Cerita Misteri Kutukan Benda Pusaka -Â Cerita ini benar kenyataan. berawal ada seorang Ibu Haji yang sudah berusia tua sekali tengah menderita sakit yang tidak biasa. Hampir seluruh tubuhnya, terutama dibagian wajahnya muncul seperti sisik-sisik mirip ular. Mulanya sisik tersebut sedikit demi sedikit munculnya, namun entah bagaimana lama-lama menjadi banyak juga.
Warga sekitarpun banyak bertanya-tanya, “Jangan-jangan Pak Haji dan Ibu Haji ini punya ilmu pesugihan ular.†Banyak warga yang datang menjenguk, termasuk ibu dan ayah tiriku. Dari penilaian ayah tiriku, yang seorang paranormal, Ibu Haji ini katanya kena kutuk dari benda pusaka milik suaminya.
Saat itu di rumah mungkin sedang banyak tamu, jadi Pak Haji mengatakan dirinya tidak memiliki benda pusaka yang dimaksud. Esok harinya Ibu datang seorang diri menjenguk Ibu Haji lagi. Karena waktu itu hanya ada Ibu dan suami istri haji, akhirnya Pak Haji bercerita mengenai masa lalunya, dan ternyata dulunya seorang anggota gerombolan yang selalu bertindak kejam.
Dan juga, Pak Haji mau memperlihatkan koleksi benda-benda pusakanya yang dulu menjadi andalannya. Ibu merasa ayah tiri dengan pemahaman mendalam mengenai spritualitas, jadi menghubungi ayah tiri untuk segera datang.
Tidak lama kemudian ayah tiri sampai di rumah, mereka berempat menaiki ke atas. Ternyata barang pusaka disimpan di atas langit-langit rumahnya. Ternyata ada banyak sekali benda pusaka di sana. Ayah tiri hanya diam sembari memandangi golok berkepala ular, di badan goloknya ada rajah bertuliskan huruf Arab.
Sepuluh hari berlalu, dan sisik Ibu Haji sudah mulai agak berkurang dari kasat mata. Menurut penuturan ibu, pusaka-pusaka Pak Haji akhirnya diwariskan kepada cucunya yang perempuan. Cucunya adalah seorang paranormal yang cukup punya nama di kota kelahiran ibu. Orangnya muda, cantik, dan mumpuni di bidang ilmu kebatinan.
Begitulah sedikit cerita keluarga Pak Haji dan Ibu Haji yang terkena kutukan benda pusaka. Oh iy, dan sisik bu haji tidak hilang sepenuhnya. Semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua