Cerita Misteri Penghuni Gubuk Tua

Cerita Misteri Penghuni Gubuk Tua - Hay inilah ceritaku yang aku alami dengan temanku kemarin malam, langsung saja ke cerita. Kemarin malam adalah hari ke tujuh meninggalnya nenek saya (tepatnya kakak dari nenek saya), jadi hari itu diadakan selamatan utk mengenang tujuh hari meninggalnya nenek saya, yg akan diadakan ba’da isya. Waktu menunjukkan pukul 07.30 malam saya sekeluarga sudah mempersiapkan semuanya, singkat cerita selamatan sudah usai kira kira pukul 10:30 malam.

Aku di suruh untuk mengantar makanan utk keluarga yg tak ada wakil utk mengikuti selamatan (artinya dalam keluarganya cuma perempuan semua/tinggal sendiri), aku harus mengantar makanan ke enam rumah yg ada di kampungku, aku mengajak Haqi temanku utk menemaniku. Kami sudah mengantar makanan ke tiga rumah, ketika di rumah ke empat, kami mengetuk pintu dan beri salam “assalamualaikum” ternyata tak ada jawaban, ternyata ketika kami intip dari sebuah jendela, si pemilik rumah sedang shalat, jadi sambil menunggunya aku dan haqi cerita-cerita sebentar.

A: aku
H: haqi

H: dim yg  belum di antar makanan rumahnya siapa lagi?
A: ya tinggal dua rumah sih, rumahnya mbah c (nama samaran),dan rumahnya mbah s (nama samaran juga).
H: apa katamu, kita ke rumah mbah s, kamu tak takut apa lewat jalan yg susah dan lewat gubuk tua tersebut, apalagi di pinggir jalan sekitar gubuk tersebut kan cuma kebun-kebun.
A: sudah tak usah takut (sebenarnya aku juga takut *haha).
H: apa kata kamu dah.

Si pemilik rumah yg sudah kita ketuk tadi keluar dan kami serahkan makanan yang kami antar. selanjut itu kita langsung lanjut ke rumah mbah C. Sesudah itu ketika masih berada di depan rumah mbah C perasaanku langsung menjadi tak enak, aku hanya terdiam dan terus melanjutkan jalan. Ketika jalan aspal sudah mulai tak kelihatan aku mulai berjalan pelan karena jalan yg berbatu dan becek, perasaanku semakin nggak karuan, haqi terus menunduk hingga sampailah kita berdua tepat di depan gubuk tua tersebut, tiba tiba “*srek, srek” suara yg terdengar dari kebun tebu di belakang gubuk tua itu.

Lalu aku langsung menengok ke arah sumber suara itu, ternyata terlihat sebuah sosok yang besar sedang lari mengikuti kami berdua, temanku menyuruhku berjalan lebih kencang, tapi apa boleh buat karena jalan yg tidak mendukung kami, aku tidak meningkatkan kecepatan, sosok tersebut terus mengikuti kita, tapi setelah sampai di rumah mbah S yg kita tuju cuma berjarak sekitar 10 meter sosok yang mengikuti kita tadi menghilang.

Haqi turun dan mengetuk pintu dan sedangkan aku ingin putar balik, tapi secara tiba-tiba muncul lah sosok yang tadi berlari mengikuti aku dan haqi tadi tepat di depan mukaku, sontak aku terkejut dan berlari secepat-cepatnya menyusul haqi yg sedang mengetuk pintu, setelah makanannya kita serahkan, mbah S berpesan “hati-hati di perjalanan nggak usah ngebut kalau melihat ‘mereka’, dan ingat! Nggak usah tengok kanan kiri supaya mereka tak ngikutin kalian” aku hanya bisa mengangguk.

Setelah itu kami pulang dan sesampainya di rumah aku langsung bergegas tidur, sekian cerita dari saya, maaf kalau ceritanya gak begitu seram, tapi kalau yg mengalami kalian langusng, pasti kalian akan rasakan apa yang sedang ku rasakan saat itu juga.

Cerita Misteri Suara Siapa itu? “Jangan Disebut, Bila Tak Mau Diikuti”

Cerita Misteri Suara Siapa itu? “Jangan Disebut, Bila Tak Mau Diikuti” – Halo, aku M.Rizki biasa di panggil Rizki ini adalah ceritaku yang merupakan kisah nyata. Dari kesurupan saat bermain petak umpet, kejadian tersebut aku alami ketika pas aku umur sekitar 5 atau 6 tahun. Saat itu aku masih kelas 2, aku pulang sekolah ganti baju dan langusng main  keluar (gak usah makan). Nah aku pun lari ke taman siapa saja, ada teman-teman aku dan ternyata pas aku check ada.

Lalu aku pun ikut bergabung bermain dengan mereka, dan sekarang di tambah dengan salah satu temanku yakni bernama fitri, tapi sekarang ia sudah pindah entah kemana perginya aku lupa. Saat itu aku ikut bergabung bermain dengan mereka, dan aku kena jaga di taman, tapi karena ada perbaikan di lokasi taman, kami memutuskan untuk mencari tempat lain untuk bermain.

Singkat cerita kami pun akhirnya menemukan tempat yang sangat cocok untuk bermain, lalu kami lanjutkan kembali bermain kena jaganya. Singkat cerita kami merasa letih lalu karena aku bawa duit senilai 15 ribu, aku pun menjajani mereka minuman. Setelah selesai minum kami terus melanjutkan lagi permainan kami, namun sekarang kami bermain balap lari, aku yg jadi wasit, mereka pun berlari sesuai jalanan yg sudah di tentukan bersama, mereka berlari keliling dari tempat bermain hingga tempat bermain lagi.

Melalui jalan raya (tidak cukup besar namun ini hanya bisa dilewati dengan motor saja), melalui rumah-rumah dan taman dan kembali lagi, aku telah menentukan siapa yg menjadi juara pertama yaitu jali, kedua dan ketiga aku tidak ingat, nah selesai lomba lari semuanya pada letih tuh, nah disini cerita mulai seramnya teman-teman. Pas lagi pada keletihan aku pun mengajak temanku beristirahat duduk di depan gerbang rumah orang, kebetulan orangnya sedang pergi.

Kemudian aku mendengar suara orang sedang menyapu tapi aku abaikan saja, tapi lama-lama suara orang menyapu tersebut semakin berisik sehingga aku penasaran mencoba check dulu dan pas aku lihat tak ada siapa pun. Lalu aku mulai kepikiran yang tidak-tidak, tapi anehnya lagi teman-teman, temanku itu kayaknya tidak menyadari kalau ada yang sedang menyapu, lalu aku bertanya kepada teman-temanku.

Aku: hey, kalian dengar ada orang yang menyapu ga? (lalu diantara temanku yaitu toat menjawab).
Toat: dengar sih tapi siapa sih yg nyapu berisik banget?

