Cerita Misteri Hantu di Lukisan Peninggalan Kakek

Cerita Misteri Hantu di Lukisan Peninggalan Kakek - Sebuah lukisan tua yang menghiasi ruang tengah di rumahku sebenarnya tidak ada keistimewaannya, malah menurutku lukisan tersebut tidak serapi dan seindah guratan pena pelukis saat ini. Namun entah kenapa bapak selalu memasang lukisan bergambar seorang wanita yang katanya merupakan gambaran seorang sinden cantik yang dilukis langsung oleh almarhum kakek ku. Kisah tersebut diceritakan bapak saat aku berusaha menurunkan lukisan tua tersebut dan menyimpannya di gudang. Betapa marah dan kecewanya Bapak saat melihat lukisan peninggalan kakek tak lagi terpampang di ruang tengah, akhirnya lukisan yang telah berusia puluhan tahun tersebut kembali di pasang di dinding meski tak lagi serasi dengan cat dinding yang belum lama kami cat ulang.

Sejak kecil aku memang merasakan hal aneh di ruang tengah terutama saat tertidur di sana, aku memang suka tidur di ruangan tersebut sambil menonton televisi hingga larut malam. Salah satu kejadian janggal yang kerap aku alami yakni selalu bermimpi seram dan menakutkan di ruangan tersebut. Anehnya lagi setiap mengalami mimpi cerita atau kisah dalam mimpiku tersebut selalu berhubungan dengan satu sosok wanita tua. Akhir-akhir ini baru aku menyadari jika sosok yang selalu hadir dalam mimpiku tersebut merupakan sosok yang mirip dengan lukisan wanita yang ada di ruangan tersebut.

Kejanggalan pertama tidak aku pikirkan berlebih dan menganggap hal tersebut masih di batas normal, namun selain mimpi aku juga pernah dikagetkan oleh suara seorang wanita melantunkan tembang-tembang jawa saat aku terbangun dari tidurku. Aku kira suara itu suara nenek yang datang ke rumah tanpa sepengetahuanku namun ternyata saat aku tanyakan pada ibu ternyata nenek tidak berkunjung ke rumah. Aku semakin bertanya-tanya dalam hati apakah lukisan yang terpajang di ruang tengah tersebut memang berhantu? Ah namun aku tidak berani menanyakannya pada ibu karena takut justru akan membebani pikiran ibu.

Keyakinanku akan hantu di lukisan semakin menjadi ketika terbangun dan keluar kamar untuk mengambil minum di dalam kulkas. Sosok wanita mirip dengan sosok yang selalu hadir di dalam mimpiku terlihat berjalan cepat di dapur menuju ruang tengah. Aku masih tak percaya dengan apa yang aku lihat waktu itu dan berusaha mengusap mataku dengan maksud meyakinkan apakah yang aku lihat mmang benar-benar sosok hantu atau hanya perasaanku saja. Namun ternyata wanita berpakaian jawa dengan rambut digulung itu memang benar-benar hadir di hadapanku.

Aku berusaha menenangkan diri dan buru-buru mengambil botol minuman dari dalam kulkas kemudian segera naik ke kamar. Jam dinding menunjukan puku 2 dini hari dan aku tidak dapat tidur hingga mentari pagi memperlihatkan diri. Semenjak kejadian tersebut peristiwa serupa semakin kerap aku alami. Akhirnya aku memberanikan diri bertanya pada bapak yang baru saja pulang dari tugasnya di luar kota.

Aku menceritakan mimpi dan pengalamanku melihat sosok hantu yang sangat mirip dengan sosok wanita di dalam lukisan peninggalan kakek. Meski bapak tidak berucap apa-apa namun ternyata di hari berikutnya lukisan tersebut sudah dilepas dan terganti dengan hiasan dinding bernuansa islami. Kata bapak lukisan itu sudah tidak serasi dengan tata letak ruang tengah saat ini sehingga perlu diganti dengan hiasan saat ini. Aku yakin meski bapak tidak pernah mau bercerita namun beliau juga mengetahui jika lukisan tua peninggalan kakek tersebut memang berhantu. Itulah pengalamanku melihat hantu di lukisan yang menampakkan diri sekaligus mengganggu ku.

Demikian inilah Cerita Misteri Hantu di Lukisan Peninggalan Kakek.

Cerita Misteri Gunung Ciremai

Cerita Misteri Gunung Ciremai - Gunung Ciremai yang membentang di tiga wilayah kabupaten, dari Majalengka, Kuningan sampai ke Cirebon mempunyai pesona yang sangat menakjubkan. Gunung yang berbentuk tumpeng ini sangat terkenal di kalangan para pencinta alam. Di balik pesona alam yang memikat, ragam kisah misteri menyelimuti Gunung Ciremai.

Desas-desus kisah misteri yg konon sangat seram diperoleh dari penuturan para pendaki. Bagi kamu yang belum pernah mendaki ke Gunung Ciremai, kisah misteri ini bakal membuat merinding.

