan, mengarah ke utara melewati sebuah jalan aspal yang sedikit sempit, di sisi kiri jalan berjajar pohon-pohon asam usia yang hampir ratusan tahun, jalan itu di apit oleh area persawahan dan kebun tebu, angin menerpa keras masuk ke dalam kabin.
Pak Sanali pun menoleh ke belakang melalui jendela belakang kabin yang tanpa kaca, pak Sanali pun melihat ketiga orang kulinya meringkuk di bawah kain terpal yang di gunakan untuk penutup truk, terpaan angin malam membuat matanya terasa amat berat dan hampir saja terlelap jika tidak di kejutkan oleh suara pak dullah. “lho kok disini ada jalan tol kata pak Dullah setengah berteriak. Pak Sanali pun langsung membelalakkan mata seakan tidak percaya, jalan aspal yang mulus dan lebar, lampu-lampu mercuri yang terang benderang berjajar di kiri kanan sepanjang sisi jalan itu.
“Hebat juga ya Mojoagung ini, kota kecil punya jalan tol yang sebagus ini†jawab pak sanali, teringat sebulan yang lalu lewat jalan ini cuma ada hamparan sawah dan juga kebun tebu, kapan mereka membangunnya? Kok cepat sekali! pak Sanali bertanya di dalam hati, merasakan sudah ada ketidak beresan, tapi perasaan curiga itu sirna di terpa oleh angin yang masuk ke kabin. “Terus saja pir, tancap gas terus !†pak Sanali memberi sebuah semangat.
Pak dullah pun menurut saja, kakinya pun semakin bertambah dalam menginjak pedal gas, baru beberapa menit saja melewati jalan tol itu, tiba-tiba ada jalan di depannya menjadi amat gelap gulita seketika, begitu juga dengan mesin truk dan lampu kabin mati langusng . Pak Dullah Panik, mengutak-atik saklar lampu yang ada di dalam kabin, kemudian menyuruh pak Sanali segera turun untuk memeriksa. di Dalam kegelapan beberapa kelelawar besar pun sempat menabraknya, kakinya terantuk sebuah tonggak kayu, kemudian menyalakan pemantik api buat memeriksa sekelilingnya, betapa amat sangat terkejutnya pak Sanali waktu itu, ternyata banyak sekali tonggak kayu di sekelilingnya dan baru juga di sadari, dia saat ini berdiri di atas makam. Terjebak Dalam Makam
Segera mungkin pak Sanali meloncat masuk kembali masuk ke kabin, “pir, makam pir. Truknya masuk kedalam makam pir!†sambil terengah-engah memberitahu pak Dullah. Begitu mendengar Pak Dullah tak meloncat keluar, kedua tangannya merangkul dan tengkurap di atas kemudi menyembunyikan kepalanya sambil juga berdoa keras-keras, dari jendela belakang kabin pak Sanali memberi tahu ketiga kulinya yang saat itu tengah terlelap tidur.
“Hey bangun, bangun, truknya masuk dalam makam†teriak pak Sanali, reaksi ketiga kulinya tak juga jauh berbeda dengan pak Dullah, mereka tak segera meloncat turun, ketiganya malah bersembunyi di balik kain terpal penutup truk, semuanya tak ada berani beranjak dari truk, sambil berdoa sebisanya, bertahan disana hingga menjelang subuh, banyak yang lewat jalan di depan makam itu, seperti ada pedagang-pedagang sayur mayur yang bakal ke pasar.
Setelah fajar tiba menjadi sebuah tontonan banyak orang, yang sangat mengherankan, tak ada satupun kayu penanda makam yang terlindas oleh roda truk itu dan pintu makam juga amat sempit di lalui truk itu, sekitar jam 10.00 Wib, truk baru bisa di keluarkan dari makam itu dengan bantuan warga yang saat itu melebarkan tembok pintu makam dan juga mencabut sementara beberapa puluh kayu penanda makam supaya tidak terlindas roda truk. Sekian dan terima kasih. Terjebak Dalam MakamÂ