Cerita Pengalamanku Bersama Penunggu Di Pabrik Jawa Barat
Mbahjitu – Penunggu Di Pabrik Jawa Barat Kejadian ini di mulai saat tahun 2011.Saat itu saya di ajak untuk kerja sama bersama tim dari konusltan perancang dan pengawas untuk mengatifkan sebuah pabrik yang sudah lama sekali sudah tidak beroperasi. Lumayan besar dan luas di daerah Jawa barat.
Untuk mempersingkat cerita saya sudah mulai akrif ngantor di salah satu bangunan utama pabrik tersebut yang selama ini cuman di gunakan untuk bagaian admin keurangan marketing
Sebagai salah satu konsultan, saya bertugas untuk membuat studi analisa kondisi eksisting pabrik serta mendamping owener untuk menjelaskan secara detail setiap bagian eksisting dan apa yang kita lakukan untuk setiap areanya
Beberapa bulan setelah saya sudah kelar bekerja, ada rencana kunjungan owner Amerika ke parbrik tersebut. Pihak dari manajemen rapat untuk memutuskan rencana detail kunjungan tersebut. Ada rapat yang dilakukan oleh beberapa direktur dan konsultan untuk membahas seputaran gedung pabrik yang akan di mulai dari jam 4 sore dan selesai menjelang magrib. Dari rapat tersebut telah menyepakati area mana yang bisa di kunjungi dan juga jalur mana saja yang sudah bisa di lewati.
Selesai dari perjumpaan meeting dan diputuskanlah untuk segera dibuat tanda oanah mengarah jalur kunjungan serta tanda sukang untuk area pemberhentian Alatnya pakai lakban hitam dan gunting sudah disiapkan oleh kantor. Namun permasalaannya saat ini adalah pangkatnya paling rendah di meeting itu adalah saya, yang lain semuanya direktur. Sementara petugas Cleaning service sudah pulang dan Security juga posisinya beada di pos jaga depan.. So tugas saya lah yang harus pasang tanda penunjuk arah melalui tiap gedung.
NamNamanya juga pabrik yang sudah lama 7 tahun tidak berproduksi, lampu yang nyala hanya cuman bagian diluarnya saja, lampu yang di dalam semua pada mati. saya hanya bermodalkan menggunakan hp nodia senter yang ada lampunya yang sangat remang-remang.
Dan pemasangan tanda pun dimulai. Dari arah kantor ke ruang produksi. Ke Pada gedung pertama yang bagian dinding atasnya itu masih ada kaca yang sangat lebar, semua lancar dan aman saya pun melanjutkan mengerjakan yang lain.Kemudian berlanjut ke bagian gedung Area yang areanya tertutup karena bertekanan udara positif, tidak ada celah untuk cahay dan udara kecuali pintu yang menuju keluar.
konon katanya gedung kali ini memang sudah terkenal dengan angkernya, tapi saya belum pernah masuk kedalam pada malam hari dan sendiri pula. Saat ingin memasuki me area aula gedung, pada saat membuka pintu dan terjadilah tanda-tanda, suasana kelam menghampiri kala itu. Saya coba untuk tidak menganggapinya, pikir dalam hati ah itu palingan cuman begini doang.
Setelah memasang satu tanda panah yang berdekatan di lantai dekat pintu masuk, saya mulai berjalan ke area yang dalam. Bermodalkan lampu senter yang remang-remang saya memberanikan disi untuk memasuki ruangan itu . dan tak sengaja aku langsung melihat dari ekor mata ada sesuatu yang bergerak-gerak persis di dinding bagian atas. Ada pipa yang ukurannya cukup besar dengan posisinya dipasang 5m dari permukaan lantai. Tinggi dinding pabrik sekitar 8 m.
Reflek saya melihat ke atas. Astaga, sudah ada beberapa mbak kunti yang duduk tepat di atas pipa sedang melihat aku sambil senyum. Sialnya, aku melihat mungkin ada 10 atau 12 mbak kunti . Lalu Terpaksa saya harus lewati tanda pengarah tersebut sambil mengatakan ijin lewat.
Setelah selesai memasang pada area yang ada mbak kuntinya, akhirnya saja melanjutkan jalan lagi ke arah tengah dimana bagian ini berada tepat di bawah bordes. Bordes merupakan lantai-lantai yang terbuat dari plat besi. Masih gelap dan saya sangat berkeringat…
ketika saat pasang tanda di bawah bordes anehnya tidak ada sama sekali peristiwa aneh. Masalahnya muncul ketika Selangkah demi selangkah saya maju ke tanda panah yang saya pasang. Saya melihat ada gumpalan rambut yang gimbal memutih di lantai. Saya lihat pakai senter, ternyata rambut itu naik ke arah lantai 2.
Pada saat itu saya langsung mengarahkan senter hp ke lantai dua, ternyata rambut gimpal berwarna putih yang berceceran di lantai itu merupakan jenggotnya kakek-kakek yang berdiri di lantaio 2 Dia Sambil melihat saya, dan bersama mbak kunti seperti mengidekan seusatu seakan meminta restu oleh kakek itu itu.
Angguk-mengangguk, secara samar samar ada warna merah berwarna merah tepat berada di belakang kakek itu berdiri. Aku lihat dengan jelas,Asftaga ternyata itu kedua mata dari makhluk besar yang tinggi sampe mentok ke atap yang tinggi.
Perjalanan tetap harus saya lakukan, saya mengatakan permisi ke mereka dan melanjutkan ke tanda pada bagian belakangnya. area kali ini ada dua bagian yang dimana dibatasi oleh tirai yang menggunakan pelastik tebak untuk industri. Plastiknya berbentuk verikal dengan lebar masing-masing 20 cm.
Seharusnya sudah aman, demikian dalam harii saya karena sudah melewati sang penguasa bangunan itu. Sesaat saya memasang tanda panah di tempat tersebut, telihat dengan jelas plastiknya bergerak-gerak. Mampus, apalagi ini ya…
Setelah selesai memasang tenda, saya harus melwati tirai yang mengarah pintu keluar. Dan ketika saya berjalan melewatu samping tiai itu, saya merasa lihati. Karena rasa penasaran aku memberanikan diri untuk melihat ke arah tirai. Ternyata ada 6 atau 8 pocong yang sudah standby berdiri tepat disana, namun keluar dari ruangan di seberang tirainya.
Setelah akhirnya aku keluar dari bagian itu dan melanjutkan ke unit lainnya, saat itu aku hanya berfikir mungkin sekarang sudah namun naas teryata saya di kejar 3 turul yang berlarian mengitari saya. Kali ini tuyulnya sangat berbeda, mereka berbau amis, badannya penuh daki dan kukunya sangat panjang
Tapi selepas gedung selesai, suasana kembali normal meskipun tetap remang-remang.
Itu adalah kisah awalku ketemu Penunggu Di Pabrik Jawa Barat
Sumber : Quora.com