Namaku Aziz, ini adalah cerita nyata, akan ku ceritakan kisah ini kepada kalian semua, semoga kalian menikmatinya, aku mendengar Suara Tangisan Perempuan Dibambu.
Namaku Aziz, ini adalah cerita nyata, akan ku ceritakan kisah ini kepada kalian semua, semoga kalian menikmatinya.
Cerita ini saat aku masih SMP, hari itu sedang musim kemarau, air keran di kampungku tidak keluar lagi alias mati, tetapi ada sebuah sungai di kampungku yang kalau musim kemarau orang-orang ketempat itu untuk mencuci, mandi, dan lain-lain, dan di sungai itu aku dulu sering mandi dan bermain dan mencari ketuyung kayak sejenis kerang dan tidak pernah ada kejadian aneh aneh yang terjadi dan aku juga pernah mempotret-potret di hutan bambu itu sendirian.
Memang agak ngeri sih, cerita ini dimulai saat ibuku mau mencuci piring di sungai itu pada sekitar pukul 18:00 hari mulai gelap.
Aku membantu ibuku mencuci piring itu disungai, pada saat pertama mencuci kami tak mengalami kejadian aneh, tapi lama kelamaan kami merasa ada hal yang aneh kepada pohon bambu itu saat itu ibuku memang sedang duduk membelakangi sebuah pohon bambu yang rindang.
Aku mendengar Suara Tangisan Perempuan Dibambu yang rindang itu, aku memberitahu ibuku dan ibuku masih tak mempercayainya, lantas akupun kembali mencuci piring, tetapi suara tangisan itu semakin lama semakin besar sampai-sampai ibuku pun mendengarnya, dengan berani, ibuku menghampiri bambu itu, setelah berada dekat dipohon itu ibuku berteriak dengan keras, menyuruhku untuk berlari, lantas aku pun berlari dan ibu ku menyusul ku dari belakang, aku dan ibuku berlari dengan kencang sampai kami lupa dengan piring yang kami cuci, aku menolehkan kepala ku kebelakang untuk melihat ibuku, tetapi aku juga melihat kalau dibelakang ibuku ada sesosok wanita menyeramkan yang mengejar ibuku dengan cepat.
Kami berlari terus hingga wanita itu tak mengejar kami lagi, tapi kami tersesat di hutan itu, kami tak tahu jalan keluar dari hutan itu, kami hanya bisa berteriak meminta pertolongan.
Hari semakin gelap, kami masih juga belum menemukan jalan keluar dari hutan itu, pada saat tengah malam kami kembali mendengar suara tangisan wanita itu lagi, ternyata benar, wanita tadi kembali mengejar kami, kami pun berlari dengan seluruh tenaga kami yang tersisa, ibuku sudah kelelahan dan akupun memberanikan diri untuk tak lari dari wanita itu lagi dan bertanya kepada wanita itu apa penyebab dia mengejar kami, padahal kami tak melakukan kesalahan apapun terhadap pohon itu, tetapi wanita itu hanya diam dan menghilang.
PASARAN |
KLIK |
|
PASARAN SYDNEY |
42 43 48 46 62 63 68 23 28 26 |
|
PASARAN COLOMBO |
23 25 24 23 13 15 14 63 65 64 |
|
PASARAN SCOTLAND |
65 68 69 25 28 21 35 38 31 39 |
|
PASARAN SINGAPORE |
Selasa & Jumat Libur |
|
PASARAN JAMAICA |
58 57 52 28 27 20 48 47 42 40 |
|
PASARAN UGANDA |
15 18 19 45 48 49 41 95 98 91 |
|
PASARAN HONGKONG |
51 56 56 71 76 78 61 68 69 59 |
Pada keesokan harinya kami menemukan jalan keluar dan kami melihat seluruh warga sedang mencari kami, lantas kami pun bertanya kepada para warga yang ada disini, mungkin mereka lebih mengetahui kejadian ini.
Warga itu pun bercerita kalau kita tak boleh menggunakan bahasa kotor, tak boleh menunjuk bambu itu, tak boleh mengganggu bambu itu, tak boleh kencing sembarangan, apabila wanita itu merasa terganggu maka dia akan mengejar mu.
Setelah aku mendengar kata warga itu, aku lantas berpikir mengapa wanita itu mengejar kami? Sedangkan kami tak melakukan kesalahan apapun.
Setelah diingat-ingat ternyata sebelum mencuci piring aku kecing disana, aku pun bercerita kepada ibuku, lalu ibuku membawa ku kembali kebambu itu untuk meminta maaf serta berjanji tak mengulanginya lagi, dan ibuku juga membereskan piring yang sudah dicuci sebelumnya.
Semenjak aku Mendengar Suara Tangisan Perempuan Dibambu ku dan dikejar oleh wanita tersebut aku pun tak berani mengulangi hal yang sama lagi.