Nah mulai teman-temanku pun juga pada kepikiran begitu, mereka pun bertanya kembali ke aku tapi aku jawab tidak ada yg menyapu loh! Sontak teman-temanku pun langsung kaget dan salah satu temanku yakni Jali (si anak indigo) melihatnya, dan tiba-tiba ia pengen pulang karena takut nanti ada kejadian yg tidak ingin di rasakan oleh dia. Sontak teman-temanku termasuk aku pun bertanya kepada dia.

Temanku: memang siapa yg nyapu jal?

Jali: kalau aku beritahu nanti dia langsung nengok dan nyamperin, kita pergi saja dulu yuk nanti aku ceritakan.

kemudian kami pun segera pergi dari situ, dan bertanya tapi salah satu diantara temanku sepertinya sudah tahu siapa itu, namanya ayu.

Ayu: mungkin dia ya jal?
Jali: iya (yang dimaksud jali adalah kuntilanak).
Temanku: hah yang betul?
Jali: iya.

Teman-temanku sontak langsung kaget dan segera pulang ke rumah masing-masing. Maaf kalau tidak begitu seram ceritanya, itu lah kisah nyata yang telah ku alami.

Cerita Misteri Bau Yang Misterius

Cerita Misteri Bau Yang Misterius – Rasa letih menyelimuti badan ku. Sejak pagi hingga menjelang malam pekerjaan belum kelar juga. Nama saya dwi, Cerita ini adalah cerita pengalamanku di tahun 2015 ketika dwi bekerja di pabrik nugget rumahan. Bukan niat hati ku mencari nafkah hingga larut malam begini. Tapi demi anakku, saya rela kerja lembur meski gajinya tdk kunjung naik-naik juga.

Mencari rezeki? Iya, itu adalah tugas saya sebelum aku berpisah dengan suamiku, aku yg menafkahi mereka hingga aku tinggal berdua dengan anak ku. Menjadi seorang single parent itu sangatlah tak mudah. Banyak godaan dari laki-laki hidung belang bahkan gunjingan, gosip, cemoohan, cemburu dr orang-orang syirik sudah kebal di telingaku. Ku hiraukan semua itu karena tujuanku hanyalah 1 yakni anakku.

Tugasku untuk membesarkannya dan menafkahinya hingga rela lembur demi anakku. Namun pengalaman ini malah membuat saya mengalami hal-hal mistis, horor bahkan misteri. Suatu ketika hari, seperti biasanya lembur, tapi bagi saya yang masih terbilang karyawan baru karena baru kerja 3 bulan disini sehingga saya di tempatkan bagian membuat bentuk nugget dan bagian packing. Memang tak sulit, tapi menjenuhkan jika dr pagi sampai malam.

Apalagi tumben sekali adonan belum selesai juga hingga maghrib pun datang. Saya di ruang cetak sendirian dalam kondisi kurang penerangan. Memang dalam kondisi seperti ini tak layak di sebut pabrik. Karena masalah pribadi dan tugas bagi saya berat, sehingga sering membuat saya sering melamun. Kadang teman kerja saya sering menggoda atau sekedar menghibur untuk aku terlihat tersenyum.

Namun jika teman saya di tugaskan di ruangan lain, saya sendirian disini, di belakang rumah yg di pagar tanpa atap/hanya dengan atap terpal, dan masih terlihat pepohonan di balik pagar tembok tersebut. Pohon pete yang berdomisili keangkerannya membuatku selalu memandangnya setiap saat. Ah demi menghilangkan pikiran serem, saya membelakangi pagar yang ada pohon pete tersebut. Ketika sedang asyik menyelesaikan adonan, tiba-tiba bulu kuduk ku merinding.

Seperti ada yang menemani saya malam ini. Aku hanya bisa berdoa dan berdzikir dalam hati sambil menoleh ke arah belakang. Tapi tak melihat apapun. Saya merasa dia duduk di atas pagar, tapi tetap saja saya berdoa. saya teringat kata temanku yg sering menggangguku ketika aku melamun. Ia  berkata “sudah-sudah jangan melamun terus, di bawa happy saja, kalau kamu sering melamun begitu malah mereka senang nungguin kamu disini” ujarnya.

Sontak mataku terbelalak dan membuyarkan lamunan saya. Dan di malam ini, saya teringat kata-kata tersebut, sehingga membuatku sedikit parno. Tiba-tiba saya mencium bau sesuatu, bau yang wangi, wangi sekali seperti parfum yang mahal. Kemudian diselingi bau asap rokok, aku kenal bau asap rokok tersebut. Baunya seperti rokok lintingan/rokok kakek-kakek zaman dahulu.

Saya kenal bau tersebut karena dulu sering melihat kakek ngerokok linting. Rasa penasaran bercampur merinding membuat saya menoleh ke kanan, kiri dan pun kebelakang. Tapi tak aku temukan asap maupun puntung rokok tersebut. Bahkan sejak tadi tak ada orang yang kebelakang, gumamku. Dan tidak ada jalan maupun gang untuk melalui di area sini, karena rumah antar warga amat dekat bahkan tidak ada jarak, hanya tembok yg sebagai pembatas.

Ketika sedang bingung mencari sumber bau, tiba-tiba temanku yg datang utk melihat pekerjaanku sekaligus melihatku. saya pun langsung bertanya pada dia, apakah ia merokok dan membuang puntung rokok di belakang. Tapi ia menjawab tidak, dan malah menakut-nakutiku. Sontak aku mengejarnya dan menarik tangannya utk menemaniku membersihkan meja.

Karena temanku terkenal jahil dan ia  juga yang bilang kalau ada yg mengikutiku saat aku melamun. Jadi ia akan ku korbankan utk menemaniku sampai selesai pekerjaanku di belakang. Hingga ia membahas bau yg aku tanya padanya. Tapi sejak temanku datang bau itu seketika menghilang bahkan tidak tercium kembali. Hingga kejadian ini berulang 2 kali, tapi mengapa hanya saya yang tahu? Mengapa teman-teman yg lain tak pernah di ganggu, bahkan mereka happy saja.

Ah apakah karena saya sering di belakang sendirian. Pengalaman horor saya di tempat kerja bukan ini saja, tapi masih ada kisah lain dan pernah di alami oleh karyawan baru juga. Lain hari akan saya sambung kembali. Sekian.

 

Cerita Misteri Tragedi Diruang Pasien Koma

Cerita Misteri Tragedi Diruang Pasien Koma – Saya hanya ingin bercerita tentang pengalaman yg benar-benar aneh. Saya tidak ingin Mengingat-ingatnya, tetapi sampai detik ini masih bergelayut di pikiranku. Jadi saya coba menceritakan ini biar kalian bisa juga memikirkan sebenarnya ini ada penjelasannya atau tidak. Mungkin diantara kalian adalah “dia”. Saya hanya meminta, biarkanlah saya sendirian.

Saya sebagai karyawan di sebuah rumah sakit. Selaku perawat saya lumayan senior karena sudah bekerja selama 20 tahun, dan juga sudah pernah masuk ke berbagai departemen, Seperti IGD sampai obgyn. Tetapi dari semua yang sudah saya tempati, saya merasa seperti menemukan tempat yg paling nyaman, yaitu di ruangan koma. Di ruangan koma merupakan tempat paling tenang. Hampir semua pasien di ruangan itu kalau bukan koma permanen (orang yang koma hingga akhir hayat hidupnya) / koma sementara. Biasanya yg koma sementara itu karena terjadi trauma pada otak. Pasien seperti itu akan bangun pada akhirnya.

