Mbak Kunti Hadir Di Foto Kami

Kunti Hadir Di Foto – Usia 11 tahun, aku saat itu tinggal di kota Pekanbaru, Riau. Ini adalah sebuah pengalaman nyataku yang aku alami langsung dengan temanku yang bernama Salma. kami ini cukup bersahabat lama sekitar 3tahunan

Pada suatu hari di mana di saat aku sedang bermain dengan Salma dan juga sahabat-sahabatku, yang namanya Yulia, Santika, Jacinda. kala itu zaman dimana Kita semua main sepeda-sepedahan, loncat tali, kucing-kucingan, kucing buaya, kucing polisi, kucing kupu-kupu, kucing buta, Ups, yah begitu lah dimana itu adalah masa masa bermain yang sangat amat di nikmati

Singkat cerita kita semua saat itu sudah kelelahan bermain, kita pun duduk beristirahat sambil ngegosip di saung dekat dengan tempat kita bermain. Sambil istirahat, kita pun sempat foto-fotoan bareng-bareng (buat jadi kenangan lah, *hehe). Selesai foto-fotoan kita ini lihat-lihat dulu hasilnya, semua hasilnya bagus-bagus saja, namun pas lihat foto terakhir yakni foto kita semua (fotonya cuman dari bagian pundak sampai kepala *doang).

Kunti Hadir Di Foto Kita semua keheranan langsung perasaan bercampur agak takut sebab di foto itu ada gambar seorang wanita dengan memakai baju panjang serba putih, (mungkin itu salah satu hantu kuntilanak, namun mukanya di tutupin sama rambutnya, mungkin juga kunti malu sama wajahnya yang sangat menyeramkan, atau dia pingin foto-fotoan tapi malu-malu sama kita, *hehe gak kok) padahal disini yang ada cuman ada kita berlima. Lalu kita pun bergegas segera menghapus foto itu.

Esoknya, aku dan juga kawan-kawanku main lagi, dan kita lihat kembali foto-foto kemarin. Tiba-tiba kami semua ketakutan lagi melihat foto penampakan mba kunti kemarin muncul lagi. Kita pun tak cerita banyak langsung saja menghapus lagi foto itu.

1 hari kemudian, di mana aku main lagi bersama kawan-kawanku dan mengecek lagi apakah foto seram kemarin muncul lagi atau tidak? Ternyata foto kemarin gak ada lagi, kita pun langsung bersorak gila-gilaan teriak teriak girang alias gembira. Mbak Kunti Hadir Di Foto Kami 

Cerita Misteri Sosok Depan Gerbang Rumahku

Cerita Misteri Sosok Depan Gerbang Rumahku – Namaku Weka (nama samaran), aku tinggal di kota Denpasar, Bali. Dan Kali ini aku akan berbagi cerita seram yg pernah saya alami, Langsung saja. Kejadian ini terjadi saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar, suatu hari, saya yg tinggal dengan ayah dan ibuku bangun dini hari, kira-kira jam 03.30 maklum karena ibuku bekerja di Dinas Kebersihan dan Pertamanan yg harus berangkat ke lokasi kerja jam 04.00 dini hari.

Saya dan ayahku pun harus ikut bangun pagi juga, saya yg masih kecil sangat senang mendengar suara burung-burung yg sangat banyak di sekitar rumahku, karena memang lokasi tempat tinggalku saat itu masih sangat asri, (tak seperti saat ini banyak rumah dan toko), disaat kami sedang berbincang di teras, saya menggeser posisi dudukku sehingga berhadapan dengan gerbang rumahku.

Tanpa aku sangka ada hal aneh yg saya lihat, sesosok makhluk besar kira-kira setinggi 2 meter, dengan badan yang hitam, mata merah bersinar dan rambut terurai berantakan. Sontak saya yang masih SD langsung bertanya pada ayahku yg  sedang berbincang dengan ibuku, “Pak, Ape to di bingas” (Pak, ada apa itu di depan pintu gerbang), namun saat ayahku menoleh ke gerbang, makhluk itu sudah lenyap.

Di sinilah awal dari semuanya, bayang-bayang makhluk tersebut tak pernah pergi dari pikiranku sampai sekarang ini pun aku masih ingat dengan cukup jelas bagaimana rupanya. Sepanjang hidupku mulai hari itu aku sering sekali bermimpi di uber makhluk tersebut yg berusaha menangkapku, namun tidak pernah sekali pun berhasil, dalam mimpi tersebut makhluk itu selalu gagal menemukanku saat aku bersembunyi di “Merajan” (pura yang ada di setiap pekarangan rumah di bali).

Saat aku mulai menjelang remaja aku mulai berusaha mencari tahu apa yg sebenarnya terjadi pada diriku ini. Ada beberapa informasi yg aku peroleh baik dari orang tua maupun tetua di sekitar tempat tinggalku, yg pertama adalah bahwa gang rumahku adalah “Pemargi” (jalan dalam dimensi lain yg memang sering di lewati makhluk gaib). ke 2, setelah bertanya kepada “Balian” (orang pintar versi di bali) saya di katakan “Melik” atau orang sekarang biasa menyebutnya seorang Indigo.

Saya memang mampu merasakan kehadiran “mereka” meski pun jarang dapat melihat rupanya, yg paling mencekam adalah saat saya yg sudah remaja suka keluar malam bersama sahabat-sahabatku utk bermain billiard. Saat itu kami sedang bertiga pulang sekitar jam 03.00 dini hari, saya yang berboncengan dengan sahabatku memacu motor. Sedangkan sahabatku yang satunya lagi mengendarai motor sendiri dengan perlahan.

