Namaku Evelyn. Temanku Mati Satu Persatu Aku punya seorang teman namanya itu Natasha. Sikapnya selalu saja aneh. Seperti hari ini yaitu dia berkata kepadaku, “besok adalah hari buruk. Hari sial. Asal kau tahu besok kau akan kehilangan mereka yang kau cintaiâ€. Aku kaget dan juga bingung apa maksudnya. Maka esoknya aku pun menunggu Natasha datang ke sekolah mencari arti apa hari kemarin dikatakannya.
Tapi Natasha belum datang juga. Aku kira dia itu sakit atau terlambat. Nyatanya itu temanku, Jane. Katanya Natasha meninggal dunia, saat kemarin malam mau mandi ia itu terpeleset. Aku sontak saja amat kaget. Rasa sesak kali dihati meluap-luap. Jane pergi meninggalkanku sebab dia ada kelas melukis, khusus jam pagi. Natasha berada didepanku sekarang sambil berkata, “Jane itu berikutnya. Jane berikutnya!â€
Temanku Mati Satu Aku tak mengerti kupikir Jane bakal maju kontes selanjutnya. Nyatanya tidak. Delisa berkata lagi kepadaku, “Jane.. Jane meninggal! kala ia mau menuangkan cat air, cat airnya tumpah. Lalu dengan tak sengaja Oliv menginjaknya sehingga terciprat catnya dan menyebabkan masuk ke mata Jane†aku amat kaget. Jadi yang dimaksud Natasha bahwa orang yang kucintai bakal meninggal seperti Natasha dan Jane? Lalu berikutnya adalah Delisa? Aku tak dapat membiarkan itu terjadi.
Aku menyuruh Delisa kabur. Tapi sia-sia saja usahaku. Delisa pun tertabrak oleh mobil saat menyeberang jalan. Aku tahu sebab melihatnya tak jauh dari kaca jendela. Aku benar-benar sedih sebab mereka semua telah meninggalkanku. Dan ternyata yang membuat kekacauan semua ini adalah James. Natasha memberitahuku jika dia yang sengaja melakukan hal itu.
Setahuku dia anak penyihir hebat. Korban selanjutnya adalah aku. Aku disuruh Natasha bertindak. Tapi apa dayaku. Aku memilih menyerahkan diriku. Tapi nyatanya James ingin melakukan ini sebab ingin balas dendam akan suatu hal. Suatu hal yang hingga kini tidak kuketahui kecuali Natasha. Karna Ulahnya, Temanku Mati Satu Persatu