Terdengar Suara Gamelan

Suara-suara asing yang biasa terdengar di gunung memang mengundang rasa keingintahuan para pendaki. Salah satu kisah misteri di Gunung Ciremai berupa suara gamelan jawa.

Yang anehnya, semakin kamu mendengarkan suara tersebut, makin lama suara gamelan jawa seolah-olah kian menjauh. Para pendaki meyakini, suara gamelan jawa berasal dari lelembut penghuni pegunungan yang sengaja mengecoh konsentrasi para pendaki agar tersesat dari jalur utama.

Penampakan Sosok Nyi Linggi

Awal mula kisah Nyi Linggi yg dikenal masyarakat hadir entah dari mana asalnya. Sosok Nyi Linggi erat dikaitkan sebagai si empu yang pernah menempati batu lingga. Ia menempati batu tersebut setelah turunnya Sunan Gunung Jati dari pengasingannya.

Cerita yg beredar, Nyi Linggi melakukan pertapaan ditemani dua ekor macan kumbang. Ia bersemedi untuk menguasai ilmu tertentu. Sayangnya, belum sempat prosesi ritual selesai, Nyi Linggi meninggal dunia. Dua ekor macan kumbang yang menjaganya konon menghilang tanpa bekas.

Sebagian warga ada yang mengaku pernah melihat penampakan sosok Nyi Linggi bersama dua ekor macan kumbang di area batu lingga. Kabarnya, seorang pendaki juga pernah melihat sosok wanita bertongkat dan berpakaian kuno yang diapit dua macan kumbang.

Demikian inilah Cerita Misteri Gunung Ciremai yang dituturkan para pendaki.

Cerita Misteri Asal Usul Rumah Kentang

Cerita Misteri Asal Usul Rumah Kentang - Rumah Kentang sepertinya memang masih banyak menyimpan misteri. Meski nampak bersih di siang hari, namun jika malam menjelang suasananya berubah. Kadang muncul aroma kentang rebus atau terdengar suara tangis anak kecil.

Menurut warga sekitar, konon di rumah tersebut pernah ada kejadian yang memilukan. Seorang anak kecil terjatuh dalam kuali yang sedang digunakan untuk merebus kentang. Anehnya anak tersebut hingga kini tidak pernah diketahui keberadaannya.

Entah karena alasan itu, masyarakat sekitar hingga kini memilih menghindari rumah angker tersebut. Atau barangkali, rasa penasaran itu pula yang membuat sang sutradara, Jose Poernomo tertantang membesut film horor yang diangkat dari kisah nyata ini.

Memang belakang ini, kisah-kisah seram yang menjadi fenomena kerap dijadikan inspirasi atau bahan untuk pembuatan film. Bahkan para kreator film begitu berani untuk mengikutsertakan ‘tokoh’ seram yang menjadi bahan pembicaraan dalam kisah-kisah urban legend tersebut. Sebut saja kisah suster ngesot yang sukses beberapa waktu lalu.

Kini, rumah produksi Hitmaker menggandeng pengacara Jose Purnomo untuk menggarap film bertema horor yang berjudul Rumah Kentang. Artis cantik Shandy Aulia didaulat sebagai bintang utama film yang tersebut.

Menariknya, fillm Rumah Kentang mengambil lokasi syuting di tempat yang disebut-sebut sebagai asal muasal beredarnya kisah rumah kentang yang fenonemal tersebut, sehingga tidak menghrankan jika Shandy Aulia, merasakan aura mistis saat menjalani syuting.

“Hawa angkernya masih terasa. Enggak tahu kenapa kadang-kadang saya suka merinding sendiri,” ujar Shandy Aulia ditemui sejumlah wartawan beberapa waktu lalu.
Shandy Menjelaskan bahwa banyak keanehan yang muncul saat syuting film Rumah Kentang.

“Lampu penerangan yang ada di dapur sering mati. Padahal ketika masih sore, kejadian-kejadian ganjil tersebut tidak pernah terjadi. Apa mungkin karena waktu syutingnya pas hari Jumat ya,” ujar Shandy penasaran.

Film Rumah Kentang dibintangi Shandy Aulia, Tasya Kamila, Chintami Atmanagara, Sonia Wibisono, Gilang Dirgahari, Ki Kusumo, Rina Nose, Iszur Muchtar dan Daus Separo.

Itulah sedikit banyak asal mula dari Cerita Misteri Asal Usul Rumah Kentang yang saat ini, semoga dapat bermanfaat.

Cerita Misteri Di Pontianak

Cerita Misteri Di Pontianak – Pengalaman ini tak akan pernah hilang dari ingatan Agus Wandi (25), seorang satpam yang bekerja di kantor sebuah perusahaan swasta di Kota Pontianak. Dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, sesosok kuntilanak melayang sambil menyeret peti mati dengan rantai.