Tujuan kami selanjutnya adalah pasar malam yg masih buka untuk mencari makan karena perut kami merasa sangat lapar, saya yg sudah jauh di depan memutuskan berhenti sejenak karena temanku sudah tak kelihatan di belakang, dan saat aku berhenti (tak ada orang satu pun disana) aku dan sahabatku yang satu motor bersamaku mendengar suara tawa yang sangat keras dan menggema.

tak ada satu pun orang disana, bulu kuduk saya merinding luar biasa, dan memustuskan untuk segera pergi. Sahabatku yg ada di belakang melihat kami memacu kendaraan, dan ikut mengejar kami, ia bertanya kenapa kami mengendarai motor dengan cepat sekali, saya jelaskan apa yang terjadi, namun ia bilang “jangan menunjukan rasa takut, nanti mereka senang gangguin kamu loh” dan betul saja.

Setelah selesai makan aku ke toilet utk buang air kecil disana, telingaku seperti di bisikan tawa kecil seperti tawa hantu kuntilanak “*hihihi” 3 kali suara tersebut terdengar jelas tapi aku beranikan diri (ingat nasehat sahabatku tadi). Kami pun akhirnya memutuskan utk pulang, meski aku merasa deg-degan karena harus berjalan di gang rumahku itu. Sekian ceritaku kali ini, sebenarnya ada lagi hal-hal gaib yg saya alami, namun akan ku ceritakan dalam ceritaku yang selanjutnya.

Cerita Misteri Mimpi Yang Membawa malapetaka

Cerita Misteri Mimpi Yang Membawa malapetaka – Hello, Kali ini dwi akan menulis cerita di era pemimpin negara 2004/2005. Waktu itu dwi masih duduk di SMP entah kelas berapa. Karena televisi di rumah dwi rusak dan belum ada gantinya, jadi dwi sering nonton TV ke tempat tetangga. Beberapa hari dwi sibuk entah sibuk ngapain, jadi tak pernah nonton TV.

Dan pagi hari itu, dwi lupa hari apa. Para ibu-ibu di daerah rumahku yg ada di Lampung Tengah (entah lampung lain) sedang geger dan sibuk diri sendiri sambil berwajah khawatir. Karena saya tak tahu alasan dan penyebabnya pun ikutan kumpul ke ibu-ibu sambil bertanya “ada apaan sih,kok pada geger nyari toge besar (toge dari kedelai)” ucapku keheranan.

Kemudian ibuku menjawab “barusan ada berita di TV, kalau bapak negara bermimpi bahwa ada kain putih yakni kain mori (kafan) yg sangat panjang terbang dan jatuh di daerah Lampung” papar ibuku. “Dan bapak negara mengimbau ibu-ibu beserta keluarganya utk makan sedikit di belakang pintu ruang tamu saat menjelang maghrib dengan sayur kates (sayur pepaya) di campur toge tidak pakai bumbu-bumbu, namun hanya di perbolehkan pakai garam dan merica” tambah ibu-ibu tetangga lain menjawabnya.

Dan berusaha mencari syarat yg akan di masak, terutama toge yg di pasar sudah terjual habis akibat berita tersebut. Saya pun terkejut mendengarnya, tapi entahlah itu urusan para ibu-ibu yg mau memasak, dwi kan mau segera berangkat ke sekolah. Singkat cerita, sore hari dwi amat kelaparan, karena biasanya saya sudah makan kalau ibu sdh selesai memasak. Tapi karena dari siang disuruh puasa bentar hingga menjelang maghrib, akhirnya saya menurut saja deh.

Pas adzan maghrib berkumandang, dwi, ibu dan adik saya berbuka alias makan bersama di belakang pintu depan yg di tutup. Bapak dan kakak tak ikut, karena kakak sedang tidak ada di rumah dan bapakku pergi ke masjid. Jadi cuma saya bertiga saja, di sela-sela makan dengan makanan yang beralas daun (entah daun pisang atau daun jati, saya lupa). Dwi berkata nyeletuk “kok rasanya aneh gini ya bu?”.

Ibu langsung menjawabku “*hust, sudah di makan saja, gak usah bnayak komentar apa-apa, rasanya enak gini kok” ucap ibu. Setelah habis tanpa boleh di sisakan, dwi pun bertanya lagi.

“Memang kenapa sih bu dengan mimpinya dan harus melakukan hal seperti ini?” tanyaku.

“Kalau mimpi kain kafan itu tandanya bahaya, dan sebagai penangkal dari mimpi tersebut pak presiden menyuruh membuat makanan ini” jawab ibu. Saya langsung mengangguk tanda bahwa saya sudah mengerti.

“Ini mah masih mendingan rasanya enak, dulu ibu sering makan sayur hanya dengan bumbu garam saja” kata ibuku menegurku. Aku pun terdiam dan berfikir apa maksud mimpi bapak negara tersebut? Sekian cerita dari daerah Lampung, terima kasih sudah membaca. Ini cerita fakta terjadi di era jabatan beliau, saya undur diri dan mohon maaf jika ada salah kata.

Cerita Misteri Kuburan Angker Seklatak

Cerita Misteri Kuburan Angker Seklatak – hello guys, ini lah cerita pamanku yang mengalami ini. Ok langsung ke topik cerita. Malam itu aku nonton TV dengan bapakku, saat itulah pamanku berkunjung dan memberitahu bahwa sapi milik mbahku terserang penyakit. Setelah mendengar kabar itu aku dan bapakku pergi ke rumah pamanku (mbah dan pamanku tinggal seatap rumah).

Sampai lah di kandang sapi, bapak memberitahu kalau sapi tersebut harus di suntik agar cepat pulih, pamanku lantas bergegas mengambil motor dan segera pergi menjemput dokter hewan. Awalnya ia lewat jalan yg dekat yakni lewat pertigaan pertama (karena kalau pertigaan kedua harus melalui kuburan yang sangat angker. Kalian bisa search kuburan itu di google, namanya kuburan seklatak).

Sesampainya di rumah dokter hewan, pamanku di beritahu kalau dokter tersebut masih menangani sapi warga sekitarnya, setelah itu baru bisa ke rumah pamanku. Pamanku lantas berjalan pulang dengan naik sepada motor fiz-r, sesampainya pertengahan jalan di pertigaan yang ke 2, “sebenarnya aku tak ingin belok, tapi rasanya tanganku seolah ada yang gerakan supaya aku lewat jalan tersebut”.