Jadi peristiwa bermula di April lalu. Seorang pasien datang ke ruangan koma. Karena ini rumah sakit yang cukup besar, biasanya kami akan menerima pasien paling minimal satu dalam seminggu. Cuma pasien yg satu ini sangat bertingkah aneh. Kalau pasien yg lain biasanya dibawa oleh keluarga, ataupun dokter atau pihak berwajib, yang ini tidak. Ia hanya tiba-tiba muncul saja di salah satu ruang kosong.

Malam itu, ketika saya berjalan melewati sebuah ruangan yang seharusnya kosong, saya tiba-tiba melihat sudah ada satu pasien yg terbaring di situ. Tadinya saya mengira salah satu staf baru yg menempatkannya tanpa prosedur administrasi yg benar (soalnya kalau sesuai prosedur, pasti saya mengetahui ada kedatangan pasien baru). Saya melihat chart atau identifikasi pasien itu. Namun tidak ada apa-apa. Pakaiannya dia sendiri masih pakaian biasa.

Saya coba menghubungi dokter untuk tanya apa yg terjadi.

Kemudian dokter mencoba melakukan beberapa pemeriksaan, tetapi dokter tidak bisa memastikan apa penyebab koma. Sebenarnya bukan sesuatu yg aneh. Permasalah pada otak memang terkadang bisa sulit diidentifikasi. Kamipun menghubungi polisi utk mencocokkan dengan daftar orang hilang. Pria tersebut berkisar berusia 30, dengan bentuk badan normal, tidak ada tanda lahir atau poin lain yang bisa jadi tanda.

Saya mengambil gambar wajahnya dan mengirim ke pihak polisi dengan harapan mungkin bisa dicari asal-usul pria tersebut. Namun saya tdk banyak berharap, mengingat di luar itu pun masih banyak daftar orang yang hilang. Kami hanya bisa bersabar menunggu saja.

Kebijakan rumah sakit tdk bisa mengeluarkannya, walaupun kami tdk ada jaminan / orang penanggung jawab. Opsi kami hanyalah bersabar menunggu ada yg bisa mengidentifikasinya secepatnya.

Untuk kemudahan buat kami, kami menamainya “Joko”. Nama umum. Kondisi vital Joko normal. Ia bisa bernapas tanpa perlu alat bantu. Tetapi dr sistem tdk terdeteksi gelombang otak sama sekali. Kami pun memasang kateter dan infus ke Joko.

Selama beberapa hari kondisinya stabil. Namun, saya mulai menyadari ada yg aneh dengan Joko. Setiap kali saya berbalik arah sebentar saja, tiba-tiba saya melihat posisinya sudah sedikit berpindah. Itu hal yang tidak masuk akal. Saya pasti salah melihat. Orang dengan koma permanen tdk mungkin bisa bergeser sama sekali. Setelah beberapa hari kemudian, saya mencoba melakukan eksperimen kecil. Saya membuat garis kapur di sekitar bagian lengannya, sebelum pindah ke kamar pasien yang berikutnya. Pada saat saya kembali ke kamar koma Joko di hari itu, tdk hanya lengannya bergeser, bahkan kakinya pun sudah berpindah keluar dari ranjang.

Kata dokter setelah melakukan pemeriksaan, tidak ada yang menunjukan hasil yang aneh. Terkadang bisa saja muncul gerakan hentakan bahkan pada saat otak mengalami koma. Saya tidak pernah menemui kondisi seperti itu, tetapi saya coba berusaha percaya dengan dokter.

Namun kejadian tersebut masih bukan hal besar. Beberapa hari kemudian jauh lebih besar lagi. Pas saya waktu masuk, saya melihat kondisi Joko dlm keadaan sangat gawat. Lengannya terlipat ke atas, dgn pergelangan tangan melipat keluar. Lututnya terlipat ke arah yg tdk biasa. Dan kepalanya mutar ke belakang, sangat belakang bahkan saya lihat lehernya mungkin sedikit lagi akan terpelintir ke belakang. Reaksi pertama saya melihat kejadian seperti itu adalah berteriak.

Dalam waktu cepat, dokter langsung menghampiri dan mencoba meluruskannya kembali. Namun gagal. Otot-otonya terlalu tegang. Setiap tindakan usaha untuk meluruskannya bisa menyebabkan tulangnya patah. Dokter memperkirakan hal itu hanyalah salah satu gejala koma, dan kalau dibiarkan otot-otot tersebut akan merenggang kembali.

Beberapa hari kemudian setelah insiden badan berputar yang tidak normal itu, kali ini tdk kalah anehnya. Saat saya masuk ke kamar koma Joko, posisi pasien tersebut duduk tegak. Tangannya terangkat mengarah Menunjuk ke saya.

Saya langsung berlari keluar dan tidak berani masuk lagi. Perawat lain yg cowok  mencoba menenangkan saya, namun tetap gagal. Ia masuk ke ruangan dan keluar. “Tidak ada apa-apa,” imbuhnya.

“Apa maksudmu?” tanya ku masih gemetaran.

“Posisinya berbaring seperti normal. Dan saya lihat otot-otot Joko sudah lebih lemas dibanding hari sebelumnya.”

“Tak mungkin…” saya bergumam. Saya mencoba memberanikan diri dan masuk kamar Joko kembali. Memang, di situ kelihatan dia tidur dengan tenang. Apakah tadi saya salah lihat?

Karena kejadian-kejadian yang aneh, akhirnya pihak rumah sakit memutuskan utk memindahkan saya ke departemen anak-anak saja. Di sana saya tdk perlu lagi mengalami hal-hal yang aneh dengan Joko. Memang beberapa bulan saya jauh lebih baik, walaupun ingatan saya tentang pria tersebut masih tidak bisa hilang dari pikiran ini.

Beberapa hari lalu rekan lama yg bekerja di situ cerita kalau Joko sdh tidak di situ lagi. Bukan karena hal dia sudah siuman / dijemput keluarga. Ia tiba-tiba menghilang saja dari situ suatu hari. Semisterius pada saat ia datang. Dan sampai sekarang tdk diketahui siapa pria itu sebenernya. Atau apa tujuannya muncul di rumah sakit ini?

Cerita Misteri Manusia Tidak Langsung Mati Ketika Dipancung

Cerita Misteri Manusia Tidak Langsung Mati Ketika Dipancung – Berawal saya memiliki satu-satunya yang bernama Filo. Secara Fisik dia amatlah kurus sekali. itu disebabkan karena penyakit yang lama dideritanya. Secara penampilan ia pun terlihat acak-acakan.