“Waktu itu, sekitar jam 4 subuh, saya bersama lima teman nongkrong di jembatan Simpang Benteng di Kota Mempawah,” ujar Agus.

Agus kelahiran Kota Mempawah, ibu kota Kabupaten Pontianak, sekitar 67 kilometer dari Kota Pontianak. Sekitar 1,5 tahun lalu, dia masih tinggal di Mempawah dan belum bekerja sebagai satpam.

Dia dan teman-temannya sering nongkrong di jembatan yang terletak di daerah yang biasa disebut Simpang Benteng. Meski namanya Simpang Benteng, tutur Agus, tapi daerah itu bukanlah persimpangan. Memang, sekitar 50 meter dari tempat itu, dijumpai persimpangan tiga, yang satu di antaranya merupakan akses menuju Kota Singkawang.

Di areal yang diyakini angker dan ada penunggunya itu, berdiri sebuah jembatan besi untuk melintasi anak sungai yang memotong, disebut Jembatan Benteng. Nah, di situlah ada belokan mematah yang sangat tajam menuju ke kanan, jika ditempuh dari arah Kota Pontianak.

Meski letaknya sudah di Kota Mempawah, areal itu gelap di malam hari. Kala itu, ujar Agus, di sekitar Simpang Benteng, ada tiga buah rumah toko (ruko) di kiri jalan. Kemudian di sebelah kanannya, ada sebuah rumah penduduk.

“Agak sepi, karena pemukiman penduduk agak ke arah dalam. Lagi pula sekitar beberapa puluh meter dari jembatan itu, ada kuburan,” kata dia.

Malam itu, seingat Agus, merupakan malam Jumat. Dia dan lima temannya nongkrong di Jembatan Benteng, menemani seorang rekannya yang berjualan bensin eceran di pinggir jembatan itu.

“Kalau malam sering pengendara melintas, dan kadang-kadang mereka beli bensin juga,” ujar Agus.

Menjelang pukul 04.00, dia dan lima temannya melihat sesosok putih melintasi tempat itu. Agus yakin, dia tidak salah lihat. Sosok itu persis gambaran kuntilanak yang sering diceritakan orang- orang.

“Pakaiannya putih, rambutnya panjang hingga kaki. Saya dan kelima teman melihat sejelas- jelasnya dalam jarak sekitar 10 meter,” ucap Agus, yang mengaku masih merinding jika mengingatnya.

Sosok kuntilanak itu melintas dengan cara melayang. Dia tampak menyerat peti mati dengan rantai. Tanpa suara, karena dalam penglihatan mereka, sosok kuntilanak dan peti mati itu seperti melayang.

“Kami segera lari menjauh menuju ruko yang ada di situ. Kuntilanak itu melayang ke arah kuburan. Setelah hilang dari pandangan kami, bensin eceran jualan teman saya segera dikemas, dan kami kabur naik sepeda motor, pulang,” tutur Agus.

Sebelumnya, Agus mengaku pernah diceritakan oleh para orangtua, kalau Simpang Benteng itu angker dan ada penunggunya. Dia pun pernah mendengar cerita, sering muncul kuntilanak menyeret peti, pertanda akan ada korban jiwa esok harinya.

“Ini benar terjadi, besoknya sekitar pukul 10 pagi, saya dengar ada pengendara sepeda motor yang kecelakaan dan meninggal seketika di Jembatan Benteng. Saya dan teman-teman sampai tiga pekan tak berani muncul ke situ,” ucap Agus.

Menurut warga Pontianak, daerah tersebut memang rawan kecelakaan. Meski dalam tahun ini tidak terjadi korban jiwa, tapi kecelakaan kecil nyaris terjadi tiap pekan. Jalan dengan belokan mematah yang cukup tajam, dan lagi ruas itu merupakan lintasan akses dari Kota Pontianak menuju Singkawang, dan sebaliknya.

Demikian inilah kisah nyata dari Cerita Misteri Di Pontianak

Cerita Misteri Rumah Hantu Darmo

Cerita Misteri Rumah Hantu Darmo – Rumah hantu darmo sebuah nama yang sekarang menjadi legenda di kota Surabaya. Rumah tak berpenghuni sejak tahun 1988 itu terletak di Jalan Puncak Permai II nomor 26, Sukomanunggal, Surabaya.

Bukan tanpa alasan, nama itu disematkan pada bangunan tua tak berpenghuni yang kini arsitekturnya tak jelas lagi. Sebab, banyak cerita ganjil dan rumor penampakan makhluk gaib di rumah tersebut.

mengunjungi rumah itu, Senin 16 Februari 2015. Tampak dari luar, Rumah Hantu Darmo sudah terlihat menyeramkan. Bangunan yang menggabungkan empat kavling tanah itu kini sudah tak terawat.