Jadinya pamanku melalui jalan tersebut dan sesampainya di depan kuburan seklatak tadi tiba-tiba langsung bulu kuduknya merinding dan saat itu juga muncul langsung kuntilanak di sertai wangi harum tepat berada  di depan motornya. Pamanku sontak kaget dan terjatuh di pinggir selokan ,pamanku langsung bangkit, kuntilanak tersebut mulai mendekat, pamanku membangunkan motornya dan langsung putar balik untuk melalui pertigaan 1 saja.

Sesampainya di rumah pamanku menceritakan hal tersebut dan seisi rumah terkejut dan bilang kalau jalan kuburan seklatak itu angker banget sejak dulu. Sekian cerita dariku.

Cerita Misteri Penghuni Gubuk Tua

Cerita Misteri Penghuni Gubuk Tua - Hay inilah ceritaku yang aku alami dengan temanku kemarin malam, langsung saja ke cerita. Kemarin malam adalah hari ke tujuh meninggalnya nenek saya (tepatnya kakak dari nenek saya), jadi hari itu diadakan selamatan utk mengenang tujuh hari meninggalnya nenek saya, yg akan diadakan ba’da isya. Waktu menunjukkan pukul 07.30 malam saya sekeluarga sudah mempersiapkan semuanya, singkat cerita selamatan sudah usai kira kira pukul 10:30 malam.

Aku di suruh untuk mengantar makanan utk keluarga yg tak ada wakil utk mengikuti selamatan (artinya dalam keluarganya cuma perempuan semua/tinggal sendiri), aku harus mengantar makanan ke enam rumah yg ada di kampungku, aku mengajak Haqi temanku utk menemaniku. Kami sudah mengantar makanan ke tiga rumah, ketika di rumah ke empat, kami mengetuk pintu dan beri salam “assalamualaikum” ternyata tak ada jawaban, ternyata ketika kami intip dari sebuah jendela, si pemilik rumah sedang shalat, jadi sambil menunggunya aku dan haqi cerita-cerita sebentar.

A: aku
H: haqi

H: dim yg  belum di antar makanan rumahnya siapa lagi?
A: ya tinggal dua rumah sih, rumahnya mbah c (nama samaran),dan rumahnya mbah s (nama samaran juga).
H: apa katamu, kita ke rumah mbah s, kamu tak takut apa lewat jalan yg susah dan lewat gubuk tua tersebut, apalagi di pinggir jalan sekitar gubuk tersebut kan cuma kebun-kebun.
A: sudah tak usah takut (sebenarnya aku juga takut *haha).
H: apa kata kamu dah.

Si pemilik rumah yg sudah kita ketuk tadi keluar dan kami serahkan makanan yang kami antar. selanjut itu kita langsung lanjut ke rumah mbah C. Sesudah itu ketika masih berada di depan rumah mbah C perasaanku langsung menjadi tak enak, aku hanya terdiam dan terus melanjutkan jalan. Ketika jalan aspal sudah mulai tak kelihatan aku mulai berjalan pelan karena jalan yg berbatu dan becek, perasaanku semakin nggak karuan, haqi terus menunduk hingga sampailah kita berdua tepat di depan gubuk tua tersebut, tiba tiba “*srek, srek” suara yg terdengar dari kebun tebu di belakang gubuk tua itu.

Lalu aku langsung menengok ke arah sumber suara itu, ternyata terlihat sebuah sosok yang besar sedang lari mengikuti kami berdua, temanku menyuruhku berjalan lebih kencang, tapi apa boleh buat karena jalan yg tidak mendukung kami, aku tidak meningkatkan kecepatan, sosok tersebut terus mengikuti kita, tapi setelah sampai di rumah mbah S yg kita tuju cuma berjarak sekitar 10 meter sosok yang mengikuti kita tadi menghilang.

Haqi turun dan mengetuk pintu dan sedangkan aku ingin putar balik, tapi secara tiba-tiba muncul lah sosok yang tadi berlari mengikuti aku dan haqi tadi tepat di depan mukaku, sontak aku terkejut dan berlari secepat-cepatnya menyusul haqi yg sedang mengetuk pintu, setelah makanannya kita serahkan, mbah S berpesan “hati-hati di perjalanan nggak usah ngebut kalau melihat ‘mereka’, dan ingat! Nggak usah tengok kanan kiri supaya mereka tak ngikutin kalian” aku hanya bisa mengangguk.

Setelah itu kami pulang dan sesampainya di rumah aku langsung bergegas tidur, sekian cerita dari saya, maaf kalau ceritanya gak begitu seram, tapi kalau yg mengalami kalian langusng, pasti kalian akan rasakan apa yang sedang ku rasakan saat itu juga.

Cerita Misteri Suara Siapa itu? “Jangan Disebut, Bila Tak Mau Diikuti”

Cerita Misteri Suara Siapa itu? “Jangan Disebut, Bila Tak Mau Diikuti” – Halo, aku M.Rizki biasa di panggil Rizki ini adalah ceritaku yang merupakan kisah nyata. Dari kesurupan saat bermain petak umpet, kejadian tersebut aku alami ketika pas aku umur sekitar 5 atau 6 tahun. Saat itu aku masih kelas 2, aku pulang sekolah ganti baju dan langusng main  keluar (gak usah makan). Nah aku pun lari ke taman siapa saja, ada teman-teman aku dan ternyata pas aku check ada.

Lalu aku pun ikut bergabung bermain dengan mereka, dan sekarang di tambah dengan salah satu temanku yakni bernama fitri, tapi sekarang ia sudah pindah entah kemana perginya aku lupa. Saat itu aku ikut bergabung bermain dengan mereka, dan aku kena jaga di taman, tapi karena ada perbaikan di lokasi taman, kami memutuskan untuk mencari tempat lain untuk bermain.

