Cerita Misteri Saudara Sepupuku – Saya sudah lama tak bertemu dengan saudara sepupuku. Sejujurnya saya amatlah dekat dengan saudara sepupuku. Biasanya saya selalu bermain bareng dan bercerita bersama. Karena hari sabtu ini sedang luang, saya memutuskan untuk pergi ketempat saudaraku itu.
Saya tiba di rumah jam 7, sehabis makan malam. Di luar rumah amatlah sepi, saya berjalan melalui perkarangan kecil rumah tante, dan mengetuk pintu rumahnya beberapa saat. Tapi tak ada yang merespon atau membukakan pintu tersebut. Mungkin mereka sekeluarga sedang keluar rumah. Saya menertawakan diri saya dalam hati, seharusnya saya menghubungi dia dulu sebelum saya datang kerumahnya.
Pada saat berbalik, ada suara kecil samar-samar dari balik pintu. Kalau saya tidak salah mendengarnya, ia bilang “masuk saja.” itu suara tante. Mungkin tante sedang sibuk membuat kue atau apalah yang sehingga tidak bisa membukakan pintu. Jadi ya sudah saya masuk dan sambil mengucapkan salam.
Saat masuk saya mengira akan bertemu tante yang sedang membuat kue atau apalah di dapur. Tapi ternyata di dalam kosong. Ruang tamu dan dapurpun kosong tak ada seorangpun. Agak bingung juga, saya mencoba memanggil tante beberapa kali tapi tak ada sahutan. Mungkin dia sibuk, pikir saya dalam hati. Akhirnya saya duduk di kursi ruang tamu dan menyalakan TV.
Dari semasa kecil saya sudah sering berkunjung ke rumah tante, karena sering bermain bersama saudara sepupuku. Karena sudah terbiasa, jadi keluarga tante pun sudah menganggap hal biasa kalau saya berkunjung. Bagaimana tidak dekat, saya bahkan punya gelas dan sikat gigi di rumah tante. Jadi yah tidak ada acara suguh-suguh minuman atau makanan kecil, atau sebagainya. Dan saya juga kadang dengan anggun tunggu di sofa nonton TV.
ketika nonton, Â tante memanggil dari belakang, “Cari Irin yah? tidak tahu apakah malam ini ia bisa kembali atau tidak.”
Saya berbalik muka dan melihat tante. Sepertinya tante kelihatan amat pucat dan letih. “Iya, tante sedang sakit?”
Jadi agak merasa bersalah juga, datang ganggu.
“Tidak kok, Nanti jangan balik pulang rumah yah, ini sudah larut malam. Kalau sudah ngantuk, istirahat saja di kamar Irin yah. Tante mau tidur dulu yah.”
“Oke Tante.”
Saya berbalik dan kembali menonton TV, saat film habis, saya lihat jam di dinding sudah pukul 11. Berhubung saudara sepupuku masih belum juga balik. Saya mengakhirnya naik ke lantai atas, saya biasanya tidur bersama dengan saudaraku kalau datang ke rumah tante. Dan kita biasanya curhat macam-macam. Tapi karena sekarang sudah merasa ngantuk berat, akhirnya saya gosok gigi, lalau langsung istirahat di kasurnya.
Tengah malam entah saya lupa jam berapa, tiba-tiba merasa ada yang menyelinap masuk kedalam selimut saya. Dalam keadaan setengah sadar dan padangan masih belum sepenuhnya terbuka saya mengenali itu saudara sepupuku.
“Kok baru pulang sekarang?”
“Tadi ada sedikit masalah di jalan”
Karena masih terlalu ngantuk, saya kembali tertidur”
Keesok paginya, sekitar jam 6 saya terbangun dari tidur saya. Kondisi kasur sudah tidak ada orang. “kemana dia? pagi-pagi sudah tidak ada di kasur?,” Tutur saya dalam hati. Saya turun ke lantai bawah, tetapi kosong. Tidak ada siapa pun, biasanya tante atau om pasti sudah di ruang tamu pada di hari minggu pagi begini. PAda kemana ya? tanya saya dalam hati.
Tak alam telpon berbunyi, mama saya.
“kamu dimana?”
“Masih di rumah tante.” mama sudah tahu, soalnya saya kemarin sudah pamit sebelum datang.
“Sekarang kamu pulang dulu.”
“eh? tapi rumah kosong, saya belum pamit dengan yang lainnya”
“Tadi kami baru saja mendapat kabar, tante dan om kamu kemarin mengalami musibah kecelakaan di jalan kemarin sore, pada jam 6an. Pas belokan, rem mobil blong, akibatnya mobil tabrakan dengan pembatas dan jatuh ke jurang. Mereka berdua sudah meninggal. Saudara sepupumu juga berada di dalam mobil tersebut. Ia kondisinya sampai tenggah malam tadi kritis, akhirnya juga tak tertolong”
Saya kaget, Memproses apa yang diomongkan mama barusan. Pasti mama ada yang salah. Ada yang tidak pas.
“Pokoknya segera pulang ke rumah sekarang, kita harus bantu urus keluarganya”