Atap rumah sudah hancur. Hanya menyisakan pilar-pilar yang tak utuh dan tembok kusam penuh lumut dan coretan cat semprot warna-warni. Semak belukar tumbuh tak hanya di bagian halaman rumah, tapi juga bagian dalam rumah yang berada di lantai 1, lantai 2, maupun lantai bawah.

Sutrisno (51), satpam perumahan Puncak Permai menceritakan, rumah itu dulunya dihuni keluarga William. Tetapi, pada suatu ketika, satu keluarga tersebut tewas semua tersapu ombak saat liburan di pulau Bali.

“Saat di pinggir pantai, pesan makan. Makanan belum dikirim, terus gelombang datang, 7 orang meninggal, bersama pembantunya juga,” ujar Sutrisno yang menjadi satpam sejak 1976 di perumahan Puncak Permai.

Sutrisno sebenarnya tidak setuju jika rumah kosong itu disebut rumah hantu. Namun dia juga tidak memungkiri bila sebenarnya rumah itu angker. Banyak kejadian aneh menimpa orang yang melintas di depan rumah itu.

“Sopir angkutan juga pernah merasa seperti dipanggil, saat melintas di rumah kosong itu pada malam hari,” katanya.

Inilah kisah nyata dari Cerita Misteri Rumah Hantu Darmo

 

Cerita Misteri Boneka Sigale-gale

Cerita Misteri Boneka Sigale-gale - Boneka Sigale-gale, begitulah sebutannya. Sebuah boneka yang selalu tampil rapi dan khas dengan balutan busana adat Batak lengkap dengan kain Ulos dan memiliki ukuran hampir sebesar manusia, adalah pemandangan yang wajar ditemukan di depan rumah tradisional warga Pulau Samosir, Sumatera Utara. Meskipun sudah tidak banyak warga Samosir yang menyimpan Sigale-gale, namun masih ada sekitar 4 rumah yang masih ‘memelihara’ Sigale-gale dalam kondisi yang bagus dan masih bisa dibuat menari.

Boneka Sigale-gale memiliki beberapa versi cerita yang melatarbelakangi sejarah kemunculan Sigale-gale. Versi yang pertama dan yang paling dipercaya adalah kisah anak dari seorang raja setempat yang meninggal disaat perang namun tidak mendapat keikhlasan dari orangtuanya. Akhirnya dibuatlah sebuah boneka kayu yang merupakan perwujudan anak sang raja sekaligus diberi nama yang sama, yaitu Manggale. Boneka tersebut menemani sang raja hingga akhir masa hidupnya, dan pada saat kematiannya, boneka itu menari disamping jenazah sang raja.

Versi cerita yang lain adalah, konon ada sepasang suami istri yang tidak dikaruniai keturunan. Sang suami yang merupakan dukun bernama Datu Partoar kemudian pergi ke hutan dan menemukan sebuah boneka mirip anak perempuan dan Datu mengubahnya menjadi seorang anak manusia yang diberi nama Nai Manggale. Nai Manggale dirawat oleh orangtua yang menemukannya dan menari disamping jenazah mereka ketika mereka meninggal, namun Nai sedih karena ia tidak bisa memiliki anak seperti mereka. Pada akhirnya Nai membuat sebuah boneka patung seperti dirinya lagi untuk bisa ia angkat sebagai anak juga—dan lama-kelamaan kebiasaan ini menurun pada warga Samosir ketika mereka menginginkan anak namun tidak bisa mendapatkannya/kehilangan.

Boneka Sigale-gale akan menari saat dilantunkan musik daerah Batak, dan benang-benang yang menggerakkan tubuh Sigale-gale konon berjumlah sama dengan urat yang ada di tubuh manusia. Sigale-gale memiliki makna religius dan unsur klenik yang kental. Tarian Sigale-gale biasanya dilakukan ketika ada seorang anak yang meninggal (terutama laki-laki) atau di keluarga yang berduka karena tidak memiliki anak laki-laki. Mereka percaya arwah orang yang telah meninggal akan bersemayam didalam Sigale-gale. Seringkali Sigale-gale menari dengan sendirinya tanpa ada yang menggerakan. Boneka ini pun sering ditemukan sedang menitikkan air mata. Namun begitu, Sigale-gale memiliki nilai kasih sayang yang kental yang berkaitan dengan hubungan orangtua dan anak.

Nilai mistis lain yang terkandung dibalik keberadaan Sigale-gale adalah di pembuatannya. Setiap orang yang membuat boneka Sigale-gale harus menyerahkan seluruh jiwanya agar boneka tersebut dapat bergerak selayaknya manusia hidup. Karena itu pula-lah masyarakat Batak percaya bahwa siapapun yang membuat boneka Sigale-gale akan meninggal sebagai tumbal setelah pembuatannya terselesaikan. Untuk mencegah hal tersebut, masyarakat membuat bagian-bagian tubuh Sigale-gale secara terpisah, misalnya satu orang membuat tangan, satu orang lagi membuat kaki, lalu orang lain membuat kepala atau badan. Dengan pembuatan yang dilakukan oleh orang yang berbeda-beda, maka tidak ada yang menjadi tumbal. Unsur seram lainnya dari Sigale-gale adalah, boneka ini hanya bisa ditempatkan di peti mati, bahkan menari pun diatas peti mati. Karena sesungguhnya Sigale-gale memang diciptakan untuk mengantar kematian seseorang.