Singkat cerita kami pun akhirnya menemukan tempat yang sangat cocok untuk bermain, lalu kami lanjutkan kembali bermain kena jaganya. Singkat cerita kami merasa letih lalu karena aku bawa duit senilai 15 ribu, aku pun menjajani mereka minuman. Setelah selesai minum kami terus melanjutkan lagi permainan kami, namun sekarang kami bermain balap lari, aku yg jadi wasit, mereka pun berlari sesuai jalanan yg sudah di tentukan bersama, mereka berlari keliling dari tempat bermain hingga tempat bermain lagi.

Melalui jalan raya (tidak cukup besar namun ini hanya bisa dilewati dengan motor saja), melalui rumah-rumah dan taman dan kembali lagi, aku telah menentukan siapa yg menjadi juara pertama yaitu jali, kedua dan ketiga aku tidak ingat, nah selesai lomba lari semuanya pada letih tuh, nah disini cerita mulai seramnya teman-teman. Pas lagi pada keletihan aku pun mengajak temanku beristirahat duduk di depan gerbang rumah orang, kebetulan orangnya sedang pergi.

Kemudian aku mendengar suara orang sedang menyapu tapi aku abaikan saja, tapi lama-lama suara orang menyapu tersebut semakin berisik sehingga aku penasaran mencoba check dulu dan pas aku lihat tak ada siapa pun. Lalu aku mulai kepikiran yang tidak-tidak, tapi anehnya lagi teman-teman, temanku itu kayaknya tidak menyadari kalau ada yang sedang menyapu, lalu aku bertanya kepada teman-temanku.

Aku: hey, kalian dengar ada orang yang menyapu ga? (lalu diantara temanku yaitu toat menjawab).
Toat: dengar sih tapi siapa sih yg nyapu berisik banget?

Nah mulai teman-temanku pun juga pada kepikiran begitu, mereka pun bertanya kembali ke aku tapi aku jawab tidak ada yg menyapu loh! Sontak teman-temanku pun langsung kaget dan salah satu temanku yakni Jali (si anak indigo) melihatnya, dan tiba-tiba ia pengen pulang karena takut nanti ada kejadian yg tidak ingin di rasakan oleh dia. Sontak teman-temanku termasuk aku pun bertanya kepada dia.

Temanku: memang siapa yg nyapu jal?

Jali: kalau aku beritahu nanti dia langsung nengok dan nyamperin, kita pergi saja dulu yuk nanti aku ceritakan.

kemudian kami pun segera pergi dari situ, dan bertanya tapi salah satu diantara temanku sepertinya sudah tahu siapa itu, namanya ayu.

Ayu: mungkin dia ya jal?
Jali: iya (yang dimaksud jali adalah kuntilanak).
Temanku: hah yang betul?
Jali: iya.

Teman-temanku sontak langsung kaget dan segera pulang ke rumah masing-masing. Maaf kalau tidak begitu seram ceritanya, itu lah kisah nyata yang telah ku alami.

Cerita Misteri Bau Yang Misterius

Cerita Misteri Bau Yang Misterius – Rasa letih menyelimuti badan ku. Sejak pagi hingga menjelang malam pekerjaan belum kelar juga. Nama saya dwi, Cerita ini adalah cerita pengalamanku di tahun 2015 ketika dwi bekerja di pabrik nugget rumahan. Bukan niat hati ku mencari nafkah hingga larut malam begini. Tapi demi anakku, saya rela kerja lembur meski gajinya tdk kunjung naik-naik juga.

Mencari rezeki? Iya, itu adalah tugas saya sebelum aku berpisah dengan suamiku, aku yg menafkahi mereka hingga aku tinggal berdua dengan anak ku. Menjadi seorang single parent itu sangatlah tak mudah. Banyak godaan dari laki-laki hidung belang bahkan gunjingan, gosip, cemoohan, cemburu dr orang-orang syirik sudah kebal di telingaku. Ku hiraukan semua itu karena tujuanku hanyalah 1 yakni anakku.

Tugasku untuk membesarkannya dan menafkahinya hingga rela lembur demi anakku. Namun pengalaman ini malah membuat saya mengalami hal-hal mistis, horor bahkan misteri. Suatu ketika hari, seperti biasanya lembur, tapi bagi saya yang masih terbilang karyawan baru karena baru kerja 3 bulan disini sehingga saya di tempatkan bagian membuat bentuk nugget dan bagian packing. Memang tak sulit, tapi menjenuhkan jika dr pagi sampai malam.

Apalagi tumben sekali adonan belum selesai juga hingga maghrib pun datang. Saya di ruang cetak sendirian dalam kondisi kurang penerangan. Memang dalam kondisi seperti ini tak layak di sebut pabrik. Karena masalah pribadi dan tugas bagi saya berat, sehingga sering membuat saya sering melamun. Kadang teman kerja saya sering menggoda atau sekedar menghibur untuk aku terlihat tersenyum.

Namun jika teman saya di tugaskan di ruangan lain, saya sendirian disini, di belakang rumah yg di pagar tanpa atap/hanya dengan atap terpal, dan masih terlihat pepohonan di balik pagar tembok tersebut. Pohon pete yang berdomisili keangkerannya membuatku selalu memandangnya setiap saat. Ah demi menghilangkan pikiran serem, saya membelakangi pagar yang ada pohon pete tersebut. Ketika sedang asyik menyelesaikan adonan, tiba-tiba bulu kuduk ku merinding.

Seperti ada yang menemani saya malam ini. Aku hanya bisa berdoa dan berdzikir dalam hati sambil menoleh ke arah belakang. Tapi tak melihat apapun. Saya merasa dia duduk di atas pagar, tapi tetap saja saya berdoa. saya teringat kata temanku yg sering menggangguku ketika aku melamun. Ia  berkata “sudah-sudah jangan melamun terus, di bawa happy saja, kalau kamu sering melamun begitu malah mereka senang nungguin kamu disini” ujarnya.

