Keberadaan benda pusaka masa Majapahit memang tergolong amat penting untuk seseorang. Tak heran bila kala itu profesi pandai besi yang sering disebut dengan nama Mpu amat banyak dijumpai di berbagai daerah. Hal istimewa yang mungkin tak bakal kita jumpai dalam pembuatan sebuah senjata kala ini ialah lelaku dan ritual yang dilakukan oleh para Mpu. Konon di masa lalu seorang Mpu biasa melakukan pertapaan juga puasa sebagai ritual batin guna menciptakan pusaka sakti. Beberapa senjata pusaka peninggalan Majapahit hingga saat ini masih bisa kita ketahui jenisnya melalui berbagai sumber yang ada.
Bentuk Keris condong campur
Benda pusaka yang atu ini memang cukup terkenal lewat berbagai tarikh dan legenda mengenai kerajaan Majapahit. Tidak banyak yang mengetahui bahwa adalah salah satu pusaka pianderl kerajaan Majapahit ini sebagai karya dari ratusan Mpu yang ada waktu itu.
Menurut cerita keris yang juga dikenal sebagai sebutan Kyai Condong Campur ini dibuat dengan melibatkan puluhan bahkan juga ratusan Mpu kondang pada masa tersebut. Tak cuma sampai disitu bahan utama dari pembuatannya pun juga bisa dari berbagai daerah. Tak berlebihan pun banyak orang mengakui kesaktian dari pusaka warisan kerajaan Majapahit ini.
tapi sayangnya dibalik kesaktian dan kehebatan pada Kyai Condong Campur ini terdapat sebuah aura negatif yang bakal mempengaruhi sang pemegang pusaka. Percaya tidak percaya begitulah kisahnya.
Tombak Pataka Dwija Naga Nareswara
Pusaka yang satu ini sebenarnya sudah ada sebelum kemunculan sang kerajaan Majapahit di Nusantara, beberapa sumber menyatakan jika Tombak Pataka merupakan sebuah benda pusaka masa Majapahit yang didapatkan dari sebuah warisan kerajaan singasari. Dalam sejarahnya benda ini merupakan sebagai pusaka yang cuku[ diperebutkan oleh Singasari dan Gelang Gelang.
Benda Pusaka Peninggalan Majapahit
Keberhasilan para senopati Singasari dalam merebut kembali sebuah tombak pataka yang sudah jatuh ke tangan Gelang Gelang menjadikan pusaka tersebut berhasil diwariskan pada kerajaan Majapahit sebagai bukti merupakan seorang pewaris tahta kerajaan Singasari yang sebenarnya. Beberapa sejarawan pun meyakini bahwa di ujung tombak tersebut Kerajaan Majapahit pertama kali nya pengibaran bendera kerajaan dilakukan.
Keris Tamung sari
Keris sakti yang telah diduga kuat merupakan satu benda pusaka peninggalan Majapahit berikutnya ialah Keris Tamung Sari. Nama dari keris ini diambil dari nama pemiliknya yakni adalah seorang hulubalang dari kerajaan Majapahit.
Keris Tamung Sari ini benar-benar teruji khasiatnya yang mana sang pemilik tengah berduel dengan seorang hulubalang yang berasal dari kerajaan Malaka. Diriwayatkan pada saat itu Tamung Sari tidak terluka sedikitpun kala mendapat serangan dan tikaman dari senjata milik hulubalang Malaka.
Singkat cerita pasukan dari Malaka mengetahui bahwasanya kekebalan Tamung Sari berasal dari pusaka yang sudah dipegangnya, maka dari itu sang hulubalang mencoba untuk merampas keris kyai tamung sari dari tangan pemilik.
Dugaan mereka tentang kehebatan dari pusaka tersebut rupanya benar, tak lama dari terlepasnya Kyai Tamung Sari dari tangan sang pemiliknya Hulubalang Majapahit itu kemudian tewas tertikam oleh kerisnya sendiri.
Ketiga pusaka di atas merupakan beberapa dari segitu banyak benda pusaka masa Majapahit yang sampai kini masih amat diagungkan kesaktian dan khasiatnya.