Namun seiring dengan berkembangnya jaman dan makin sedikitnya keberadaan Sigale-gale, maka unsur mistisnya pun mulai surut dan beralih menjadi kekayaan budaya tradisional. Sigale-gale sekarang lebih sering dipertunjukkan ke para turis dan wisatawan yang mau melihat tarian Sigale-gale secara langsung. Tidak lagi disamping jenazah, Sigale-gale kini bisa menari kapanpun di depan para turis yang menginginkannya dan cukup dengan bayaran seikhlasnya.

Sigale-gale akan mempertunjukkan tariannya selama kurang lebih 1 jam, dan selama itu Anda akan dibuat kagum dengan berbagai gerakannya yang detail—seperti mata yang bergerak-gerak, kepala berlenggak-lenggok, bahkan badannya mampu berjongkok dan membungkuk. Berfoto pun tak jadi masalah, apalagi dengan ukuran Sigale-gale yang memang mirip ukuran tubuh manusia meskipun tergolong agak pendek. Lagu yang diputar pun sudah tidak manual. Sekarang para dalang lebih memilih memakai rekaman kaset untuk mengiringi tarian Sigale-gale. Selain tontonan wisata, salah satu boneka Sigale-gale pun kini dijadikan sebagai benda yang dijaga dan dimuseumkan di Museum Nasional.

Demikian inilah kisah nyata dari Cerita Misteri Boneka Sigale-gale

Cerita Misteri Di Gunung Sumbing

Cerita Misteri Di Gunung Sumbing – Saat itu kita berangkat dari rumah kira-kira jam 8 pagi dengan menggunakan motor dan personilnya sebanyak 6 orang. Dalam perjalanan kita santai saja menikmati perjalanan dan sesekali berhenti untuk istirahat makan, sholat dan isi bensin. Dan sampailah kita di basecamp Gunung Sumbing sekitar pukul 3 sore.

Hari itu hari Sabtu (lupa tanggal berapa, tapi tahun 2012). Basecamp masih sepi dan hanya ada 2 tim yang sudah naik dan 1 tim yang baru saja turun, kemudian setelah menyelesaikan administrasi kami bersiap untuk memulai perjalanan.

Pukul 5 sore kita berdoa dan akhirnya berangkat menuju puncak impian cahaya mengukir cita *ehh maaf malah nyanyi hehe.

Kita berjalan beriringan dengan satu sama lain saling bergantian membawa carier jika ada yang lelah. Saat maghrib tiba akhirnya kita memutuskan untuk beristirahat sholat maghrib, karena tidak ada air maka kita ber 3 tayamum (hanya 3 orang yang sholat termasuk saya) dan setelah selesai kita pun melanjutkan perjalanan.

Nah, setelah sekitar 30 menit kita berjalan saya merasa ada yang aneh, hawa dingin mulai terasa (bukan dingin udara tapi lebih ke merinding). Saya tidak berani bilang ke siapapun karena nanti dikira menakut-nakuti. Posisi saya waktu itu di baris ke 5 dan di belakang ada kakak saya yang sudah berpengalaman.

Saat itu keadaan sudah gelap dan sunyi hanya suara hewan-hewan malam saja yang bisa di dengar. Kami juga jarang berbincang, hanya sinar bulan saja yang kami andalkan karena senter tidak selalu digunakan untuk menghemat baterai. Karena saya di baris kelima seharusnya di depan hanya ada 4 orang kan?

Tapi yang saya hitung ada 5 orang karena saya tidak yakin saya memanggil kakak saya yang di belakang “Mas? Belakang aman?”

Dia pun menjawab “Aman, Fin”

Setiap beberapa langkah saya selalu tanya “Mas, belakang aman?”

Dan dia pun menjawab “Belakang terkendali”

Sudah 5 kali saya bertanya namun saya masih tidak yakin karena di depan saya jelas itu ada 5 orang yang berjalan dengan menggunakan jaket dan kupluk.

Saya tidak memikirkannya lagi karena mungkin hanya mata saya yang lelah, kemudian kita sepakat untuk istirahat minum dan meluruskan kaki, saat istirahat pun saya menghitung jumlah tim kami semuanya lengkap ada 6 orang termasuk saya

“Terus tadi siapa,” gumam saya.

Akhirnya kita pun melanjutkan perjalanan dan kali ini saya berada di baris ke-6 dan hal yang aneh pun muncul kembali, di depan saya ada 6 orang.

Saya benar-benar merinding dan takut, saya tidak berbicara sedikit pun hanya jika di tanya baru saya akan menjawab.