Dia tak pernah sekolah, tetapi ia sangat pintar, Walaupun saya saat ini sudah SMA, Namun ia terkadang tahu lebih banyak hal-hal dari pada saya, padahal ia mengaku pendidikan terakhir  dia adalah SMP kelas 2. Saya akui ia amat pintar, tetapi di sisi lain, saya pun melihat dia sangat eksentrik, jika tidak bisa disebut psikopat

ia suka membedah binatang untuk mengamati organ-organnya. Terkadang mencoba memotong bagian-bagian binatang tersebut, hanya untuk melihat mereka bisa bertahan hidup berapa lama. Akhir-akhir ini saya melihat dia suka memenggal kepala tikus. Saya tidak tahu bagaimana ia berhasil menangkap tikus-tikus itu. Tapi yg pasti di rumahnya banyak sekali tikus-tikus got yang biasa kita sering jumpai.

“Terkadang binatang itu masih bertahan hidup beberapa saat setelah kepalanya dipenggal. Itu bisa dilihat dr gerakan mata atau wajahnya.”

Saya hanya mengangguk mendengarkan penjelasannya sambil membaca buku. Kalau saya hobi baca buku, itu sebabnya saya sering datang ke rumah dia. Tempat tinggalnya hanya dia seorang. Ia tidak punya saudara ataupun orang tua, hidupnya sebatang kara.

Tetapi rumah dari warisan dari orang tuanya ditambah uang yang diinvestasikan, membuat dia masih tetap bisa bertahan hidup sampai saat ini.

“Dan akhir-akhir ini saya lebih fokus ke manusia,” imbuhnya sambil tersenyum.

“Maksudnya?” cetus saya sambil meletakkan buku.

“Menurut kamu, apakah manusia masih sadar ketika kepalanya dipancung?”

“Saya merasa dia seketika akan mati… Benar begitukah?” tanya saya ragu.

Filo semenjak SMP kelas dua sudah tak pernah ke sekolah lagi. Penyakit yang iya derita membuat dia sensitif terhadap sinar cahaya matahari. Itulah sebabnya dia selalu di rumah. Maka itu juga mengapa dia tidak punya teman. Saya rasa, mungkin saya satu-satunya teman yang dia miliki. Dan saya pikir gara-gara sendirian terlalu lama, itu yang membuat ia eksentrik. Atau agak psycho.

“Tidak. Kamu tahu abad 18an hukuman pancung adalah hukuman yg paling umum. Mereka menggunakan guillotine utk memenggal secara cepat dan akurat. Dan berdasarkan beberapa catatan ada yg sangat menarik.”

“Menarik bagaimana?” tanyaku

“Contohnya,” kata Filo sambil menunjukkan saya sebuah halaman buku  yg sudah menguning menunjukkan perempuan digiring ke guillotine, “Charlotte Corday, pembunuh jurnalis radikal Jean-Paul Marat.”

“Massa begitu emosi, karena Jean-Paul Marat, begitu dipuja masyarakat. Bahkan begitu dipenggal, sang algojo mengangkat kepala wanita dan kemudian menamparnya. Menurut saksi mata, bola mata Charlotte mengarah ke algojo dan raut wajahnya berubah menjadi terlihat amat marah.”

“Waah..” responku

“Kemudian ada cerita lain mengenai dokter Perancis, Dr. Gabriel Beaurieux. Tahun 1905 ia melakukan eksperimen ke seorang narapidana. Tepat setelah dipancung, sang dokter memanggil nama narapidana itu, matanya terbuka.”

“menyeramkan sekali, kalau ternyata manusia masih sadar ketika kepalanya sudah lepas dari badannya…” imbuh saya merinding membayangkan rasa sakitnya.

“Dan hal ini membuat saya penasaran setengah mati sudah lama. Apa yang dia rasakan orang tersebut di ambang kematian. Apakah ia melihat malaikat? Apakah ia juga merasakan sakit?”

“Saya rasa hal itu kita tidak akan pernah tahu haha…” ujar saya

“Tak masalah. Saya yang akan mencobanya.”

“Mencoba gimana?” tanya saya bingung.

“Saya akan mencoba memenggal diri saya sendiri. Kamu nanti cobalah bertanya pertanyaan ke saya.”

“Jangan gila kamu! Kamu mau mati?” tanya saya. Saya tahu Filo sedang serius. Sudahku bilang, ia eksentrik.

“Ini adalah kesempatan terakhir saya.”

“Kamu lebih baik bisa baca buku saja, googling di Internet, atau lainnya. Buat apa bunuh diri, hanya sekedar pengen tahu? Dosa itu.. Dosa!!”

“Frans. Sejujurnya hidupku tak akan lama lagi. Penyakitku yang saya derita semakin hari sudah semakin parah. Dokter memvonis kemungkinan saya hanya bisa melewati tahun depan, sudah sangat minim.”

Saya sebenarnya tak ingin mengungkitnya, tetapi saya memang bisa melihat dari fisik Filo yang semakin hari semakin kurus. Sudah seperti tulang yang berselimut kulit saja. Kita berdua sudah tahu dari awal. Hidupnya tak akan lama.

“Jangan gila Filo.. Kamu harusnya bisa memanfaatkan sisa hidup untuk hal lebih berarti…”

“Tolonglah aku. Sebetulnya saya sudah membuat guillotine ku sendiri.”

ia mengajak saya ke kamarnya. Dan di sana memang sudah ada sebuah guillotin mini yang dibuatnya sendiri. Bulu kudukku berdiri.

“Guillotine tersebut sudah saya uji dan mampu memotong kayu secara cepat. Leherku yang tidak berdaging ini, pasti akan jauh lebih gampang.” jelas Filo.

“Hentikan…” tegas saya

“Jadi saat saya sudah dipancung kamu tanya pertanyaan ya atau tidak. Saya akan jawab dengan kedipan. Satu kedipan tandanya ‘ya’, dua kedipan berarti ‘tidak’.”

“Sudah akhiri dengan kegilaan ini,” saya berpaling dan berjalan keluar kamar. Saya ingin segera pulang. Saya tidak kuat melihat hal ini.

“Tolonglah permintaan terakhir orang yang sekarat ini.” ujar dia

Saya terdiam. Saya tidak menoleh dan merespon dia.

“Walaupun kamu berjalan pulang, saya tetap akan memenggal pala saya. Tetapi saya akan mati sendirian. Demi temanmu yg akan mati ini, mohon penuhi permintaannya terakhir….” ujar Filo menangis.

Ini bener-bener gila. Saya berjalan keluar, dan sedetik kemudian,

ZAAAAM!!!!!

Reflekku menoleh ke belakang. Kepala Filo sudah terjatuh ke lantai. Darah merah membasahi lantai. Saya meneriaki namanya. Tetapi saya tahu itu hal yang percuma. Dia tidak mungkin hidup, saya berlari dan melihatnya.

Kacau bingung, apa yang harus saya perbuat? Di tengah kekacauan, saya melihat bola matanya bergerak ke arahku. Mata kami saling bertumbukan…

Ia masih hidup, gumamku dalam hati.

“Kamu masih sadar??” tanyaku, ragu.

Satu kedipan, respon dia.