Sontak mataku terbelalak dan membuyarkan lamunan saya. Dan di malam ini, saya teringat kata-kata tersebut, sehingga membuatku sedikit parno. Tiba-tiba saya mencium bau sesuatu, bau yang wangi, wangi sekali seperti parfum yang mahal. Kemudian diselingi bau asap rokok, aku kenal bau asap rokok tersebut. Baunya seperti rokok lintingan/rokok kakek-kakek zaman dahulu.

Saya kenal bau tersebut karena dulu sering melihat kakek ngerokok linting. Rasa penasaran bercampur merinding membuat saya menoleh ke kanan, kiri dan pun kebelakang. Tapi tak aku temukan asap maupun puntung rokok tersebut. Bahkan sejak tadi tak ada orang yang kebelakang, gumamku. Dan tidak ada jalan maupun gang untuk melalui di area sini, karena rumah antar warga amat dekat bahkan tidak ada jarak, hanya tembok yg sebagai pembatas.

Ketika sedang bingung mencari sumber bau, tiba-tiba temanku yg datang utk melihat pekerjaanku sekaligus melihatku. saya pun langsung bertanya pada dia, apakah ia merokok dan membuang puntung rokok di belakang. Tapi ia menjawab tidak, dan malah menakut-nakutiku. Sontak aku mengejarnya dan menarik tangannya utk menemaniku membersihkan meja.

Karena temanku terkenal jahil dan ia  juga yang bilang kalau ada yg mengikutiku saat aku melamun. Jadi ia akan ku korbankan utk menemaniku sampai selesai pekerjaanku di belakang. Hingga ia membahas bau yg aku tanya padanya. Tapi sejak temanku datang bau itu seketika menghilang bahkan tidak tercium kembali. Hingga kejadian ini berulang 2 kali, tapi mengapa hanya saya yang tahu? Mengapa teman-teman yg lain tak pernah di ganggu, bahkan mereka happy saja.

Ah apakah karena saya sering di belakang sendirian. Pengalaman horor saya di tempat kerja bukan ini saja, tapi masih ada kisah lain dan pernah di alami oleh karyawan baru juga. Lain hari akan saya sambung kembali. Sekian.

 

Cerita Misteri Tragedi Diruang Pasien Koma

Cerita Misteri Tragedi Diruang Pasien Koma – Saya hanya ingin bercerita tentang pengalaman yg benar-benar aneh. Saya tidak ingin Mengingat-ingatnya, tetapi sampai detik ini masih bergelayut di pikiranku. Jadi saya coba menceritakan ini biar kalian bisa juga memikirkan sebenarnya ini ada penjelasannya atau tidak. Mungkin diantara kalian adalah “dia”. Saya hanya meminta, biarkanlah saya sendirian.

Saya sebagai karyawan di sebuah rumah sakit. Selaku perawat saya lumayan senior karena sudah bekerja selama 20 tahun, dan juga sudah pernah masuk ke berbagai departemen, Seperti IGD sampai obgyn. Tetapi dari semua yang sudah saya tempati, saya merasa seperti menemukan tempat yg paling nyaman, yaitu di ruangan koma. Di ruangan koma merupakan tempat paling tenang. Hampir semua pasien di ruangan itu kalau bukan koma permanen (orang yang koma hingga akhir hayat hidupnya) / koma sementara. Biasanya yg koma sementara itu karena terjadi trauma pada otak. Pasien seperti itu akan bangun pada akhirnya.

Jadi peristiwa bermula di April lalu. Seorang pasien datang ke ruangan koma. Karena ini rumah sakit yang cukup besar, biasanya kami akan menerima pasien paling minimal satu dalam seminggu. Cuma pasien yg satu ini sangat bertingkah aneh. Kalau pasien yg lain biasanya dibawa oleh keluarga, ataupun dokter atau pihak berwajib, yang ini tidak. Ia hanya tiba-tiba muncul saja di salah satu ruang kosong.

Malam itu, ketika saya berjalan melewati sebuah ruangan yang seharusnya kosong, saya tiba-tiba melihat sudah ada satu pasien yg terbaring di situ. Tadinya saya mengira salah satu staf baru yg menempatkannya tanpa prosedur administrasi yg benar (soalnya kalau sesuai prosedur, pasti saya mengetahui ada kedatangan pasien baru). Saya melihat chart atau identifikasi pasien itu. Namun tidak ada apa-apa. Pakaiannya dia sendiri masih pakaian biasa.

Saya coba menghubungi dokter untuk tanya apa yg terjadi.

Kemudian dokter mencoba melakukan beberapa pemeriksaan, tetapi dokter tidak bisa memastikan apa penyebab koma. Sebenarnya bukan sesuatu yg aneh. Permasalah pada otak memang terkadang bisa sulit diidentifikasi. Kamipun menghubungi polisi utk mencocokkan dengan daftar orang hilang. Pria tersebut berkisar berusia 30, dengan bentuk badan normal, tidak ada tanda lahir atau poin lain yang bisa jadi tanda.

Saya mengambil gambar wajahnya dan mengirim ke pihak polisi dengan harapan mungkin bisa dicari asal-usul pria tersebut. Namun saya tdk banyak berharap, mengingat di luar itu pun masih banyak daftar orang yang hilang. Kami hanya bisa bersabar menunggu saja.

Kebijakan rumah sakit tdk bisa mengeluarkannya, walaupun kami tdk ada jaminan / orang penanggung jawab. Opsi kami hanyalah bersabar menunggu ada yg bisa mengidentifikasinya secepatnya.

Untuk kemudahan buat kami, kami menamainya “Joko”. Nama umum. Kondisi vital Joko normal. Ia bisa bernapas tanpa perlu alat bantu. Tetapi dr sistem tdk terdeteksi gelombang otak sama sekali. Kami pun memasang kateter dan infus ke Joko.