Saya berfikir jika ada “tamu” tak di undang harusnya hanya bisa dilihat dan hanya menampakkan diri saja (pikiran saya) namun yang lebih aneh lagi “dia” juga ikut membantu kami jika kami kesulitan naik di jalan yang terjal, karena muka teman-teman saya tertutup masker jadi saya tidak begitu hafal siapa-siapa yang di depan saya.

Hal itu terus berlanjut sampai akhirnya kami tiba di pos terakhir dan memilih tempat yang agak lapang untuk mendirikan tenda, waktu itu kalu tidak salah ingat sudah jam 11 malam dan kamipun menemukan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda.

Setelah tenda berdiri kami mulai masak dan sholat isya, pada saat pendirian tenda saya baru bisa melihat dengan jelas siapa yang mengikuti kami karena daerahnya sudah bukan pepohonan lagi tetapi tanah lapang. Saya melihat “dia” membantu kami mambangun tenda namun teman-teman saya tidak ada yang menyadari kehadirannya.

Setelah semua selesai makan kami pun bergantian masuk tenda untuk tidur dan saya yang terakhir masuk, saya penasaran maka saya hitung lagi jumlah timnya dan benar “dia” masih ada namun saya tidak tahu yang mana karena semua menggunakan sleeping bag. saya tidur dengan sejuta pertanyaan yang tidak bisa terjawab.

Setelah bangun kurang lebih pukul 5 dini hari saya pun sholat subuh dan kembali ingat kejadian semalam maka saya hitung lagi tim saya, namun kali ini hanya ada 6 orang, termasuk saya

“Di mana dia,” saya bertanya dalam hati.

Karena masih belum percaya saya hitung lagi sampai 4 kali namun hanya ada 6 orang termasuk saya.

Setelah berkemas kita pun melanjutkan perjalanan menuju puncak karena sudah terlalu siang, tidak ada hal yang aneh saat kita pulang, namun setelah sampai basecamp kita baru sadar ada hal yang aneh bahwa dalam perjalanan kita tidak bertemu dengan 2 tim yang naik sebelum kita, naum mereka sudah berada di basecamp dan reaksi kita ber-6 pun sama kaget bercampur tanda tanya.

Kita ngobrol-ngobrol dan berkenalan dengan mereka dan kakak saya pun bertanya “Lah, Mas lewat mana kok kita gak ketemu?”

“Ya lewat Garung tho mas, wong ada di sini kok” jawabnya. (Informasi di Gunung Sumbing ada 4 jalur pendakian dan salah satunya Garung)

Benar juga kata masnya pikir saya karena kalau kita mau lewat jalur lain berarti basecamp yang dituju pun harusnya basecamp jalur tersebut (kecuali nyasar) dan hari itu juga pukul 3 sore kita pulang dengan seribu tanda tanya…

Siapa yang ikut kita? Kenapa kita gak ketemu tim lain? Tapi alhamdulillah kita tidak kenapa-kenapa dan selamat sampai pulang.

Demikian inilah kisah nyata dari Cerita Misteri Di Gunung Sumbing

Cerita Misteri Burung Gagak Pertanda Buruk

Cerita Misteri Burung Gagak Pertanda Buruk - Kisah kali ini terjadi pada teman yang bisa dibilang cukup dekat dengan saya. Sebut saja namanya Dwi. Jika di ingat, waktu itu kisah ini berawal sekitar kelas 10 semester 2, dimana ayahnya Dwi di fonis memiliki penyakit yang cukup parah. Lehernya dibalut oleh alat penopang layaknya seseorang yang patah leher, namun saat itu dwi belum mau bercerita tentang penyakit ayahnya.

Kemudian pada kelas 12 Dwi benar-benar terpukul akan kenyataan ayahnya yang di fonis mengidap kanker lidah. Dwi bercerita pada saya dan beberapa teman yang cukup dekat dengan nya, bahwa penyakit ayahnya itu merupakan kiriman dari teman kerja ayahnya yang tidak menyukai kesuksesan ayahnya. Dwi juga bercerita bahwa penyakit ayahnya semakin parah dan membuatnya selalu pergi pulang balik rumah sakit sepulang sekolah, dan dia bercerita juga, bahwa seekor burung gagak telah hinggap di atas rumahnya.

Dia cukup takut akan apa yang akan terjadi pada ayahnya. Hal itu membuat saya dan ketiga teman saya berinisiatif untuk mengajak teman-teman sekelas saya menjenguk ayahnya Dwi. Setibanya di rumah sakit, kami bergantian memasuki ruang rawat inap. Terlihat Keadaan ayahnya cukup menyedihkan. Sosok yang tadinya tegap besar dan berwibawa, tampak lemah dan sangat kurus tergolek di atas ranjang rumah sakit.