“Ya ampun. Apakah kamu merasa kesakitan?” tanyaku menahan tangis. Perasaan saya sangat kacau sekali.

Dua kedipan, respon dia.

Saya bingung harus bertanya apa lagi. Tetapi sesuai keinginannya terakhirnya saya pun bertanya pertanyaan dia lagi.

“Apakah kamu melihat malaikat?” tanya ku

Dua kedipan, respon dia.

Ada melihat cahaya putih?”tanya ku

Kembali dua kedipan, respon dia.

“A..apa kamu merasa takut saat ini?” tanya ku lagi

Dua kedipan, respon dia.

Saya bingung ingin bertanya apa lagi ke dia, Saya tidak siap. Dan disaat itu saya melihat Filo kedip lagi, kali ini ia tiga kali. Saya tidak mengerti. Setelah itu, matanya tidak terbuka lagi. Saya memanggil namanya beberapa kali, tetapi tidak ada respon dari dia.

Saya berlari keluar, mencari bantuan kesana kemari.

Akhirnya temanku Filo dimakamkan secara sederhana. Saya mengalami trauma amat mendalam dan sering mengalami mimpi buruk. Belakangan mengikuti terapi dari psikiater. Saya menjadi percaya, manusia memang masih sadar setelah dipancung kepalanya. Kurang lebih selama 20an detik malah. Tetapi satu hal yang masih membuat saya penasaran sampai saat ini. Apa arti tiga kedipan terakhir dari Filo??

Cerita Misteri Saudara Sepupuku

Cerita Misteri Saudara Sepupuku – Saya sudah lama tak bertemu dengan saudara sepupuku. Sejujurnya saya amatlah dekat dengan saudara sepupuku. Biasanya saya selalu bermain bareng dan bercerita bersama. Karena hari sabtu ini sedang luang, saya memutuskan untuk pergi ketempat saudaraku itu.

Saya tiba di rumah jam 7, sehabis makan malam. Di luar rumah amatlah sepi, saya berjalan melalui perkarangan kecil rumah tante, dan mengetuk pintu rumahnya beberapa saat. Tapi tak ada yang merespon atau membukakan pintu tersebut. Mungkin mereka sekeluarga sedang keluar rumah. Saya menertawakan diri saya dalam hati, seharusnya saya menghubungi dia dulu sebelum saya datang kerumahnya.

Pada saat berbalik, ada suara kecil samar-samar dari balik pintu. Kalau saya tidak salah mendengarnya, ia bilang “masuk saja.” itu suara tante. Mungkin tante sedang sibuk membuat kue atau apalah yang sehingga tidak bisa membukakan pintu. Jadi ya sudah saya masuk dan sambil mengucapkan salam.

Saat masuk saya mengira akan bertemu tante yang sedang membuat kue atau apalah di dapur. Tapi ternyata di dalam kosong. Ruang tamu dan dapurpun kosong tak ada seorangpun. Agak bingung juga, saya mencoba memanggil tante beberapa kali tapi tak ada sahutan. Mungkin dia sibuk, pikir saya dalam hati. Akhirnya saya duduk di kursi ruang tamu dan menyalakan TV.

Dari semasa kecil saya sudah sering berkunjung ke rumah tante, karena sering bermain bersama saudara sepupuku. Karena sudah terbiasa, jadi keluarga tante pun sudah menganggap hal biasa kalau saya berkunjung. Bagaimana tidak dekat, saya bahkan punya gelas dan sikat gigi di rumah tante. Jadi yah tidak ada acara suguh-suguh minuman atau makanan kecil, atau sebagainya. Dan saya juga kadang dengan anggun tunggu di sofa nonton TV.

ketika nonton,  tante memanggil dari belakang, “Cari Irin yah? tidak tahu apakah malam ini ia bisa kembali atau tidak.”

Saya berbalik muka dan melihat tante. Sepertinya tante kelihatan amat pucat dan letih. “Iya, tante sedang sakit?”

Jadi agak merasa bersalah juga, datang ganggu.

“Tidak kok, Nanti jangan balik pulang rumah yah, ini sudah larut malam. Kalau sudah ngantuk, istirahat saja di kamar Irin yah. Tante mau tidur dulu yah.”

“Oke Tante.”

Saya berbalik dan kembali menonton TV, saat film habis, saya lihat jam di dinding sudah pukul 11. Berhubung saudara sepupuku masih belum juga balik. Saya mengakhirnya naik ke lantai atas, saya biasanya tidur bersama dengan saudaraku kalau datang ke rumah tante. Dan kita biasanya curhat macam-macam. Tapi karena sekarang sudah merasa ngantuk berat, akhirnya saya gosok gigi, lalau langsung istirahat di kasurnya.

Tengah malam entah saya lupa jam berapa, tiba-tiba merasa ada yang menyelinap masuk kedalam selimut saya. Dalam keadaan setengah sadar dan padangan masih belum sepenuhnya terbuka saya mengenali itu saudara sepupuku.

“Kok baru pulang sekarang?”

“Tadi ada sedikit masalah di jalan”

Karena masih terlalu ngantuk, saya kembali tertidur”

Keesok paginya, sekitar jam 6 saya terbangun dari tidur saya. Kondisi kasur sudah tidak ada orang. “kemana dia? pagi-pagi sudah tidak ada di kasur?,” Tutur saya dalam hati. Saya turun ke lantai bawah, tetapi kosong. Tidak ada siapa pun, biasanya tante atau om pasti sudah di ruang tamu pada di hari minggu pagi begini. PAda kemana ya? tanya saya dalam hati.

Tak alam telpon berbunyi, mama saya.

“kamu dimana?”

“Masih di rumah tante.” mama sudah tahu, soalnya saya kemarin sudah pamit sebelum datang.

“Sekarang kamu pulang dulu.”

“eh? tapi rumah kosong, saya belum pamit dengan yang lainnya”

“Tadi kami baru saja mendapat kabar, tante dan om kamu kemarin mengalami musibah kecelakaan di jalan kemarin sore, pada jam 6an. Pas belokan, rem mobil blong, akibatnya mobil tabrakan dengan pembatas dan jatuh ke jurang. Mereka berdua sudah meninggal. Saudara sepupumu juga berada di dalam mobil tersebut. Ia kondisinya sampai tenggah malam tadi kritis, akhirnya juga tak tertolong”

Saya kaget, Memproses apa yang diomongkan mama barusan. Pasti mama ada yang salah. Ada yang tidak pas.

“Pokoknya segera pulang ke rumah sekarang, kita harus bantu urus keluarganya”

Cerita Misteri Anakku Meninggal di Usia 6, dan aku Mendapatkan Foto Dia Dewasa

Hallo… Sebelumnya pengen share sedikit kisah Cerita Misteri Anakku Meninggal di Usia 6, dan aku Mendapatkan Foto Dia Dewasa. Awalnya hidup aku sempurna. Aku menikah dengan perempuan yang paling baik yang saya temui. Senyumannya selalu membuat saya terpana, gaya berbicaranya yang anggun, sifatnya yang lemah lembut.

