Cerita Misteri Di Gunung Sumbing – Saat itu kita berangkat dari rumah kira-kira jam 8 pagi dengan menggunakan motor dan personilnya sebanyak 6 orang. Dalam perjalanan kita santai saja menikmati perjalanan dan sesekali berhenti untuk istirahat makan, sholat dan isi bensin. Dan sampailah kita di basecamp Gunung Sumbing sekitar pukul 3 sore.
Hari itu hari Sabtu (lupa tanggal berapa, tapi tahun 2012). Basecamp masih sepi dan hanya ada 2 tim yang sudah naik dan 1 tim yang baru saja turun, kemudian setelah menyelesaikan administrasi kami bersiap untuk memulai perjalanan.
Pukul 5 sore kita berdoa dan akhirnya berangkat menuju puncak impian cahaya mengukir cita *ehh maaf malah nyanyi hehe.
Kita berjalan beriringan dengan satu sama lain saling bergantian membawa carier jika ada yang lelah. Saat maghrib tiba akhirnya kita memutuskan untuk beristirahat sholat maghrib, karena tidak ada air maka kita ber 3 tayamum (hanya 3 orang yang sholat termasuk saya) dan setelah selesai kita pun melanjutkan perjalanan.
Nah, setelah sekitar 30 menit kita berjalan saya merasa ada yang aneh, hawa dingin mulai terasa (bukan dingin udara tapi lebih ke merinding). Saya tidak berani bilang ke siapapun karena nanti dikira menakut-nakuti. Posisi saya waktu itu di baris ke 5 dan di belakang ada kakak saya yang sudah berpengalaman.
Saat itu keadaan sudah gelap dan sunyi hanya suara hewan-hewan malam saja yang bisa di dengar. Kami juga jarang berbincang, hanya sinar bulan saja yang kami andalkan karena senter tidak selalu digunakan untuk menghemat baterai. Karena saya di baris kelima seharusnya di depan hanya ada 4 orang kan?
Tapi yang saya hitung ada 5 orang karena saya tidak yakin saya memanggil kakak saya yang di belakang “Mas? Belakang aman?â€
Dia pun menjawab “Aman, Finâ€
Setiap beberapa langkah saya selalu tanya “Mas, belakang aman?â€
Dan dia pun menjawab “Belakang terkendaliâ€
Sudah 5 kali saya bertanya namun saya masih tidak yakin karena di depan saya jelas itu ada 5 orang yang berjalan dengan menggunakan jaket dan kupluk.
Saya tidak memikirkannya lagi karena mungkin hanya mata saya yang lelah, kemudian kita sepakat untuk istirahat minum dan meluruskan kaki, saat istirahat pun saya menghitung jumlah tim kami semuanya lengkap ada 6 orang termasuk saya
“Terus tadi siapa,†gumam saya.
Akhirnya kita pun melanjutkan perjalanan dan kali ini saya berada di baris ke-6 dan hal yang aneh pun muncul kembali, di depan saya ada 6 orang.
Saya benar-benar merinding dan takut, saya tidak berbicara sedikit pun hanya jika di tanya baru saya akan menjawab.
Saya berfikir jika ada “tamu†tak di undang harusnya hanya bisa dilihat dan hanya menampakkan diri saja (pikiran saya) namun yang lebih aneh lagi “dia†juga ikut membantu kami jika kami kesulitan naik di jalan yang terjal, karena muka teman-teman saya tertutup masker jadi saya tidak begitu hafal siapa-siapa yang di depan saya.
Hal itu terus berlanjut sampai akhirnya kami tiba di pos terakhir dan memilih tempat yang agak lapang untuk mendirikan tenda, waktu itu kalu tidak salah ingat sudah jam 11 malam dan kamipun menemukan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda.
Setelah tenda berdiri kami mulai masak dan sholat isya, pada saat pendirian tenda saya baru bisa melihat dengan jelas siapa yang mengikuti kami karena daerahnya sudah bukan pepohonan lagi tetapi tanah lapang. Saya melihat “dia†membantu kami mambangun tenda namun teman-teman saya tidak ada yang menyadari kehadirannya.
Setelah semua selesai makan kami pun bergantian masuk tenda untuk tidur dan saya yang terakhir masuk, saya penasaran maka saya hitung lagi jumlah timnya dan benar “dia†masih ada namun saya tidak tahu yang mana karena semua menggunakan sleeping bag. saya tidur dengan sejuta pertanyaan yang tidak bisa terjawab.
Setelah bangun kurang lebih pukul 5 dini hari saya pun sholat subuh dan kembali ingat kejadian semalam maka saya hitung lagi tim saya, namun kali ini hanya ada 6 orang, termasuk saya
“Di mana dia,†saya bertanya dalam hati.
Karena masih belum percaya saya hitung lagi sampai 4 kali namun hanya ada 6 orang termasuk saya.
Setelah berkemas kita pun melanjutkan perjalanan menuju puncak karena sudah terlalu siang, tidak ada hal yang aneh saat kita pulang, namun setelah sampai basecamp kita baru sadar ada hal yang aneh bahwa dalam perjalanan kita tidak bertemu dengan 2 tim yang naik sebelum kita, naum mereka sudah berada di basecamp dan reaksi kita ber-6 pun sama kaget bercampur tanda tanya.
Kita ngobrol-ngobrol dan berkenalan dengan mereka dan kakak saya pun bertanya “Lah, Mas lewat mana kok kita gak ketemu?â€
“Ya lewat Garung tho mas, wong ada di sini kok†jawabnya. (Informasi di Gunung Sumbing ada 4 jalur pendakian dan salah satunya Garung)
Benar juga kata masnya pikir saya karena kalau kita mau lewat jalur lain berarti basecamp yang dituju pun harusnya basecamp jalur tersebut (kecuali nyasar) dan hari itu juga pukul 3 sore kita pulang dengan seribu tanda tanya…
Siapa yang ikut kita? Kenapa kita gak ketemu tim lain? Tapi alhamdulillah kita tidak kenapa-kenapa dan selamat sampai pulang.
Demikian inilah kisah nyata dari Cerita Misteri Di Gunung Sumbing