Terlihat banyak selang infus yang menjuluri tubuh sang ayah. Kami merasa sangat iba akan kenyataan yang diterima Dwi dan keluarganya. Berhubung sosok yang dijenguk juga sangat lemah dan tidak bisa diganggu,maka kami pun tidak berlama-lama. Sekitar pukul 5 sore, 3 jam setelah kami pulang menjenguk ayah Dwi, kabar duka pun tiba-tiba datang ke salah 1 teman saya yang paling dekat dengan Dwi. Ayah Dwi meninggal dunia.

Kami sontak tidak menyangka dan merasa sama terpukulnya dengan Dwi. Jika di ingat, kedatangan burung Gagak itu benar-benar memberi tanda. Selang beberapa hari dari kedatangan gagak tersebut, kabar duka pun menyelimuti keluarga Dwi. Saya berharap almarhum dapat tenang di alam sana walau saya menceritakan sedikit kisah tentangnya. Sekian .

Demikian inilah kisah nyata dari Cerita Misteri Burung Gagak Pertanda Buruk

Cerita Misteri 2 Anak Kembar

Cerita Misteri 2 Anak Kembar - Anda percaya akan adanya reinkarnasi? Atau mungkin Anda percaya dengan kehidupan sebelum lahir atau setelah mati? Kata orang, hidup ini hanya sekali. Namun ternyata di dunia ini ada sebuah misteri tentang kehidupan sebelum seseorang lahir.

Ini adalah sebuah kisah nyata tentang sepasang saudara kembar bernama Jennifer dan Gillian. Banyak yang mempercayai bahwa kedua gadis ini sebenarnya sudah pernah hidup sebelumnya. Bagaimana kisahnya?

Pada tahun 1957, ada sebuah kecelakaan fatal di Northumberland, Inggris. Akibat kecelakaan ini, dua orang saudari bernama Joanna (11 tahun) dan Jacquelline Pollock (6 tahun) meninggal dengan tragis. Hal ini sangat memukul kedua orang tuanya.

Satu tahun kemudian, sang ibu melahirkan sepasang anak kembar berjenis kelamin perempuan. Keduanya diberi nama Jennifer dan Gillian. Namun setelah diperhatikan, ada yang janggal dengan kedua anak kembar ini.

Kedua gadis kembar ini meminta mainan yang sama seperti almarhumah dua saudari mereka miliki. Entah itu boneka atau mainan lainnya. Selain itu, mereka juga pernah minta dibawa ke taman yang sama, yang pernah dikunjungi oleh kedua almarhumah kakaknya. Faktanya, mereka bahkan belum pernah tahu dan belum pernah ke sana.

Orang tuanya mengakui bahwa kedua putri kembarnya ini memiliki ciri yang mirip dengan kakak-kakaknya yang sudah meninggal. Jennifer misalnya, dia memiliki tanda lahir yang sama dengan almarhumah Jacqueline.

Kasus mereka termasuk 1 dari sekian misteri kehidupan yang coba dipecahkan di dunia. Namun masih belum ada jawaban yang pasti. Salah seorang psikolog yang mengamati hal ini, Dr. Ian Stevenson, mengatakan bahwa penelitian yang ia lakukan menunjukkan adanya gejala bahwa kedua saudara kembar ini merupakan reinkarnasi dari kedua kakaknya.

Masih belum ada yang bisa memastikan reinkarnasi itu terjadi. Karena kematian dan kehidupan setelahnya adalah misteri yang tak pernah diketahui manusia. Dan entah apakah hal ini berhubungan dengan kinerja otak manusia. Meski begitu, tahun 2006 sebuah studi di Metro mengatakan bahwa ada 2500 kasus serupa dalam 40 tahun terakhir.

Well, percaya atau tidak pada reinkarnasi, hal itu tergantung dengan keyakinan kita masing-masing. Namun dengan mengetahui kisah ini, kita bisa tahu ada banyak pengetahuan dan misteri yang belum terungkap yang tak bisa dimengerti hanya dengan logika yang kita miliki.

Demikian inilah Cerita Misteri 2 Anak Kembar

Cerita Misteri Tukang Gali Kubur

Cerita Misteri Tukang Gali Kubur - Mbah Subarkah, begitulah panggilan akrab masyarakat dusun kluwih (disamarkan) kepada kakek berusia 65 th yang berprofesi sebagai penggali kubur di pemakaman tak jauh dari tempat tinggalnya. Kemarin ketika kami bertemu di salah satu warung tenda atau kerap disebut dengan “angkringan” beliau bercerita tentang peristiwa yang pernah ia alami selama ini. salah satunya yakni ketika beliau melihat penampakan pocong nyata di depan kedua matanya. Awalnya sih memang saya pancing-pancing dengan beberapa pertanyaan kurang lebih seperti ini.