Ia kemudian melahirkan seorang anak pertama kami dan juga yang terakhir. Dikarenakan komplikasi, ia meninggal. Anak pertama kami selamat.

Walaupun anak kami terlahir dengan sehat, namun tetap bagiku, langit seperti sudah runtuh saat itu. Rasanya separuh dari jiwaku hilang. Antara marah dan bingung bercampur di dalam hati. Marah karena merasa ketidakadilan tersebut. Bingung karena tak tahu harus menyalahkan siapa. Kepada siapa saya harus melampiaskan amarah yang kurasa.

Saya menamai anak pertama kami dengan nama Linda. Aku berjanji untuk menjadi seorang ayah yang baik. Aku berharap Linda bisa tumbuh sehat dan senang, walaupun ia tidak memiliki ibu semenjak lahir.

Linda bertumbuh menjadi seorang anak yang pintar dan lincah. Malah kata guru di TK-nya, anak tersebut jarang mau duduk diam di dalam kelas. aku hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum.

Linda sekarang sebagai pelipur lara bagiku. Matanya yang bulat membuat saya selalu menemukan istriku dalam Linda. Tetapi Yang Maha Kuasa kembali memberi cobaan untuk diriku yang kedua kalinya.

Di hari naas tersebut, usia Linda baru berumur enam tahun. Ya Tuhan, usianya baru enam tahun.

Pada saat itu kami sedang di keramaian di Car Free Day. Saat itu jalanan sangat padat. Anakku yang lincah berlari ke depan. Saya menyusulnya dari belakangnya. Dan entah dari mana mobil laknat tersebut datang, Linda dihajar dari mobil yang tidak seharusnya bisa masuk itu.

Dan setelah itu ingatan saya kabur. Saya tidak ingat lagi apa yang sudah terjadi. Hanya saya mengangkat buah hatiku yang matanya terpejam, dengan penuh darah sekujur tubuhnya. Ia tidak menyahut ketika saya memanggilnya. Massa di sekitar mencoba menahan sopir mobil, entahlah ia tertangkap atau tidak.

Saya tidak ingat persisnya prosesi pemakaman. Terkadang ingatan manusia itu sangat unik. Mungkin karena tidak ingin mengakui kenyataan yang ada, memori mereka cenderung ditutup pada masa-masa menyakitkan. Saya rasa saya paham mengapa orang bisa sampai melupakan apa yg saya lakukan di dua-tiga bulan kematian anak saya itu.

Aktivitas saya hanya di rumah. Seorang diri. Makan tidur.

Untungnya adik saya terus menerus memberi dukungan secara moril. Saya baru bisa bangkit lagi kembali. Menerima kenyataan yang ada. Bahwa manusia harus tetap menjalani kehidupan, dan lebih mendekatkan diri ke Maha Pencipta.

Saya mulai merangkai hidupku kembali. Saya kembali bekerja. Saya kembali bersosialisasi dengan teman-teman dan rekan-rekanku. Untunglah mereka memahami sehingga semuanya dengan cepat kembali seperti biasa.

Hingga suatu hari saya menemukan sebuah foto album di rumah saya. Saya tidak ingat dengan detail. Tetapi sepertinya di sela-sela acara pemakaman, ada salah satu tamu yang memberikan ini kepadaku. Saya tak begitu ingat. Momen itu begitu buram. Tetapi karena penasaran saya pun membuka foto itu.

Ternyata itu foto-foto anakku Linda. Itu foto-foto yang diambil olehku.

Mengapa ada foto album?. Pikirku dalam hati, Selama ini saya hanya mengambil foto dan simpan digital. Tidak pernah kasih ke orang luar. Siapa yang mencetak foto-foto itu? Apa alasannya dia mencetak foto ini ke saya?

Semua foto-foto di dalam album ini fokus pada anakku Linda dan disusun secara kronologis. Di mulai dari dia berusia bayi. Di situ pun ada yang berusia 3 tahun merayakan ulang tahunnya. Ada foto ia, saat usia 5 tahun sedang bermain sepeda roda empat yang saya belikan untuk dirinya. Kemudian foto ulang tahun usia dia ke-6, beberapa bulan sebelum ia… Ah sudahlah. Saya kira foto ulang tahun keenam ia sudah yang terakhir. Namun buku album tersebut masih tebal. Saya pun membalikkan ke halaman berikutnya.

Ternyata masih ada foto lagi. Kali ini foto yang sangat asing. Tapi saya langsung mengerti. Itu adalah foto ulang tahun ke 7 anakku. Anakku berdiri di depan kuenya, dikelilingi teman-temannya. Beberapa teman saya mengenal karena satu TK, yang lain tidak saya kenal. Sedangkan saya berdiri disamping terlihat tersenyum. Mengapa? kok bisa seperti ini?

Pada saat itu saya berpikir siapa yang begitu kejam melakukan photo-editing untuk ini? Apa tujuannya? Supaya saya merasa lebih tertekan batin? Saya terus membalikkan halaman-halaman foto yang terlihat asing itu. Anakku tumbuh lincah. Ia sering juara kelas. Setidaknya itulah yang terpampang dalam foto tersebut. Semakin ke membalikan halaman, id pun tumbuh dewasa. Di usianya 16 tahun dia terlihat begitu mirip mamanya. aku sendiri semakin jarang muncul di foto. Tetapi sesekali kalau ada saya di dalam foto, maka bisa kelihatan bahwa saya semakin berumur.

Dalam benakku, Orang yang melakukan photoshop ini memang ahli. Tetapi dalam lubuk hati kecil terdalam saya merasa bahagia, karena Linda menjalani hidupnya dengan senang. Dalam lubuk hati terdalam, saya percaya foto-foto ini sungguhan. Namun nalar aku terus memberontak. Anakku sudah tiada! Teriak saya mengingatkan diri terus-menerus di dalam lubuk hati.

Foto pribadi Linda semakin jarang semenjak dia menginjak usia 20-an. Sebagai gantinya, kliping-kliping berita mengisi halaman-halaman buku album tersebut. Berita berisi tentang hal prestasi Linda di sesuatu yang sepertinya berkaitan dengan biologi. Kalaupun ada foto-foto, itu lebih sering berupa foto yang ada di dalam berita, contohnya ia sedang diwawancara dalam laboratorium atau foto bersama rekannya sesama peneliti.

Selain foto dan kliping, juga ada jurnal-jurnal ilmiah. Namun aku tidak mengerti apa yang ditulis di sana. Banyak istilah-istilah tak umum seperti modifikasi genetik dan embrio. Semakin ke belakang, semakin lebih banyak berita. Ada satu berita yang melaporkan masyarakat mengecam penelitian yang dipimpin Anakku yang dikhawatirkan akan menciptakan chaos masyarakat. Dan juga ada berita demonstrasi besar-besaran di berbagai belahan dunia.

Dan semakin menjelang ke belakang berita berikutnya adalah rumor manusia yang memangsa manusia. Beberapa negara, pemerintahannya tumbang. Lalu ada satu lagi berita dengan judul headline yang membuat bulu kuduk berdiri, “Dunia Sudah di menjelang Kiamat”.