Selama beberapa hari kondisinya stabil. Namun, saya mulai menyadari ada yg aneh dengan Joko. Setiap kali saya berbalik arah sebentar saja, tiba-tiba saya melihat posisinya sudah sedikit berpindah. Itu hal yang tidak masuk akal. Saya pasti salah melihat. Orang dengan koma permanen tdk mungkin bisa bergeser sama sekali. Setelah beberapa hari kemudian, saya mencoba melakukan eksperimen kecil. Saya membuat garis kapur di sekitar bagian lengannya, sebelum pindah ke kamar pasien yang berikutnya. Pada saat saya kembali ke kamar koma Joko di hari itu, tdk hanya lengannya bergeser, bahkan kakinya pun sudah berpindah keluar dari ranjang.

Kata dokter setelah melakukan pemeriksaan, tidak ada yang menunjukan hasil yang aneh. Terkadang bisa saja muncul gerakan hentakan bahkan pada saat otak mengalami koma. Saya tidak pernah menemui kondisi seperti itu, tetapi saya coba berusaha percaya dengan dokter.

Namun kejadian tersebut masih bukan hal besar. Beberapa hari kemudian jauh lebih besar lagi. Pas saya waktu masuk, saya melihat kondisi Joko dlm keadaan sangat gawat. Lengannya terlipat ke atas, dgn pergelangan tangan melipat keluar. Lututnya terlipat ke arah yg tdk biasa. Dan kepalanya mutar ke belakang, sangat belakang bahkan saya lihat lehernya mungkin sedikit lagi akan terpelintir ke belakang. Reaksi pertama saya melihat kejadian seperti itu adalah berteriak.

Dalam waktu cepat, dokter langsung menghampiri dan mencoba meluruskannya kembali. Namun gagal. Otot-otonya terlalu tegang. Setiap tindakan usaha untuk meluruskannya bisa menyebabkan tulangnya patah. Dokter memperkirakan hal itu hanyalah salah satu gejala koma, dan kalau dibiarkan otot-otot tersebut akan merenggang kembali.

Beberapa hari kemudian setelah insiden badan berputar yang tidak normal itu, kali ini tdk kalah anehnya. Saat saya masuk ke kamar koma Joko, posisi pasien tersebut duduk tegak. Tangannya terangkat mengarah Menunjuk ke saya.

Saya langsung berlari keluar dan tidak berani masuk lagi. Perawat lain yg cowok  mencoba menenangkan saya, namun tetap gagal. Ia masuk ke ruangan dan keluar. “Tidak ada apa-apa,” imbuhnya.

“Apa maksudmu?” tanya ku masih gemetaran.

“Posisinya berbaring seperti normal. Dan saya lihat otot-otot Joko sudah lebih lemas dibanding hari sebelumnya.”

“Tak mungkin…” saya bergumam. Saya mencoba memberanikan diri dan masuk kamar Joko kembali. Memang, di situ kelihatan dia tidur dengan tenang. Apakah tadi saya salah lihat?

Karena kejadian-kejadian yang aneh, akhirnya pihak rumah sakit memutuskan utk memindahkan saya ke departemen anak-anak saja. Di sana saya tdk perlu lagi mengalami hal-hal yang aneh dengan Joko. Memang beberapa bulan saya jauh lebih baik, walaupun ingatan saya tentang pria tersebut masih tidak bisa hilang dari pikiran ini.

Beberapa hari lalu rekan lama yg bekerja di situ cerita kalau Joko sdh tidak di situ lagi. Bukan karena hal dia sudah siuman / dijemput keluarga. Ia tiba-tiba menghilang saja dari situ suatu hari. Semisterius pada saat ia datang. Dan sampai sekarang tdk diketahui siapa pria itu sebenernya. Atau apa tujuannya muncul di rumah sakit ini?

Cerita Misteri Manusia Tidak Langsung Mati Ketika Dipancung

Cerita Misteri Manusia Tidak Langsung Mati Ketika Dipancung – Berawal saya memiliki satu-satunya yang bernama Filo. Secara Fisik dia amatlah kurus sekali. itu disebabkan karena penyakit yang lama dideritanya. Secara penampilan ia pun terlihat acak-acakan.

Dia tak pernah sekolah, tetapi ia sangat pintar, Walaupun saya saat ini sudah SMA, Namun ia terkadang tahu lebih banyak hal-hal dari pada saya, padahal ia mengaku pendidikan terakhir  dia adalah SMP kelas 2. Saya akui ia amat pintar, tetapi di sisi lain, saya pun melihat dia sangat eksentrik, jika tidak bisa disebut psikopat

ia suka membedah binatang untuk mengamati organ-organnya. Terkadang mencoba memotong bagian-bagian binatang tersebut, hanya untuk melihat mereka bisa bertahan hidup berapa lama. Akhir-akhir ini saya melihat dia suka memenggal kepala tikus. Saya tidak tahu bagaimana ia berhasil menangkap tikus-tikus itu. Tapi yg pasti di rumahnya banyak sekali tikus-tikus got yang biasa kita sering jumpai.

“Terkadang binatang itu masih bertahan hidup beberapa saat setelah kepalanya dipenggal. Itu bisa dilihat dr gerakan mata atau wajahnya.”

Saya hanya mengangguk mendengarkan penjelasannya sambil membaca buku. Kalau saya hobi baca buku, itu sebabnya saya sering datang ke rumah dia. Tempat tinggalnya hanya dia seorang. Ia tidak punya saudara ataupun orang tua, hidupnya sebatang kara.

Tetapi rumah dari warisan dari orang tuanya ditambah uang yang diinvestasikan, membuat dia masih tetap bisa bertahan hidup sampai saat ini.

“Dan akhir-akhir ini saya lebih fokus ke manusia,” imbuhnya sambil tersenyum.

“Maksudnya?” cetus saya sambil meletakkan buku.

“Menurut kamu, apakah manusia masih sadar ketika kepalanya dipancung?”

“Saya merasa dia seketika akan mati… Benar begitukah?” tanya saya ragu.

