Cerita Misteri Mbah Sarung Pencari Tumbal -Â Beberapa hari belakangan ini kerap beredar isu Mbah Sarung di Medan sekitarnya. Meskipun banyak orang yang tidak percaya, kabar ini tetap terus bermunculan dan menghebihkan warga sekitar.
Isu yang tidak jelas dari mana sumbernya itu kurang lebih mengingatkan supaya warga selalu berhati-hati dengan keberadaan mbah penjual sarung yang biasanya berkunjung ke setiap-tiap rumah warga pada dinihari, sore dan selepas magrib. sosok misterius itu menjual sarungnya Rp 5.000, dan ada pula yang menyebut Rp 10.000.
Jika sarungnya tidak dibeli, si kakek akan menangis layaknya bayi. Namun, kalau sarungnya dibeli dan disentuh, si pembeli tersebut akan meninggal. Disebutkan pula bahwa yg dijual itu sebenarnya bukanlah sarung melainkan sebuah kain kafan bekas sebagai bahan pesugihan.
Beredar pula kabar bahwa korban mbah Sarung ini telah banyak berjatuhan, seperti di Diski, Binjai, Tandem, dan Sunggal. Bahkan ada yg menyebut pembantu dosen dan mahasiswa USU turut menjadi korbannya. Namun, masih belum satu pun kabar ini terbukti.
Bak pesan berantai, kabar mengenai mbah sarung pencabut nyawa ini beredar luas dari mulut ke mulut. “Tadi di sekolah ada yg bilang ketemu orang yang sudah berumur cukup tua mau jual sarung. Katanya kita mau dijadikan tumbalnya kalau kita beli sarungnya,†cerita Dara, Rizkia siswa SMP swasta di Medan Denai.
Kabar tersebut juga beredar luas melalui media sosial, seperti BBM. Warga yg mendapatkan kabar itu pun langsung berbagi pengalamannya.
“Aku memang pernah dihampiri seorang yang sudah cukup tua naik sepeda sama anak kecil di rumah kami. Dia mau jual sarung bermotif kotak-kotak warna krem, sudah cukup kumal. Kukasih duit sedekah saja, sarungnya tidak kuambil. Kalau ditanya percaya atau tidaknya, kita tidak tahu kebenarannya, tapi hal- hal gaib kan memang harus patut kita percaya,†ucap Bahri, seorang pegawai swasta di Tembung.
Seorang warga Perumnas Simalingkar, Dedi Ginting, juga berbagi cerita kalau istrinya mengaku bertemu dgn mbah-mbah menjual sarung kumal sambil mendorong sebuah sepeda. Tapi sang istri hanya memberi Rp 2.000 sebagai sedekah.
“Kata istriku, kejadiannya telah lama. Aku pun tahu isu mbah sarung dari istriku yang mendengar di kantornya. Aku tidak percaya isu ini. Tadi banyak keluarga dan tetangga yg bertanya, aku suruh tetap jangan percaya, karena korbannya tak terbukti,†katanya.