Misteri Botol Pembawa Petaka

Botol Pembawa Petaka -  Hari ini yakni hari paling paling menjengkelkan sebab hujan turun setiap pagi sampai sore, dan membuatku duduk sampai termenung meratapi setiap tetes hujan. perkenalkan aku Rika biasa dipanggil rika , aku merupakan anak kecil yang berumur 10 tahun, saat aku sudah kelas 6. seperti biasa sekolah di liburkan sebab sebentar lagi akan akhir tahun, anak-anak di sekolahku memang gembira sebab mereka pasti bakal berlibur ke kampung halaman mereka masing-masing kecuali aku.

Orang tuaku terbilang orang yang amat kaya namun mereka tak pernah tidak sibuk. Ibuku adalah seorang manajer di perusahaan yang terkenal dan ayahku yakni seorang direktur di perusahaan terkenal juga, hal tersebut membuat orang tua kekurangan waktu buat bermain denganku bahkan liburan saja pun tak bisa. Di rumah ini cuma ada aku dan Bibi pembantuku yang sudah ku anggap keluarga ku sendiri.

Bibi sangat sayang denganku, Bibi juga mepunyai seorang anak namun ia sudah besar dan berkeluarga sedangkan suaminya telah meninggal 4 tahun yang lalu dan dia cuma hidup sendiri. Hari itu aku minta ijin pada Bi Ipah sebab teman-temanku mengajakku bermain bersama, meski di luar masih gerimis kecil, sebelumnya Bibi sudah sempat melarang tapi karena aku memaksa mau tak mau di ijinkan.

Rencananya ku bakal bermain di rumah tesa temanku, oh iya aku punya teman-teman yang bernama tesa Dimas, andi, Difa, Shinta, Inar, Tina, Manda, Dini, dan mita, mereka ini teman-temanku semua lebih jelasnya “best friends” yah. Rencananya di hari ini bermain di pinggir kolam ikan dan juga kolam renang sekalian berenang, bahkan kami semua telah bersiap dengan baju renang kami.

Kita bakal bermain dan juga berperang di dalam kolam, buat info semua rumah di komplek ini tentu memiliki kolam renang yang luas sebab ini komplek ternama, bahkan sekolah kami banyak sekali kolamnya sebab untuk di jadikan tempat latihan ekskul renang. Waktu bermain mita menjadi wasit karena ia yang mempunyai rumah, kami semua di bagi menjadi 2 kelompok, kelompok A aku, Dimas, Manda, mita,dan Inar, sedangkan kelompok B andi, Tina, Difa, Dini, dan Shinta.

“3, 2, dan 1 mulai” teriak Nisa tanda memulai permainan ini. tak sengaja aku menginjak sesuatu sehingga kakiku terluka sampai berdarah dan aku musti naik ke atas untuk mengobati. Aku berjalan dengan kaki kiriku pincang dan yang menggantikanku adalah tesa dan aku menjadi wasit sebelum permainan dimulai. Dimas mencari sesuatu penyebab kakiku berdarah, dan ia juga menemukan sebuah botol kaca dengan ujung yang sedikit tajam dan kemungkinan itulah penyebabnya.

“Rik, ini kayaknya penyebabnya loh” ucap Dimas “Iyakah, mana sih coba sini coba ku lihat. Tuh permainannya sudah mulai” kataku. selesai bermain di rumah aku penasaran dengan botol itu Setelah ku buka tutupnya tiba-tiba saja ada sesosok makhluk keluar dengan wajah menyeramkan dan juga membawa sebuah trisula tajam, seketika aku langsung di tusuknya dengan trisula itu dan aku mati. Semua keluargaku tidak tahu jasadku sebab belum di temukan hingga sekarang.

Botol Pembawa Petaka Jasadku sampai kini masih saja tidak ditemukan. Sampai polisi yang mengidentifikasi harus menutup masalah ini, ibuku amat terpukul sebab aku anak kesayangannya, kakakku juga sangat terpukul sebab aku juga sudah menjadi adik kesayangannya.

Bahkan kakakku dari ku itu sampai tidak masuk sekolah sebab demam. Ayahku pun ijin kerja selama 2 minggu untuk menenangkan ibuku yang kala itu terpukul. Bibi pun juga sangat syok sekali sebab yang di rumah itu cuma aku dan dia, sedangkan aku tiba di suatu tempat yang aneh, bahkan kala berjalan di sana aku di ikuti sesosok makhluk yang amat besar.

Ia terus mengikutiku kemana saja pergi. Orang-orang di sana amat aneh sebab mereka menatapku seperti orang yang mengenalku, padahal aku tak kenal mereka semua. Sampailah aku ke tujuan yang ternyata adalah sebuah istana setan yang megah, di sana aku di tahan bagaikan tahanan lembaga pemasyarakatan aku juga di tanyakan pertanyaan aneh seperti contoh apa kau sudah belajar? dan lain-lain sebagainya.

Di sana aku cuma bisa menangis sejadi-jadinya tapi tangisanku di biarkan. 2 jam sudah berlalu aku di bebaskan, aku pun senang lalu sesudah itu aku di bawa pulang dan aku kini hidup kembali, sekarang aku di temukan di dalam kamarku sendiri. sesudah kejadian itu aku hidup aman tenteram. Misteri Botol Pembawa Petaka