Kliping itu yang kulihat kliping terakhir. Saya membalikkan buku album itu, tetapi tak ada apa-apa lagi. Tidak ada foto, tidak ada berita, tak ada apa-apa.

aku menutup buku album itu. Bingung dengan isi ini. Mau melapor kepolisian pun bingung mau melapor apa, karena Anakku sudah meninggal. Saya hanya bisa menghela napas dan meletakkan album itu ke samping.

Cerita Misteri Sosok Misterius di Toilet Sekolahku

Hallo… Sebelumnya pengen share sedikit kisah Cerita Misteri Sosok Misterius di Toilet Sekolahku aku waktu jaman sekolah dulu tepatnya waktu SMP dan itu aku alami langsung.

Waktu itu sekolah saya tergabung dari TK, SD, SMP, dan SMA. Dan saat itu aku kelas 3 SMP. Bisa kebayang jadwal lagi full-fullnya dan kita benar-benar kudu ekstra belajar lebih giat karena dapat pelajaran tambahan / dikenal dengan sebutan PM. Jadwal pulang sekolah kita sebenernya jam 12 siang, tetapi berhubung ada PM, pastinya kita semua menjadi pulang lebih telat dari biasanya.

Di sekolah saya dulu ada desas-desus dan rumor jangan pernah pakai toilet pas jam 12 siang, atau tepatnya pas dzuhur, soalnya udah banyak kejadian yang aneh-aneh / serem. misalnya ada penampakan yang tak kasat mata lalu lalang masuk toilet.

Baik, singkat cerita saat jam 12 tersebut aku benar-benar melilit perutku dan rasanya ingin pup (maaf), tapi aku sadar akan adanya rumor itu. Jadi, gara-gara takut, aku niatnya adalah mencoba untuk bertahan sampai nanti setelah lewat dari jam 12.

Namun, karena perutku makin tak tahan, aku coba untuk ajak sahabatku buat temenin tapi alasan mereka pun semua sama. Gak ada yang berani temenin dan walaupun mau ditemenin mereka pasti bilang nanti aja setengah satuan.

What, yang bener saja? uajr saya dalam hati.

Pada akhirnya mau tidak mau, saya akhirnya paksain juga buat ke toilet sendirian. Jadi posisi kelas saya itu di atas dan toilet yang dimaksud di sekolahku adalah di bawah dan kebetulan toilet sekolahku itu ada di paling pojok sekolah. Singkat cerita, saya akhirnya beraniin diri buat turun ke bawah sendiri. Sebenernya gak jauh-jauh amat dari toilet itu ada kaya warung Indomie kecil gitu si, tapi engga tau kenapa pas hari itu, warung indomie tesebut buka tapi gak ada yang jaga warung. Kondisi warungnya sedikit berantakan. Di situ saya sebenernya udah kepikiran yang aneh-aneh, kok tumben banget yang punya warung gak ada. Apa lagi pulang? (Soalnya rumah si pemilik warung indomie ada di sekolahan )

Soo… Berhubung ini perut udah melilit tak tahan lagi, aku coba buat gak pikiran aneh-aneh pokoknya. Dan semakin mendekat toilet, perasaan udah mulai campur aduk gak nyaman dan emang suasana udah agak bikin bulu kuduk merinding.

Kebetulan toilet cewek di sekolah saya itu adanya di bagian sisi belakang, jadi kaya masih agak masuk ke dalam gitu. Dan setiap kita mau ke toilet tersebut, kita pasti ngelewatin toilet pria. Dimulai situ keanehan udah mulai berasa banget, ngelebihin dari sebelumnya. Dan saat aku mau melalui toilet pria itu, saya sempet nengok ke dalam toilet dan di situ, entah halusinasi atau bukan, saya ngeliat ada orang dengan seragam putih-putih berdiri tapi menghadap tembok samping.

Pas lihatnya di situ, saya udah agak melalui toiletnya. saya stop dan coba mikir sesaat. Hari ini hari Kamis. Dan pada hari Kamis siswa pakai seragam batik. Baju seragam putih – putih itu dipakai pada hari Senin. Jadi, bisa kebayang kan kalau itu apa?

Karena rasa penasaran yang tinggi, juga kebetulan rasa sakit di perut tiba-tiba minggat, saya kembali ke kamar kecil itu lagi. Memastikan gak salah melihat. Ternyata toilet tersebut kosong!

Gak ada siapa-siapa di situ. Saya mulai berpikir apa mungkin tadi hanya halusinasi?

Tidak lama ternyata dugaan saya salah, dari dalam kamar mandi saay ngerasa ada yang ngeliatin saya dan itu tajam banget seolah-olah ada orang di dalam situ. Saat itu entah darimana tiba – tiba ada angin berhembus kenceng banget dari dalam toilet.

Seketika itu pun aroma – aroma yang tak masuk akal juga muncul dan bener-bener bikin lemes kaki saya. Tanpa pikir panjang lebar saya langsung lari ke kelas dan lupa saya mau apa ke toliet.

Sampe di kelas saya sampe syok dan temen-temen sekelasku pada kuatir liat saya, sampe akhirnya wali kelasku kasih say minum. Di situ saya baru bisa ceritain apa yang sudah saya alamin barusan.

Cerita Misteri Kutukan Benda Pusaka

Cerita Misteri Kutukan Benda Pusaka - Cerita ini benar kenyataan. berawal ada seorang Ibu Haji yang sudah berusia tua sekali tengah menderita sakit yang tidak biasa. Hampir seluruh tubuhnya, terutama dibagian wajahnya muncul seperti sisik-sisik mirip ular. Mulanya sisik tersebut sedikit demi sedikit munculnya, namun entah bagaimana lama-lama menjadi banyak juga.

Warga sekitarpun banyak bertanya-tanya, “Jangan-jangan Pak Haji dan Ibu Haji ini punya ilmu pesugihan ular.” Banyak warga yang datang menjenguk, termasuk ibu dan ayah tiriku. Dari penilaian ayah tiriku, yang seorang paranormal, Ibu Haji ini katanya kena kutuk dari benda pusaka milik suaminya.

Saat itu di rumah mungkin sedang banyak tamu, jadi Pak Haji mengatakan dirinya tidak memiliki benda pusaka yang dimaksud. Esok harinya Ibu datang seorang diri menjenguk Ibu Haji lagi. Karena waktu itu hanya ada Ibu dan suami istri haji, akhirnya Pak Haji bercerita mengenai masa lalunya, dan ternyata dulunya seorang anggota gerombolan yang selalu bertindak kejam.

Dan juga, Pak Haji mau memperlihatkan koleksi benda-benda pusakanya yang dulu menjadi andalannya. Ibu merasa ayah tiri dengan pemahaman mendalam mengenai spritualitas, jadi menghubungi ayah tiri untuk segera datang.

Tidak lama kemudian ayah tiri sampai di rumah, mereka berempat menaiki ke atas. Ternyata barang pusaka disimpan di atas langit-langit rumahnya. Ternyata ada banyak sekali benda pusaka di sana. Ayah tiri hanya diam sembari memandangi golok berkepala ular, di badan goloknya ada rajah bertuliskan huruf Arab.