“Gimana mbah masih kuat jadi tukang gali kubur?” tanyaku. Beliaupun menjawab dengan kalem “Ya yang namanya orang bekerja nak, simbah kan sudah tua sebisanya lah biar gak jadi beban anak-anak, toh anak-anak simbah semuanya juga sudah pada berkeluarga, gak enak kalau minta terus-terusan”. Wah terenyuh juga saya mengengar jawaban kakek yang satu ini. Untuk mendinginkan suasana sambil minum jahe susu saya kembali bertanya pada simbah “lantas pernah gak mbah ngalami kejadian menakutkan selama jadi tukang gali kubur?”.

Mulai dari sana kemudian Mbah Subarkah banyak bercerita tentang pengalamannya selama bekerja sebagai penggali kubur. Mulai dari melihat tuyul bermain di depan pintu penampakan genderuwo hingga penampakan pocong nyata di depan kedua matanya. Dari cerita Mbah Subarkah pula saya mengetahui ternyata selain dimintai bantuan dalam menggali kubur simbah juga diberikan kepercayaan untuk menjaga kubur oleh masyarakat sekitar hingga kerap menyiangi rumput dan membersihkan seluruh makam yang terdapat di pemakaman umum tersebut.

Kisah misteri paling mengerikan yang dialami Mbah Subarkah menurut saya ketika ia bercerita tentang pocong yang mengikutinya. Cerita misteri tukang gali kubur dialami oleh Mbah Subarkah kurang lebih setahun yang lalu. Beliau bercerita bahwa pada saat itu sedang memakamkan salah satu jenazah yang meninggal pada malam selasa keliwon.

“jika orang tua dulu mempercayai kalau ada orang yang meninggal pada malam selasa kliwon tempat pemakaman nya harus dijaga selama 7 hari terhitung sejak mayat itu dikebumikan” begitulah kurang lebih simbah bercerita.

Entah alasan apa yang jelas pada saat ini kepercayaan semacam itu sudah memudar di kalangan masyarakat sehingga tidak ada lagi yang mengetahuinya. Sebagai seorang pekerja yang diberikan amanat beliau memang tergolong sangat bertanggungjawab. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan setelah memakamkan jenazah orang yang meninggal pada malam selasa kliwon Mbah Subarkah lantas dengan berani tidur di area pemakaman selama 7 malam.

emang sekilas tidak ada yang mencurigakan pada malam pertama dan kedua, namun pada malam ketiga tepatnya pada malam jumat kejadian aneh mulai dirasakan simbah semenjak ia baru datang di area pemakaman pada pukul 22.00 WIB.

Bau kemenyan menyengat dan terkadang diikuti dengan bau busuk seperti bangkai simbah rasakan, namun karena beliau merasa keamanan pemakaman menjadi tanggung jawabnya sepenuhnya maka beliau berusaha membiarkan perasaan aneh tersebut.

Awal mulanya pada tengah malam Mbah Subarkah yang hanya tiduran beralaskan sepotong tikar mendengar suara gembelegar dari dalam area pemakaman, mungkin seperti petasan yang sangat besar atau lebih mirip lagi dengan suara halilintar tutur beliau.

Dari area pemakan tiba-tiba ia melihat ada cahaya merah semacam bolam lampu namun terlihat lebih remang. Sontak beliau berdiri dan memperhatikan seklilingnya apa gerangan yang terjadi.

Tidak lama kemudian cahaya merah itu menghilang begitu saja sehingga membuat Mbah Subarkah merasa penasaran. Karena tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan kemudian beliau mengambil senter dan mencoba menuju tempat pemakaman orang yang dikebumikan pada hari selasa yang lalu.
Beliau periksa keadaanya memang tidak ada yang janggal melainkan terdapat beberapa jejak kaki seperti jejak kaki kucing namun lebih besar. Simbah berfikir barangkali ada kucing yang mendekati atau melewati tanah pemakaman tersebut.

Setelah memastikan semuanya baik-baik saja lantas Mbah Subarkah berjalan menuju pintu keluar, disaat ini simbah merasakan bulu kuduknya semakin berdiri dan merinding tanpa bisa ia tahan. Belum juga sampai ke pintu gerbang pemakaman beliau menengok ke arah belakang. Dana apa yang simbah lihat? Penampakan pocong nyata terlihat di depan kedua matanya. Rupanya pocongan tersebut mengikuti simbah menuju pintu pemakaman.

Sontak karena kaget Mbah Subarkah langsung berbalik badan dan berharap penampakan yang barusan ia lihat segera lenyap. Namun tidak demikian seperti yang beliau harapkan, ternyata ketika ia sampai pintu gerbang pemakaman pocong tersebut masih mengikutinya dari belakang dan baru menghilang ketika simbah membacakan doa sebisanya.
Beliau juga menuturkan bahwa cerita orang tentang pocong berjalan melompat-lompat itu tidak benar, karena beliau melihat sendiri jalan hantu pocong itu tidak melompat melainkan melayang di udara tanpa tersentuh tanah.

Demikian sampai disini kisah Cerita Misteri Tukang Gali Kubur.