Filo semenjak SMP kelas dua sudah tak pernah ke sekolah lagi. Penyakit yang iya derita membuat dia sensitif terhadap sinar cahaya matahari. Itulah sebabnya dia selalu di rumah. Maka itu juga mengapa dia tidak punya teman. Saya rasa, mungkin saya satu-satunya teman yang dia miliki. Dan saya pikir gara-gara sendirian terlalu lama, itu yang membuat ia eksentrik. Atau agak psycho.

“Tidak. Kamu tahu abad 18an hukuman pancung adalah hukuman yg paling umum. Mereka menggunakan guillotine utk memenggal secara cepat dan akurat. Dan berdasarkan beberapa catatan ada yg sangat menarik.”

“Menarik bagaimana?” tanyaku

“Contohnya,” kata Filo sambil menunjukkan saya sebuah halaman buku  yg sudah menguning menunjukkan perempuan digiring ke guillotine, “Charlotte Corday, pembunuh jurnalis radikal Jean-Paul Marat.”

“Massa begitu emosi, karena Jean-Paul Marat, begitu dipuja masyarakat. Bahkan begitu dipenggal, sang algojo mengangkat kepala wanita dan kemudian menamparnya. Menurut saksi mata, bola mata Charlotte mengarah ke algojo dan raut wajahnya berubah menjadi terlihat amat marah.”

“Waah..” responku

“Kemudian ada cerita lain mengenai dokter Perancis, Dr. Gabriel Beaurieux. Tahun 1905 ia melakukan eksperimen ke seorang narapidana. Tepat setelah dipancung, sang dokter memanggil nama narapidana itu, matanya terbuka.”

“menyeramkan sekali, kalau ternyata manusia masih sadar ketika kepalanya sudah lepas dari badannya…” imbuh saya merinding membayangkan rasa sakitnya.

“Dan hal ini membuat saya penasaran setengah mati sudah lama. Apa yang dia rasakan orang tersebut di ambang kematian. Apakah ia melihat malaikat? Apakah ia juga merasakan sakit?”

“Saya rasa hal itu kita tidak akan pernah tahu haha…” ujar saya

“Tak masalah. Saya yang akan mencobanya.”

“Mencoba gimana?” tanya saya bingung.

“Saya akan mencoba memenggal diri saya sendiri. Kamu nanti cobalah bertanya pertanyaan ke saya.”

“Jangan gila kamu! Kamu mau mati?” tanya saya. Saya tahu Filo sedang serius. Sudahku bilang, ia eksentrik.

“Ini adalah kesempatan terakhir saya.”

“Kamu lebih baik bisa baca buku saja, googling di Internet, atau lainnya. Buat apa bunuh diri, hanya sekedar pengen tahu? Dosa itu.. Dosa!!”

“Frans. Sejujurnya hidupku tak akan lama lagi. Penyakitku yang saya derita semakin hari sudah semakin parah. Dokter memvonis kemungkinan saya hanya bisa melewati tahun depan, sudah sangat minim.”

Saya sebenarnya tak ingin mengungkitnya, tetapi saya memang bisa melihat dari fisik Filo yang semakin hari semakin kurus. Sudah seperti tulang yang berselimut kulit saja. Kita berdua sudah tahu dari awal. Hidupnya tak akan lama.

“Jangan gila Filo.. Kamu harusnya bisa memanfaatkan sisa hidup untuk hal lebih berarti…”

“Tolonglah aku. Sebetulnya saya sudah membuat guillotine ku sendiri.”

ia mengajak saya ke kamarnya. Dan di sana memang sudah ada sebuah guillotin mini yang dibuatnya sendiri. Bulu kudukku berdiri.

“Guillotine tersebut sudah saya uji dan mampu memotong kayu secara cepat. Leherku yang tidak berdaging ini, pasti akan jauh lebih gampang.” jelas Filo.

“Hentikan…” tegas saya

“Jadi saat saya sudah dipancung kamu tanya pertanyaan ya atau tidak. Saya akan jawab dengan kedipan. Satu kedipan tandanya ‘ya’, dua kedipan berarti ‘tidak’.”

“Sudah akhiri dengan kegilaan ini,” saya berpaling dan berjalan keluar kamar. Saya ingin segera pulang. Saya tidak kuat melihat hal ini.

“Tolonglah permintaan terakhir orang yang sekarat ini.” ujar dia

Saya terdiam. Saya tidak menoleh dan merespon dia.

“Walaupun kamu berjalan pulang, saya tetap akan memenggal pala saya. Tetapi saya akan mati sendirian. Demi temanmu yg akan mati ini, mohon penuhi permintaannya terakhir….” ujar Filo menangis.

Ini bener-bener gila. Saya berjalan keluar, dan sedetik kemudian,

ZAAAAM!!!!!

Reflekku menoleh ke belakang. Kepala Filo sudah terjatuh ke lantai. Darah merah membasahi lantai. Saya meneriaki namanya. Tetapi saya tahu itu hal yang percuma. Dia tidak mungkin hidup, saya berlari dan melihatnya.

Kacau bingung, apa yang harus saya perbuat? Di tengah kekacauan, saya melihat bola matanya bergerak ke arahku. Mata kami saling bertumbukan…

Ia masih hidup, gumamku dalam hati.

“Kamu masih sadar??” tanyaku, ragu.

Satu kedipan, respon dia.

“Ya ampun. Apakah kamu merasa kesakitan?” tanyaku menahan tangis. Perasaan saya sangat kacau sekali.

Dua kedipan, respon dia.

Saya bingung harus bertanya apa lagi. Tetapi sesuai keinginannya terakhirnya saya pun bertanya pertanyaan dia lagi.

“Apakah kamu melihat malaikat?” tanya ku

Dua kedipan, respon dia.

Ada melihat cahaya putih?”tanya ku

Kembali dua kedipan, respon dia.

“A..apa kamu merasa takut saat ini?” tanya ku lagi

Dua kedipan, respon dia.