Sepuluh hari berlalu, dan sisik Ibu Haji sudah mulai agak berkurang dari kasat mata. Menurut penuturan ibu, pusaka-pusaka Pak Haji akhirnya diwariskan kepada cucunya yang perempuan. Cucunya adalah seorang paranormal yang cukup punya nama di kota kelahiran ibu. Orangnya muda, cantik, dan mumpuni di bidang ilmu kebatinan.

Begitulah sedikit cerita keluarga Pak Haji dan Ibu Haji yang terkena kutukan benda pusaka. Oh iy, dan sisik bu haji tidak hilang sepenuhnya. Semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua

Misteri Ghaib Penghuni Bawah Tanah

Misteri Ghaib Penghuni bawah tanah, saya selalu membayangkan, keajaiban ada di alam ini dan untuk kita pahami, walaupun hal tersebut bukanlah hal yang mudah untuk kita mengerti, sebab di antara dunia yang berbeda tentulah ada pintu–pintu sebagai kuncinya.

Dan saya selalu mencoba cari tau pula, hal yang misterius tersebut seakan gumpalan kepenasaran besar bagi saya, misteri – misteri yang ada di dunia ini, apakah hal tersebut adalah benar–benar ada ataukah hanya hayalan kita sebagai manusia saja?

Kita berada di atas, berdiri di atas bumi tempat kita berdiam, lalu apa yang ada di atas dan bawah kita, semua itu tercipta secara berpasangan, tercipta dalam tujuh lapisan ke atas dan juga ke bawah bumi, kita mengetahui itu, semua terungkap dalam ilmu pengetahuan yang terus mencari bukti apa yang ada di bumi ini, di atasnya ataupun di bawahnya.

Dan yang kita ketahui adalah makhluk–makhluk di bawah tanah seperti yang kebanyakan melata, seperti cacaing, ular dan sejenisnya, lalu apa yang menjadi misterius daripada mereka?

Dan saya akan selalu mencoba mencari tahu, walau sedikit terungkap ,tetapi sebuah kebenaran begitulah adanya. sore menjelang senja, saat aku pergi dan sedang sendiri di perkebunan , tempat aku mencari nafkah, asyik sekali, dan senja datang , memburamkan matahari yang tinggal sepersekiannya terlihat, tenggelam di ufuk senja.

Aku pun sampai lupa diri, keasyikan akan alam membuatku tak menyadari, betapa tak ada lagi seorang manusia di perkebunan tersebut, dan keasyikan sedikit terusik dengan kehadiran seorang wanita di hadapanku, memohon izin untuk melaluiku. Namum aku tak kusadari, dan aku tidak melihatnya, aku hanya mengiyakan dan mempersilahkannya untuk lewat.

Lalu akupun termenung, ini sudah hampir gelap, lalu aku menyadari, di benakku “Siapa wanita tersebut? seakan sadar aku berpaling mengikuti kemana langkah wanita tersebut pergi dan baru saja melewatiku, sepi.

Aku berlari mengejar langkah sekelebatan wanita tadi, dan yang terjadi adalah, ia tak kutemukan, yang aku temukan hanyalah remag menjelang gelap, tadi ia di sini, kemana ia pergi dan menghilang? lagi-lagi aku berpikir akan bagaimana wanita itu secepat kilat tak terlihat dan tak ku tahu kemana ia pergi, dalam sepersekian detik.

Esok hari, aku seperti biasa  bersantai di perkebunan tempat misterius tersebut, dan kawan dekatku datang, ia tampak mempunyai sebuah rasa kepenasaran yang sama seperti saya apa yang terjadi dengannya?

Ia, mengorek lubang–lubang di pinggir selokan, akupun penasaran dan ku tanya apa maksud semua ini? ia tertawa, ia hanya ingin tahu, adakah ular besar di lubang tersebut, saya tersenyum dan berkata “Biarkanlah kawan, jikapun memang ada, mereka adalah kan kawan kita juga, janganlah kau mengganggunya.Kawanku tak hiraukan perkataanku, ia asyik mengorek lubang – lubang besar yang ada.

Sampai esok harinya, kami berjumpa lagi, yang ada ia merasa ketakutan dan menyesal kelihatannya, Ada apa kawan, adakah sesuatu yang mengganggumu? tanyaku, ia tak menjawab, ia hanya melambaikan tangannya agar aku mendekat, kelihatannya ia akan bercerita, ku dekati ia, dan ternyata benar ia mulai bercerita “Kamu tahu kan waktu kemarin, akan apa yang aku lakukan atas lubang–lubang besar itu? tunjuknya, menunjukan lubang–lubang yang ia korek kemarin. Aku mengangguk, “Lalu apa yang terjadi? rasa heranku, dan aku bertanya padanya.

Ya, seperti katamu,mereka juga sepeti kita, bedanya, mereka menghuni bawah tanah di alam ini, menjadikan lubang sebagai tempat tinggalnya” aku makin penasaran“ Lanjutkan pintaku. Ya, aku pikir itu tak akan apa–apa, tetapi sore hari saat aku duduk di sini. Tiba–tiba dari atas pasir sana, seekor ular besar datang, aku merasa takut sekali, besar sekali ular tersebut, belum lagi panjangnya yang aku kira sekitar 7 meteran, sangat menakutkan , dan aku diam saat ular tersebut mendekatiku, berdiri di depanku seakan bertanya “Apa yang kau lakukan atas tempatku tinggal maksudnya lubang yang aku korek waktu itu” ia menghela napas, ketakutan masih menggurati raut wajahnya, lalu ia melanjutkan.

Dan aku teringat, akan apa yang aku lakukan, demi tuhan kemudian akau berkata padanya “Maafkan aku, aku hanya terdorong rasa keingintahuan atas cerita orang tentangmu, sekarang aku tahu, kau memang ada, maafkanlah dan silahkan pergi jangan menggangguku“ apa yang terjadi?

Aneh bin ajaib, ular tersebut seakan mengerti, kepalanya mendongak seakan permisi, lalu ia pergi dari pandanganku, memasuki lubang yang aku korek kemarin, dalam ketakutan aku mengucap syukur atas keselamatanku, segera aku bangkit dan meninggalkan perkebunan ini, dan aku tahu dan percaya, penghuni bawah tanah memang ada, yang ghaib maupun yang nyata, mereka ada dalam bentuk apa saja serta menyerupai apa saja” Ia mengakhiri ceritanya.

Aku masih bertanya, tetapi itu adalah nyata, ah sebuah rahasia misteri ghaib di alam ini seakan dekat denganku, lalu apakah wanita yang aku temui juga adalah sosok yang menyerupai ular tersebut, tak sepenuhnya aku yakin atas hal itu, tetapi di kemudian hari ada banyak orang yang menemukan ular besar yang berwarna coklat dan di selingi kuning, persis seperti baju yang di kenakan wanita yang aku temui waktu itu, dan masih menjadi rahasia, apakah itu dia?