Assalamualaikum, perkenalkan namaku Wandah aku salah satu santri di pesantren yang sudah cukup terkenal di Sumatera, ini adalah kisah nyata, saya akan menceritakan Cerita Misteri Hantu Kurinci.
Waktu itu di pesantrenku sedang ngetrend dengan hantu yang bernama Hantu Kurinci.
Awalnya karena ada seorang guru kami yang katanya menangkap hantu tersebut, dari semenjak kabar tersebut, setiap santri harus waspada saat kemana-mana, para santri yang akan berpergian selalu membawa korek api.
Karena katanya setan ini tidak doyan sama yang namanya api, kalau ia ngelihat api langsung kabur entah kemana.
Sedikit info, hantu ini seperti kurcaci, kecil pendek sumbingan lagi, punya telinga yang panjang dan matanya yang merah plus tanda-tanda kedatangannya tercium bau bahan bakar bensin.
Jadi ini cerita yang ngalami bukan saya tapi abang kelasku yang satu kampung denganku sebut saja dia Hadi dan Amat.
Jadi waktu malam itu jam masih menunjukan pukul 12 malam yang mana sebagian santri sudah pada tidur.
Jadi waktu itu dua orang abang-abang belum pada tidur mereka bercerita tentang topik hantu, lantas masuklah mereka ke topik pembicaraan tentang hal yg berbau mistis.
Mereka tak sadar padahal kan waktu itu lagi musim musimnya Cerita Misteri Hantu Kurinci.
Karena saking asiknya berlaga cerita mistis, tak terasa jam sudah menunjukan pukul 2 dini hari, disini nih di mulai kedatangan tuh setan bensin.
Jadi saat waktu itu si hadi telah punya feeling tak enak, gak mau ngelanjutin ceritanya tapi ya karena ia malu nanti di bilang penakut ya terpaksa di lanjutin.
Saat asik bercerita, si Hadi mendengar suara ketukan pintu di pondok mereka tapi ia tak hiraukan, dia tetap lanjut terus berdongeng.
Lama-lama suaranya bukan mau hilang, eh ternyata datang lagi hingga 4 kali berturut-turut, karena dia penasaran dia tanya amat.
H: Hadi
A: Amat
H: Eh Mat kau dengar enggak, suara ketukan pintu?
A: Dengar sih dengar tapi aku tidak hiraukan.
H: Ya sudah tidur yuk sudah tak enak kurasa suasananya sudah kayak di film-film gitu.
A: Woh dasar penakut nanti aja kenapa lah.
*Tok, tok, tok (suara pintu pondok pesantren yg di ketuk), seketika mereka terdiam saling pandang.
H: Tuh kan mampus kamu ngomongnya macam begitu bukain sana.
A: Ih malas lah aku kamu lah yang buka.
H: Woh badan sama cakap saja yg besar otaknya tidak besar-besar (seraya bangkit untuk mengintip).
Usai si hadi ngintip tuh pintu mau ngelihat siapa yg mengetuk pintu.
Dia diam terkaku, Amat yg penasaran pun berkata.
A: Woi disuruh nengok malah diam, siapa yang diluar?
H: Artis Mat intip dulu kalau tidak percaya.
Amat berjalan dengan beribu pertanyaan di dalam kepalanya seraya mengintip.
Ternyata oh ternyata inikah artis yang ia maksud.
Dia melihat manusia berbadan yang kecil, berbulu lebat, bermata merah, telinga yang begitu panjang seraya nyengir didepannya dengan mulut yg sumbing seakan tahu akan diintip.
PASARAN |
KLIK |
|
PASARAN SYDNEY |
12 14 16 24 26 28 92 94 96 98 |
|
PASARAN COLOMBO |
51 57 52 81 85 87 81 85 87 82 |
|
PASARAN SCOTLAND |
39 31 34 49 41 47 09 01 04 07 |
|
PASARAN SINGAPORE |
81 84 87 31 34 37 32 21 24 27 |
|
PASARAN JAMAICA |
21 24 25 71 74 75 79 81 84 85 |
|
PASARAN UGANDA |
71 75 78 41 45 48 61 65 62 72 |
|
PASARAN HONGKONG |
32 36 31 42 43 46 41 82 83 86 |
Amat pun diam terkaku, Hadi yang menyuruh amat pun tetawa dengan suara yang khas tawa yang ditahan seraya memukul pundak amat dan berbisik.
H: Artis kan.
A: Artis kepalamu, hampir mau copot ini jantungku lihatnya.
H: Mau kemana Mat, tidur?
A: Enggak, mau ngajak tuh artis berduaan, ya mau tidur lah.
H: Tadi kau yang cakapnya hebat kali, giliran dah kena baru tahu rasa.
A: Sudah sana tungguin tuh artis pergi kalau gak mau tidur.
H: Weh malas lah gak hobi pula aku.
Pada keesokkan harinya mereka pun bercerita kepada kami adik kelasnya, kami pun tertawa mendengar ceritanya mereka, dan temanku bertanya.
T: Temanku
BA: Bang Amat
BH: Bang Hadi
A: Aku
T: Bang tapi kan tanda-tanda kedatangannya seperti ada bau bensin, abang apa enggak kecium?
BA: Bukan gak nyium dik tapi karena otak abang telah penuh dengan beribu pertanyaan plus penasaran jadi enggak dihiraukan lagi pula pun abangmu si Hadi bilang artis-artis.
A: Iya artis mulut sumbing dah bang.
BH: Mungkin kalau tidak abang kejutkan dia mungkin sudah kencing dalam celana abangmu itu.
Ba: Bisa saja kau Di.
Demikianlah Cerita Misteri Hantu Kurinci, maaf kalau kurang seram.