Saya bingung ingin bertanya apa lagi ke dia, Saya tidak siap. Dan disaat itu saya melihat Filo kedip lagi, kali ini ia tiga kali. Saya tidak mengerti. Setelah itu, matanya tidak terbuka lagi. Saya memanggil namanya beberapa kali, tetapi tidak ada respon dari dia.

Saya berlari keluar, mencari bantuan kesana kemari.

Akhirnya temanku Filo dimakamkan secara sederhana. Saya mengalami trauma amat mendalam dan sering mengalami mimpi buruk. Belakangan mengikuti terapi dari psikiater. Saya menjadi percaya, manusia memang masih sadar setelah dipancung kepalanya. Kurang lebih selama 20an detik malah. Tetapi satu hal yang masih membuat saya penasaran sampai saat ini. Apa arti tiga kedipan terakhir dari Filo??

Cerita Misteri Saudara Sepupuku

Cerita Misteri Saudara Sepupuku – Saya sudah lama tak bertemu dengan saudara sepupuku. Sejujurnya saya amatlah dekat dengan saudara sepupuku. Biasanya saya selalu bermain bareng dan bercerita bersama. Karena hari sabtu ini sedang luang, saya memutuskan untuk pergi ketempat saudaraku itu.

Saya tiba di rumah jam 7, sehabis makan malam. Di luar rumah amatlah sepi, saya berjalan melalui perkarangan kecil rumah tante, dan mengetuk pintu rumahnya beberapa saat. Tapi tak ada yang merespon atau membukakan pintu tersebut. Mungkin mereka sekeluarga sedang keluar rumah. Saya menertawakan diri saya dalam hati, seharusnya saya menghubungi dia dulu sebelum saya datang kerumahnya.

Pada saat berbalik, ada suara kecil samar-samar dari balik pintu. Kalau saya tidak salah mendengarnya, ia bilang “masuk saja.” itu suara tante. Mungkin tante sedang sibuk membuat kue atau apalah yang sehingga tidak bisa membukakan pintu. Jadi ya sudah saya masuk dan sambil mengucapkan salam.

Saat masuk saya mengira akan bertemu tante yang sedang membuat kue atau apalah di dapur. Tapi ternyata di dalam kosong. Ruang tamu dan dapurpun kosong tak ada seorangpun. Agak bingung juga, saya mencoba memanggil tante beberapa kali tapi tak ada sahutan. Mungkin dia sibuk, pikir saya dalam hati. Akhirnya saya duduk di kursi ruang tamu dan menyalakan TV.

Dari semasa kecil saya sudah sering berkunjung ke rumah tante, karena sering bermain bersama saudara sepupuku. Karena sudah terbiasa, jadi keluarga tante pun sudah menganggap hal biasa kalau saya berkunjung. Bagaimana tidak dekat, saya bahkan punya gelas dan sikat gigi di rumah tante. Jadi yah tidak ada acara suguh-suguh minuman atau makanan kecil, atau sebagainya. Dan saya juga kadang dengan anggun tunggu di sofa nonton TV.

ketika nonton,  tante memanggil dari belakang, “Cari Irin yah? tidak tahu apakah malam ini ia bisa kembali atau tidak.”

Saya berbalik muka dan melihat tante. Sepertinya tante kelihatan amat pucat dan letih. “Iya, tante sedang sakit?”

Jadi agak merasa bersalah juga, datang ganggu.

“Tidak kok, Nanti jangan balik pulang rumah yah, ini sudah larut malam. Kalau sudah ngantuk, istirahat saja di kamar Irin yah. Tante mau tidur dulu yah.”

“Oke Tante.”

Saya berbalik dan kembali menonton TV, saat film habis, saya lihat jam di dinding sudah pukul 11. Berhubung saudara sepupuku masih belum juga balik. Saya mengakhirnya naik ke lantai atas, saya biasanya tidur bersama dengan saudaraku kalau datang ke rumah tante. Dan kita biasanya curhat macam-macam. Tapi karena sekarang sudah merasa ngantuk berat, akhirnya saya gosok gigi, lalau langsung istirahat di kasurnya.

Tengah malam entah saya lupa jam berapa, tiba-tiba merasa ada yang menyelinap masuk kedalam selimut saya. Dalam keadaan setengah sadar dan padangan masih belum sepenuhnya terbuka saya mengenali itu saudara sepupuku.

“Kok baru pulang sekarang?”

“Tadi ada sedikit masalah di jalan”

Karena masih terlalu ngantuk, saya kembali tertidur”

Keesok paginya, sekitar jam 6 saya terbangun dari tidur saya. Kondisi kasur sudah tidak ada orang. “kemana dia? pagi-pagi sudah tidak ada di kasur?,” Tutur saya dalam hati. Saya turun ke lantai bawah, tetapi kosong. Tidak ada siapa pun, biasanya tante atau om pasti sudah di ruang tamu pada di hari minggu pagi begini. PAda kemana ya? tanya saya dalam hati.

Tak alam telpon berbunyi, mama saya.

“kamu dimana?”

“Masih di rumah tante.” mama sudah tahu, soalnya saya kemarin sudah pamit sebelum datang.

“Sekarang kamu pulang dulu.”

“eh? tapi rumah kosong, saya belum pamit dengan yang lainnya”

“Tadi kami baru saja mendapat kabar, tante dan om kamu kemarin mengalami musibah kecelakaan di jalan kemarin sore, pada jam 6an. Pas belokan, rem mobil blong, akibatnya mobil tabrakan dengan pembatas dan jatuh ke jurang. Mereka berdua sudah meninggal. Saudara sepupumu juga berada di dalam mobil tersebut. Ia kondisinya sampai tenggah malam tadi kritis, akhirnya juga tak tertolong”

Saya kaget, Memproses apa yang diomongkan mama barusan. Pasti mama ada yang salah. Ada yang tidak pas.

“Pokoknya segera pulang ke rumah sekarang, kita harus bantu urus keluarganya”